Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Harus Nonton "Itaewon Class"?

22 Agustus 2020   08:43 Diperbarui: 22 Agustus 2020   08:39 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.idntimes.com/

Awalnya aku tidak tertarik menonton drakor Itaewon class karena gaya rambut Park Seo Joon yang beda dari drama-drama sebelumnya. Dimataku Park Seo Joon sudah sempurna dengan gaya rambutnya yang seperti dalam drakor What's wrong with secretary kim. 

Namun setelah mengetahui bahwa Itaewon class diangkat dari webtoon berjudul sama dan rambut Park Seo Joon dibentuk sedemikian rupa agar menyerupai Sae-ro-yi dalam webtoon, pikiranku sedikit berubah. Ditambah lagi bahwa ternyata rating Itaewon class cukup tinggi dan banyak yang merekomendasikan, akhirnya aku menontonnya.

Dan setelah menontonnya aku jadi sependapat dengan orang-orang yang merekomendasikan drama ini, bahwa drakor Itaewon class nggak boleh dilewatkan. Berikut adalah beberapa alasan versiku mengapa drama ini rekomen buat ditonton :

1. Alurnya penuh kejutan

  • Salah satu kejutannya adalah kisah cinta Park sae-ro-yi sendiri. Pertamanya aku mengira Sae-ro-yi akan jadian dengan Oh Soo-ah karena dalam 2 episode pertama merekalah yang selalu dimunculkan bersama. 
  • Baru setelah episode ketiga muncul tokoh Jo Yi-seo yang ternyata jadian dengan Sae-ro-yi pada akhirnya. Selain itu juga banyak kejutan lain, termasuk munculnya konflik-konflik tak terduga ditengah cerita yang pastinya membuat drama ini tidak membosankan.

2. Kissing scene yang beda dari biasanya

  • Dalam drama korea, kissing scene adalah hal yang 'wajib'. Biasanya dalam satu drama ada beberapa kissing scene yang kebanyakan dimunculkan pertama kali diepisode pertengahan lalu disusul yang berikutnya ada beberapa kali lagi. 
  • Yang berbeda dari Itaewon class adalah kissing scenenya hanya satu kali dan berada di episode terakhir. Bagi saya pribadi, puncak romantisme drakor adalah pada first kissnya. Dan dalam Itaewon class puncak romantisme disajikan di akhir bersama ending yang manis.

3. Ada OST yang keren

  • Ada satu lagu yang langsung membuatku jatuh cinta saat mendengarnya pertama kali, yaitu lagu Start miliknya Gaho. Lagu dengan nada penuh semangat itu makna liriknya juga sangat inspiratif. Sangat cocok untuk mengiringi kisah Park Sae-ro-yi yang tengah membangun Danbam. 
  • Yang paling keren adalah di episode ke-4 ketika Park Sae-ro-yi, Oh Soo-ah dan Jo Yi-seo berlari bersama dengan iringan lagu Start yang membuat scene tersebut benar-benar menjadi momen yang sesuatu banget.

4. Memperkenalkan Itaewon kepada penonton

  • Itaewon adalah latar utama dalam drama ini. Itaewon adalah sebuah pemukiman di kota Seoul. dilansir dari Wikipedia, Itaewon sangat terkenal di kalangan turis. Maka tidak heran apabila dalam drama ini Itaewon digambarkan sebagai tempat yang ramai dan tempat berkumpulnya berbagai kebudayaan. Kedai Jangga dan Danbam juga terletak di Itaewon.
  • Park Sae-ro-yi sendiri pertama kali ke Itaewon setelah dia keluar dari penjara, karena surat dari Oh Soo-ah. Pada saat itu ada perayaan Halloween di Itaewon dan Sae-ro-yi bertemu Soo-ah disana. Pada hari itulah Park Sae-ro-yi berniat mendirikan kedainya di Itaewon, dan nantinya kedai Danbamnya berubah nama menjadi Itaewon class yang disingkat menjadi IC, yang kemudian juga mengambil alih Jangga.

5. Inspiratif

  • Itaewon class sendiri lebih ke drama perjuangan daripada drama percintaan. Kisah cintanya disajikan seperti hanya sebagai pemanis saja yang sebenarnya memang tetap manis, tipikal drama korea.
  • Perjuangan Park Sae-ro-yi yang tidak mudah banyak menghadirkan inspirasi. Dari Sae-ro-yi kita belajar bahwa rasa sakit tidak hanya membuat kita terluka, hari-hari buruk tidak lantas menjadikan kita yang terburuk, hari-hari penuh pengkhianatan tidak harus membuat hidup kita terkucilkan. Park Sae-ro-yi terus berlari melawan rasa sakitnya. Soo-ah mengatakan "Bila dia buat tujuan jelas, aku yakin dia dapat berkembang lebih baik." Dan memang benar, seperti itulah.

6. Karakternya unik-unik

  • Karakter unik disini bukan sekedar karena dia lucu atau yang paling hebat, tapi unik karena setiap karakternya mewakili sesuatu yang banyak diperbincangkan atau bahkan tabu untuk diperbincangkan. Seperti ada yang blasteran Afrika-Korea yang berkulit hitam, ada yang transgender dan lain-lain. Yang utama tentunya Park Sae-ro-yi dengan karakternya orang yang tidak akan menyerah begitu saja, padahal dalam drama tersebut hidup Park Sae-ro-yi sangat tidak mudah.

7. Banyak ide yang menambah pengetahuan

  • Karena Itaewon class adalah drama perjuangan maka banyak hal yang bisa diambil dari drama ini. salah satunya adalah ketika Yi-seo mengelola Danbamnya Park Sae-ro-yi, disitu banyak ilmu yang bisa kita ambil. Kebanyakan ilmu tentang bisnis, karena Itaewon class sendiri memang menceritakan tentang pebisnis, antara kedai Jangga yang dipimpin Jang Dae-hee dan kedainya Park Sae-ro-yi.

8. Kisah cinta yang berbeda

  • Sebenarnya aku nggak terima sih pada akhirnya Sae-ro-yi jadiannya dengan Yo-seo karena dari awal Sae-ro-yi sukanya dengan Soo-ah, dan kisah yang mereka jalanipun sudah cukup dalam walaupun belum sampai tahap jadian. Tau sendirilah bagaimana perjuangan Sae-ro-yi ketika berjalan menuju Soo-ah. Juga di episode ke-6, Sae-ro-yi bahkan bilang akan menghancurkan Jangga agar Soo-ah tidak lagi menderita. Tapi sayang perasaan soo-ah terhalang dilemanya akan Jangga dan Danbam.
  • Tapi kalau melihat bagaimana perjuangan dan pengorbanan Jo Yi-seo aku punya pertimbangan lain. Jo Yi-seo menyukai Sae-ro-yi dan dia membuktikan dengan perbuatan, bukan hanya angan-angan. Dialah orang yang banyak membantu Sae-ro-yi, terutama dalam mengelola Danbam hingga menjadi IC. Hal ini menunjukkan kalau cinta bukan hanya sekedar rasa suka saja. Jo Yi-seo seperti wanita yang menemani prianya dari nol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun