Mohon tunggu...
Devi Ari Susanti
Devi Ari Susanti Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak

Seorang penulis amatiran yang ingin berkarya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hilangnya Permainan Tradisional

19 Desember 2023   19:26 Diperbarui: 19 Desember 2023   21:11 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permainan merupakan kegiatan yang sangat disenangi oleh banyak orang terutama anak-anak. Banyak sekali jenis permainan yang disenangi sejak dulu hingga kini, salah satu contohnya ialah permainan tradisional. Permainan tradisional memiliki banyak makna dan juga manfaat yang sangat bagus untuk melatih kesehatan dan kebugaran tubuh anak. Namun, permainan tradisional kini sudah jarang dimainkan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membuat anak-anak lebih memilih game online daripada memainkan permainan tradisional.

Permainan tradisional sangat beragam, mengingat Indonesia yang memiliki berbagai macam suku dan budaya. Permainan tradisional yang dulu sering dimainkan oleh anak-anak contohnya seperti, benteng-bentengan, gobak sodor, bekel, masak-masakan menggunakan tumbuh-tumbuhan, lompat tali, egrang, dakon/congklak, engklek, bermain layang-layang, kelereng/gundu, bola bekel, petak umpet, patok lele, ular naga panjang, gasing, pletokan, rangku alu, dan masih banyak lagi.

Pada kenyataannya permainan tradisional memiliki banyak kelebihan daripada permainan modern/game online. Permainan tradisional cenderung menggunakan aktivitas fisik yang sama dengan melakukan olahraga yang dapat membantu tumbuh kembangnya anak, melatih kekompakan dan ketangkasan, membangun rasa percaya diri, menghadirkan sikap kompetitif, mempererat tali pertemanan, mempelajari keterampilan baru, memunculkan sikap kreatif, dan lain-lain. Selain itu terdapat pula nilai-nilai positif seperti, tolong menolong, kejujuran, disiplin, sportif, kerjasama, tanggung jawab, dan masih banyak lagi.

Perkembangan zaman membawa perubahan dalam berbagai macam hal, salah satunya ialah permainan tradisional yang mulai tergeser oleh pemainan modern. Warisan budaya yang seharusnya dipertahankan secara turun temurun hilang akibat perkembangan zaman. Permainan modern yang dikemas secara praktis dan canggih lebih digemari oleh anak-anak zaman sekarang. Daripada permainan tradisional yang memakan tempat, memerlukan personil atau lawan main yang cukup, serta mengeluarkan tenaga lebih.  

William Tedi (2015: 8) menyebutkan bahwa hilangnya permainan tradisional disebabkan beberapa faktor, yakni:

  • Sarana dan lahan tempat untuk bermain tidak ada,
  • Penyempitan waktu, terlebih lagi semakin kompleknya tuntutan zaman terhadap anak yang semakin membebani,
  • Keberadaan permainan tradisional terdesak dengan permainan modern dari luar negeri yang tidak memakan tempat, tidak terkendala waktu baik siang, pagi, sore ataupun malam dapat dilakukan dan tidak perlu menunggu orang lain untuk bermain,
  • Putusnya pewarisan budaya yang dilakukan oleh generasi sebelumnya yang tidak sempat mencatat, mendata, serta mensosialisasikan permainan tradisional sebagai produk budaya masyarakat untuk generasi dibawahnya.

Jika dilihat di lingkungan sekitar kita, anak-anak zaman sekarang lebih tertarik untuk berkumpul sambil memainkan gadgetnya masing-masing. Setiap anak memegang gadget, sedangkan yang tidak memiliki gadget hanya bisa melihat temannya bermain gadget tersebut. Ketimpangan tersebut dapat menyebabkan anak merengek untuk dibelikan gadget oleh orang tuanya. Tidak hanya gadget, komputer dan laptop yang berisi permainan-permainan modern juga menyebabkan kecanduan.

Namun, permainan modern juga dapat memutus rantai dalam bersosialisasi di lingkungan sekitar. Permainan modern berbasis online yang dapat diakses dan dimainkan di mana saja menyebabkan anak cenderung untuk diam di dalam rumah, mengingat permainan modern dapat dimainkan bersama teman meskipun tanpa adanya kontak secara langsung. Hal tersebut menyebabkan anak kurang dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Anak menjadi lebih pasif jika berada di luar rumah.

Perkembangan yang membawa perubahan merupakan suatu hal yang wajar. Tetapi juga diperlukan pengawasan dan bimbingan orang tua untuk mengawasi anak dalam memilih media hiburan yang positif. Orang tua juga dapat mengajarkan serta memberi informasi mengenai permainan tradisional agar warisan budaya tersebut tidak punah dan tidak ditinggalkan. Karena permainan tradisional merupakan permainan yang mendidik dan bermanfaat untuk anak-anak. 

Daftar Pustaka:

- Anggita, Gustiana Mega. Mukarromah, Siti Baitul. Ali, Mohammad Arif. 2018. Eksistensi Permainan Tradisional Sebagai Warisan Budaya Bangsa. JOURNAL OF SPORT SCIENCE AND EDUCATION (JOSSAE), Vol. 3, No. 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun