Mohon tunggu...
Devi Ayu Prasetyoningsih
Devi Ayu Prasetyoningsih Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Science

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bisakah Sungai Sebalo Bengkayang Menghadapi Dampak Perubahan Iklim yang Terjadi?

2 Juli 2020   16:47 Diperbarui: 2 Juli 2020   16:50 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungai merupakan salah satu badan air yang banyak digunakan atau dimanfaatkan oleh makhluk hidup seperti manusia, biota air maupun tanaman air. Oleh sebab itu, sungai memiliki peran yang sangat penting bagi setiap komponen kehidupan. 

Sama seperti sungai pada umumnya, sungai sebalo yang merupakan sungai yang melintasi daerah Bengkayang juga memiliki manfaat yang sama seperti menjadi sumber pengairan warga, menjadi ekosistem bagi biota air tawar, dan lain-lain. 

Namun, seiring berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi, tentu hal tersebut akan memiliki dampak bagi semua komponen kehidupan termasuk berdampak pada perubahan kondisi lingkungan yang akan menyebabkan rusaknya lingkungan secara perlahan termasuk pula rusaknya ekosistem sungai tak terkecuali sungai sebalo. Salah satu perubahan kondisi lingkungan yang berdampak pada ekosistem sungai adalah perubahan iklim.

Perubahan iklim merupakan dampak dari pemanasan global (global warming) yaitu fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O), sulfurheksafluorida (SFx), perfluorokarbon (PFC) dan hidrofluorokarbon (HFC). Peningkatan emisi GRK disebabkan oleh aktivitas manusia maupun peristiwa-peristiwa alam yang berkontribusi bagi peningkatan emisi GRK.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa perubahan iklim terjadi sebagai dampak suatu peristiwa yang disebut dengan pemanasan global (global warming). Global warming disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca. 

Peningkatan emisi gas rumah kaca ini disebabkan oleh beberapa hal seperti aktivitas manusia maupun peristiwa-peristiwa alam yang sering terjadi sebagai bagian dari proses alam itu sendiri.

Menurut Firman (2009), terjadinya peningkatan rata-rata suhu udara menyebabkan terjadinya penguapan air yang tinggi, sehingga menyebabkan atmosfir basah dan intensitas curah hujan meningkat. 

Menurut Naylor (2006) dalam Diposaptono (2009), perubahan pola curah hujan di Indonesia akan mengarah pada terlambatnya awal musim hujan dan kecenderungan lebih cepat berakhirnya musim hujan. Hal ini berarti bahwa musim hujan terjadi dalam waktu yang lebih singkat, tetapi memiliki intensitas curah hujan yang lebih tinggi.

Perubahan iklim bagi sungai sebalo dapat mengakibatkan meningkatnya resiko kejadian banjir sehingga akan meningkatkan intensitas banjir, ketersediaan air tanah, meningkatnya resiko penurunan kualitas air sungai sebalo, kekeringan, perubahan pola permintaan dan penggunaan air. Dengan adanya beberapa dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim yang terjadi, tentu akan mengganggu pembangunan berkelanjutan.

kalbaronline.com
kalbaronline.com

Foto Keadaan Sungai Sebalo yang surut dan mulai mengalami kekeringan sebagai dampak dari perubahan iklim.

Menurut Budimanta (2005), pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memanfaatkannya. 

Tujuan pembangunan berkelanjutan terkait lingkungan adalah mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi dengan cara penggalaan pertanian berkelanjutan; menjamin akses air dan sanitasi untuk semua orang; memastikan akses energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern; melindungi dan memanfaatkan samudra, laut dan sumber daya kelautan yang berkelanjutan; mengelola hutan dengan berkelanjutan, melawan berubahnya lahan menjadi gurun, menghentikan dan melakukan rehabilitasi kerusakan lahan dan juga menjalankan penghentian punahnya keanekaragaman hayati.

Untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan tersebut, diperlukan adanya adaptasi perubahan iklim yang harus membangun ketahanan iklim. Ketahanan iklim tersebut diperkuat melalui layanan ekosistem yang sehat yang mengandalkan daerah aliran sungai yang berfungsi dengan baik. Membangun ketahanan perubahan iklim melalui pengelolaan air dan ekosistem.

Adaptasi harus lebih melengkapi masyarakat untuk tahan terhadap guncangan dan bencana. Solusi berbasis alam seperti penanaman mangrove untuk melindungi garis pantai dari badai, konservasi danau dan sungai berbasis daerah aliran sungai adalah bagian penting dari strategi ini. Ketahanan iklim dapat diperkuat melalui jasa ekosistem yang sehat yang mengandalkan daerah aliran sungai yang berfungsi dengan baik.

Tindakan adaptasi perubahan iklim dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem drainase yang berfungsi juga menyimpan air, mengoptimalkan pembuatan biopori, melakukan penanam di pekarangan untuk memperluas tutupan vegetasi dll. 

Strategi ini diambail sebagai kebijakan untuk panduan dalam perencanaan dan investasi lintas sektor, termasuk perencanaan ekonomi, strategi pengurangan kemiskinan, pertanian, energi dan pengembangan sumber daya air. 

Kerangka kerja ketahanan adalah cara praktis untuk mengarusutamakan perubahan iklim dalam pembangunan dan mengimplementasikan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Salam Lestari. Selamatkan Air dan Bumi kita!

Referensi

Budimanta, A. (2005). Memberlanjutkan Pembangunan di Perkotaan melalui Pembangunan Berkelanjutan dalam Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21.

Diposaptono, S. (2009). Menyelamatkan Diri dari Tsunami. Bogor: PT. Sarana Komunikasi Utama.

Firman, U. (2009). Fluktuasi Udara dan Trend Variasi Curah Hujan Rata-Rata Diatas 100 mm di Beberapa Wilayah Indonesia . Jurnal meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol.5 No.3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun