Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

✨

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Hati-hati! Korupsi Berawal dari Keberanian untuk Menyimpang

11 Desember 2021   16:30 Diperbarui: 11 Desember 2021   16:30 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesempatan dan keberanian pada nyatanya adalah satu paket yang memuluskan tindakan korupsi. Kesempatan dapat memunculkan keberanian, dan begitupun sebaliknya.

Namun menurut pendapat saya, faktor keberanian adalah yang paling mendominasi. Karena kesempatan itu sendiri bisa diciptakan setelah keberanian untuk menyimpang terbentuk.

Dan ternyata, kesempatan ini terkadang juga muncul tanpa disadari. Pernah tahu tentang kasus suap ? Nah menurut jenis korupsi yang dikemukakan oleh amin Rais, suap juga merupakan bentuk korupsi. Dan proses suap itu sendiri dapat dilakukan dengan cara yang sangat halus. Karena inilah dikatakan bahwa kesempatan untuk melakukan tindak korupsi terkadang datang tanpa disadari.

3. Pembiasaan

Setelah kedua tahap yang disebutkan diatas, seorang pelaku korupsi dianggap lolos dalam melawan hati nuraninya. Hal ini senada dengan quotes perjuangan 'yang penting coba dulu'. Jadi memang setelah dicoba, segala sesuatu itu akan tampak mudah. Karena sesungguhnya kesulitan hanya ada di pikiran kita.

Dalam hal perjuangan percobaan membawa dampak positif karena kedepannya seseorang akan terus berkembang menjadi lebih baik. Beda jauh dalam hal korupsi. Namanya juga melawan hati nurani, maka yang ada adalah terbentuknya kerusakan karakter.

Dan kerusakan karakter ini berwujud dalam proses pembiasaan. Sekali telah merani melakukan tindak korupsi, seseorang akan melakukan pembiasaan dengan berani melakukan untuk kali kedua dan seterusnya.

4. Menjadi kebiasaan

Kemudian level terakhir dari tindak korupsi adalah terbiasa. Kita tahu kalau rumus dari kata terbiasa akan membentuk kenyamanan. Jadi ya akhirnya nyaman aja dalam melakukan korupsi.

Inilah kenapa oknum yang dijaring KPK biasanya telah mencapai prestasi korupsi yang besar. Ada yang ketika dijumlahkan, total korupsi mereka telah mencapai angak yang fantastis.

Hal ini karena kebiasaan. Dalam artian, mereka telah melakukan tindakan tersebut dalam waktu yang cukup lama. Atau kalau tidak begitu, minimal ya sudah berkali-kali. Hal ini adalah akibat dari kenyamanan. Jadi mereka sudah tidak worry lagi untuk melakukan tindak korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun