Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

✨

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

7 Cara agar Menjadi Pribadi yang Mudah Memaafkan

25 Oktober 2021   10:49 Diperbarui: 25 Oktober 2021   10:53 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram/@tvn_drama

Pernahkah kalian merasa sulit untuk memaafkan ? Pada dasarnya, memaafkan memang bukan hal yang mudah. Apalagi jika orang yang berbuat salah telah melukai hati kita sedemikian dalam.

Namun memaafkan adalah hal yang harus kita lakukan. Memaafkan adalah upaya untuk membuat hati kita damai tanpa dibayangi perasaan ingin balas dendam dan juga perasaan benci yang tak berkesudahan.

Jadi bagaimana caranya agar kita bisa menjadi pribadi yang mudah memafkan? Berikut 7 cara yang bisa dilakukan :

1. Menangislah

Semua orang pasti pernah terluka karena orang lain. Bahkan terkadang juga pernah tersakiti oleh hal-hal kecil yang tampak sepele. Dan tentu saja perasaan tidak akan merasa baik-baik saja saat sedang tersakiti.

Maka menangislah agar beban sakit hati yang kita rasakan tidak terpendam. Menangis bukan berarti kita lemah. Karena pada dasarnya, kita tidak bisa untuk terus memendam apa yang ingin kita ungkapkan.

Karena sesuatu yang tidak kita ungkapkan lama-lama akan mengendap didasar hati kita. Jika amarah yang mengendap, larinya ke bibit-bibit balas dendam. Dan perasaan ingin balas dendam justru lebih berbahaya karena ambisi kita dari sakit hati telah menguat.

Jadi menangislah agar perasaan kita lega. Setidaknya hal-hal yang terasa membebani hati dan pikiran kita akan sedikit terangkat.

2. Jangan berpura-pura baik-baik saja

Orang yang pura-pura baik-baik saja biasanya akan tersenyum dihadapan orang lain. Namun sebenarnya didalam mereka terluka. Hal seperti ini sering disebut sebagai smiling depression. Yaitu ketika orang mencoba tampak baik-baik saja untuk menutupi luka.

Smiling depression sendiri bukan sikap yang baik, karena dibalik image tegar yang ditampilkan, mereka adalah pribadi yang rapuh dan bahkan rentan merencanakan bunuh diri.

Maka sebaiknya jujur dengan apa yang dirasakan. Jujur disini bukan berarti sedih berlebihan untuk menarik simpati orang lain.

Dengan jujur pada apa yang dirasakan, orang-orang disekitar akan memberikan dukungan. Dan dari dukungan ini seseorang akan mendapatkan motivasi hingga hatinya mudah terbuka untuk memaafkan.

3. Introspeksi diri

Untuk memaafkan orang lain, kita merasa sulit karena berfikir kesalahan orang tersebut sangat besar. Begiti besar sampai kita berfikir maaf adalah kata yang tidak akan bisa terucap.

Namun jika kita menggali lebih dalam pada diri kita, akan kita temukan fakta bahwa kita juga tidak luput dari kesalahna. Tanpa sadar, mungkin kita juga pernah melakukan kesalahan yang sama.

Intropeksi diri lebih ke upaya menemukan fakta bahwa pada dasarnya setiap manusia pernah melakukan kesalahan. Jadi lihatlah lebih dalam pada diri kita sebelum mremutuskan untuk membenci alih-alih memaafkan.

4. Berhenti menyalahkan diri sendiri maupun orang lain

Saat orang lain melakukan kesalahan, maka diri kita secara otomatis akan menyalahkan. Karena apa ? Kita sebagai manusia selalu membutuhkan kambing hitam untuk setiap permasalahan.

Namun cobalah berfikir bahwa setiap kesalahan adalah sesuatu yang memang bisa terjadi kapan saja. Dalam artian, kita berusaha membawa hati pada sebuah penerimaan dengan pengertian yang bijaksana.

Tidak menyalahkan orang lain bukan berarti kita membenarkan tindakan salah yang dilakukan orang lain. Namun lebih ke mendamainakn pikiran. Karena bagaimanapun kita tidak bisa menghakimi seenaknya apa yang orang lain lakukan.

Hal sama berlaku untuk diri kita sendiri. Karena tidak mustahil kita juga akan menyalahkan diri sendiri pada suatu kejadian.

5. Katakan kalau sudah memaafkan

Ujaran 'kata adalah doa' itu benar adanya. Bukan berarti apa yang kita katakan adalah permintaan sehingga harus penuh permohonan setiap waktu.

Saat memiliki rasa sakit hati, katakanlah bahwa kita sudah memaafkan meskipun aslinya perasaan kita masih belum berdamai. Mengatakan sudah memaafkan juga sekaligus mensugesti diri sendiri agar bisa menerima.

Bukan berarti berbohong karena kita mengatakan yang sebaliknya dari apa yang kita rasakan. Kalimat ini akan mensupport hai kita untuk bisa menerima dengan baik dan pada akhirnya akan memaafkan dengan sendirinya.

6. Menghabiskan waktu dengan produktif

Salah satu hal yang membuat kita sulit memaafkan adalah karena kita memiliki banyak waktu luang untuk mengutuk. Dalam artian, kita dalam keadaan tidak melakukan apapun yang bermanfaat. Sehingga kita akan lebih punya banyak waktu dan tenaga untuk terus menyalahkan alih-alih memaafkan.

Jadi, stop malas-malasan dan tidak produktif. Sebaiknya kita lakukan banyak hal agar waktu dan umur kita tidak sia-sia. Dengan ini kita akan menjadi sibuk.

Dari kesibukan ini, kita akan menyukai diri dan kehidupan kita. Dan saat seseorang sangat menikmati hidupnya, dia akan mudah memaafkan. Karena baginya, kebahagiaannya sudah lebih dari cukup. Tidak ada manfaatnya untuk menyimpan dendam karena itu tidak penting.

7. Mendekat diri pada Yang Maha Kuasa

Saat mendekatkan diri pada yang maha kuasa, perasaan kita akan menjadi lebih damai. Mengapa ? Karena kita akan terbiasa dengan hal-hal baik dan juga terbiasa mengakui kesalahan diri kita sendiri.

Dengan ini, kita akan bersikap ama terhadap orang lain. Kita bisa memaafkan meski pada nyatanya hati kita mengatakan tidak terima.

***

Demikian tujuh cara memaafkan yang dapat kita lakukan. Memang tidak semuanya mudah, kaena proses penerimaan memang membutuhkan pemahan mendalam. Kita bisa melakukannya secara bertahap hingga akhirnya menjadi kebiasaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun