Mohon tunggu...
Devi damayanti
Devi damayanti Mohon Tunggu... Guru - Keluarlah dari zona nyaman, Pergilah dan mencari tantangan :*

Mahasiswa D3 PGMI IAIN JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan (Aliran Filsafat Esensialisme beserta Tokoh Filsufnya)

15 Mei 2020   09:55 Diperbarui: 15 Mei 2020   09:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

A. Pengertian Esensialisme

Esensialisme berasal dari kata "Esensi" yang berarti hakikat, inti, dan dasar. Jika diartikan dalam bahasa esensialisme berarti sangat penting, sangat berpengaruh, dan baik. sedangkan menurut istilah esensialisme mempunyai arti yaitu aliran yang agar manusia tersebut kembali pada kebudayaan-kebudayaan lama. Esensialisme muncul pada zaman penaser. Karena reaksi simbolis mutlak. Esensialisme berpandangan harus berpijak dalam suatu nilai-nilai yang berguna serta memiliki kejelasan yang stabil. Esensialisme mempunyai konsep belajar yang modern sehingga dapat menjawab tantangan zaman dalam peradaban baru. 

Esensialisme juga memiliki hakikat yaitu berpandangan secara humanisme sehingga juga seperti karya ilmiah hal yang ilmiah, dan manusia.

Esensialisme bertujuan untuk membentuk orang yang berguna serta kompenen, dari kompenen terssebut akan dijadikan hal yang bermanfaat bagi manusia lainnya agar ilmu yang ada terus mengalir.

Esensialisme juga perlu guru yang dapat memahami pelajaran yang baik dan cerdas. Sehingga belajar perlu hal yang tekun dan berguna bagi orang lain sehingga mendapatkan sebuah pengetahuan utuh dan sitematis.

B. Kurikulum Esensialisme

1). Kurikulun dasar

yaitu awal dari kurikulum sehingga peserta didik dapat mengawali hal ini dengan cara yang baik. Yang mana hanya mengenal huruf, angka, dan belajar membaca.

2). Kurikulum pertengahan 

merupakan suatu hal belajar agak sulit, menegnai MTK, Sejarah, dan IPA.

3). Displin tinggi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun