Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menagih Utang Itu Seperti Berburu Harta Karun

30 Juni 2020   22:31 Diperbarui: 30 Juni 2020   22:20 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menagih hutang sama berburu harta karun itu prinsipnya hampir sama. Keduanya sama-sama memburu harta yang 'sebenarnya ada' tapi seperti tidak ada.

Lelahnya sama, kalau harta karun mungkin lelah sama rintangannya, nagih hutang lelah sama kecewanya. Bedanya kalau harta karun harta lain orang kalau hutang harta sendiri yang dikejar.

Ngomongin harta karun aku jadi teringat anime one piece, yang mana Monkey D. Luffy sebagai tokoh utamanya dikisahkan sebagai bajak laut yang berburu harta karunnya Gol D. Roger, yaitu one piece.

Kalau di anime itu Luffy punya kekuatan karet dari buah gomu gomu no mi, sepertinya penagih hutang juga harus memelarkan karet kesabarannya dari buah pikir.

Saya tidak mengikuti serialnya sampai episode terahkir, tapi beberapa sumber menyebutkan bahwa sebenarnya one pice bukan seperti harta kebanyakan. One piece adalah tentang makna.

Jadi, sepertinya ada hikmah juga dibalik perburuan menagih hutang yang cukup menguras tenaga. Bisa jadi seseorang diuji kesabarannya lewat debtor yang sulit ditagih. Perburuan panjang in the world of debt adalah serangkaian uji kesabaran yang cukup 'seru'.

Maka sebaiknya para debt collector tidak menagih menggunakan emosi meskipun itu sulit, apalagi kalau sudah bertemu yang kelewatan. Tapi demikianlah fakta in the world of debt yang semoga dapat diambil hikmahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun