Mohon tunggu...
Devianne Putri
Devianne Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa tingkat 2 yang mengambil jurusan ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Self Healing, Tren Anak Muda Zaman Sekarang dan Penyalahgunaannya

5 Agustus 2022   19:00 Diperbarui: 5 Agustus 2022   19:06 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Self healing belakangan ini menjadi tren anak muda yang sering disalahartikan mengenai konsep "healing". Urban Dictionary mendefinisikan healing sebagai kemampuan utuk menyembuhkan luka seseorang. Selain itu, psikologis memaknai sebagai proses pemulihan gangguan kesehatan mental. 

Para ahli menyayangkan isilah "healing" yang dihubungkan dengan kegiatan rekresasional atau bentuk self-reward. Dimana sejatinya healing berbeda dengan rekreasi yang merupakan bentuk self-reward. Sebab, self healing tidak selalu dengan bentuk rekreasi atau liburan seperti yang dipahami oleh anak muda dan bahkan menjadi tren.

Meski sejatinya kegiatan healing memang memiliki dampak positif bagi kesehatan mental yang merupakan salah satu bentuk self care. Healing dalam ranah psikologis dilakukan saat seseorang tidak dapat menjalankan kesehariannya dengan baik sehingga membutuhkan bantuan untuk menangani masalah yang mengganggu kehidupannya sehari-hari..

Adanya penyempitan makna terkait self healing karena saat mendengar kata "self healing". Anak muda saat ini secara spesifik memaknai kata tersebut sebagai bentuk pemulihan diri dari kondisi mental yang sedang tidak baik-baik saja dengan pergi berlibur atau rekreasi. 

Terlebih saat ini sering sekali ditemukan orang yang pergi berlibur, melepas penat dengan menamakan kegiatan tersebut dengan kata "healing". Sejatinya tidak setiap orang yang pergi liburan untuk melakukan healing, dimana pemaknaan kata tersebut membuat istilah "healing" yang sesungguhnya memudar.

Hal ini juga dapat menyinggung mereka yang memang benar memiliki masalah dengan kesehatan mental. Seolah kesehatan mental menjadi suatu hal yang remeh, terlebih kesehatan mental tidak sejatinya layak untuk dijadikan tren. 

Dimana anak muda sekarang banyak yang undestimate diri mengalami gangguan mental. Padahal, gangguan mental bukan hal yang menyenangkan, dimana "cap" sebagai seseorang yang mengalami gangguan mental diperlukan konsultasi dengan ahlinya.

Tidak sedikit anak muda sekarang melakukan underestimate terhadap dirinya sendiri bahwa ia mengalami gangguan mental. Alasan mereka melakukan itu sangat beragam, seperti contohnya sebagian dari mereka ingin mendapatkan perhatian, mengikuti tren yang ada, dan lain sebagainya. 

Akan tetapi, sebaiknya hal tersebut tidak baik untuk dilakukan. Sebab, dengan melakukan underestimate terhadap diri sendiri dapat membawa dampak bagi psikis seseorang itu sendiri yang menjadi terbawa suasana.

Sebaiknya, tanamkan dalam diri bahwa kita adalah orang dengan mental yang sehat, tidak memerlukan self healing, dan lain sebagainya. Sehingga pola pikir kita juga ikut terbawa aura positif, begitu pula fisik kita. Jangan memaknai liburan sebagai bentuk self healing, namun maknai liburan sebagai bentuk melepas penat beraktivitas. 

Selain membawa dampak baik bagi diri kita dan pola pikir kita, dengan melakukan hal tersebut juga tidak menyinggung mereka yang memang mengalami gangguan mental dan memerlukan self healing.

Namun, dampak positif dari adanya fenomena ini, para generasi muda menjadi generasi yang lebih sadar mengenai pentingnya kesehatan mental dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Hal ini didukung oleh laporan Stress in America: Generation Z (2019) yang dirilis oleh American Pshychiatric Association (APA). Dimana laporan tersebut mencatat sebanyak 37% dari generasi Z cenderung pernah melakukan terapi atau pengobatan dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

Dimana hal tersebut disebabkan oleh tiga faktor diantaranya yaitu kesadaran mengenai pentingnya kesehatan mental yang mengalami peningkatan, stigma mengenai layanan kesehatan mental yang semakin menurun, serta penyebab stres yang mengarah kepada kekhawatiran terhadap kondisi psikologis.

Hal tersebut membuat popularitas istilah mengenai kesehatan mental semakin meningkat. Sehingga situasi ini membuat para anak muda lebih familiar dengan berbagai kondisi psikologis dan kesehatan mental. Terlebih media sosial saat ini juga dijadikan sarana berbagi, sharing mengenai berbagai informasi salah satunya mengenai kesehatan mental. 

Dimana istilah self healing semakin popular dan tersebar luas sehingga semakin memiliki dorongan tinggi untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat.

Selain itu, dengan popularnya mengenai kondisi kesehatan mental termasuk self healing, kita sebagai generasi muda juga turut serta memberikan dampak terhadap makna "healing" yang sesungguhnya ke generasi berikutnya. Jangan sampai makna "healing" yang sebenarnya memudar dan konsep healing disalahartikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun