Drama Korea dengan genre hukum memang memiliki daya tariknya tersendiri. Kasus-kasus yang disajikan dalam drama kerap membuat penonton ikut berpikir dan penasaran dengan kelanjutannya. Utamanya dengan teka-teki seputar kronologi kasus dan juga kebenaran dibalik bukti yang terkadang dimanipulasi.
Drakor genre hukum sendiri banyak membuat penonton menjadi lulusan hukum dadakan. Dalam artian, penonton akan memiliki pengetahuan seputar hukum setelah menonton dramanya.Â
Mengikuti kisah sepenjang belasan episode tentunya banyak pelajaran yang bisa diambil, antaranya adalah sebagai berikut:
1. Patung Dike atau dewi keadilan
Jika diamati, satu hal yang pasti muncul dalam drama genre hukum adalah patung dike atau dewi keadilan. Drama berlatar pendidikan seperti Law School juga menyajikan keberadaan patung ini.
Seperti yang sering kalian lihat bahwa patung dike  memegang sepasang timbangan pada tangan kanannya. Artinya adalah mengukur rasa bersalah yang dimiliki seseorang, kemudian tangan kirinya memegang pegang, yang berarti akan menghukum yang berdosa.
Selanjutnya mata dewi keadilan ditutup. Hal ini menyimbolkan bahwa semua orang adalah sama kedudukannya dimata hukum.Â
Jadi ketika seseorang sedang dihakimi, hukum akan bertindak dengan buta. Dalam artian tidak memihak pada gender, penampilan, jenis pekerjaan, dan juga harta yang dimiliki seseorang.
2. Etika persidangan
Drama genre hukum juga pasti membawa penonton menyaksikan adegan di ruang persidangan. Dan scene ruang sidang biasanya juga tidak hanya sekilas. Karena adu argumen dan bukti dari jaksa dan pengacara pasti dijabarkan dengan detail.
Dan yang terpenting adalah persoalan etika persidangan. Jadi adegan di ruang sidang juga dibuat secara totalitas. Misal etika ketika hakim memasuki dan meninggalkan ruang sidang, maka seluruh peserta sidang harus berdiri sebagai tanda penghormatan.
Selain itu telepon genggam juga harus dimatikan dalam ruang sidang. Ingat di drama One Ordinary Day ketika ponsel pengacara Seo bergetar saat sidang sedang berlangsung ? Kemudian pengacara Seo menyebutkan bahwa hal ini termasuk kesalahan.
Ada lagu aturan-aturan kecil yang juga harus dipenuhi. Seperti harus duduk dengan tegak dan sopan, tidak boleh makan ataupun minum, dan juga meminta izin terlebih dahulu kepada majelis hakim saat hendak melakukan rekaman.
3. Hubungan polisi dan kejaksaan
Sudut pandang dalam drama genre hukum juga berbeda-beda. Ada yang dari sudut pandang jaksa, pengacara, polisi, dan juga sudut pandang korban serta terdakwa. Sudut pandang yang terakhir biasanya lebih menyeluruh, karena baik polisi, jaksa, dan pengacara akan terlibat dalam sudut pandang sama rata.
Sederhananya polisi adalah yang pertama menemukan kasus. Dalam kepolisisn sendiri, kasus akan diselidiki lebih lanjut oleh polisi yang berpangkat detektif. Jadi polisi fokusnya adalah mengejar penjahat atau pelaku yang memiliki andil dalam kasus.
Setelah menemukan cukup bukti dan akan dibawa ke persidangan, polisi membutuhkan jaksa sebagai penuntut. Jadi di lingkup persidangan, jaksalah yang akan membacakan serta memberi tuntutan kepada terdakwa. Jadi intinya polisi dan jaksa berada dalam satu garis lurus.
4. Peran pengacara dan jaksa
Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa jaksa dan polisi berada dalam satu garis lurus. Dalam berjalannya kasus, jaksa dapat juga menggali informasi dan juga bukti secara lebih lanjut.
Kemudian peran pengacara adalah membela terdakwa yang dituntut oleh jaksa. Peran pengacara disini adalah membela kliennya, yaitu terdakwa, agar jangan sampai terbukti bersalah atas tuntutan jaksa. Caranya sama, yaitu pengacara juga harus menggali informasi dan bukti agar dapat mengungguli bukti yang dikumpulkan oleh jaksa.
5. Alur bagaimana seseorang divonis oleh kehakiman
Kalian pernah bukan mengikuti kasus di televisi yang penyelesaiannya sampai berbulan-bulan ? Setelah banyak menonton drakor genre hukum kita tentu akan lebih paham kalau penyelesaian suatu kasus memang tidak mudah.
Banyak fakta yang harus dikumpulkan sebagai bukti di persidangan. Karena yang terpenting di persidangan adalah bukti. Tanpa adanya bukti, perkataan sejujur apapun akan mudah dipatahkan.
***
Demikian hal-hal yang sering muncul dan menjadi perangkat pokok dalam drama genre hukum. Biasanya drama hukum memang menampilkan secara detail mulai dari proses pengumpulan bukti hingga proses persidangan. Dengan ini penonton juga akan belajar banyak seputar hukum, benar bukan ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H