Dalam era digital yang terus berkembang, teknologi semakin memainkan peran utama dalam berbagai aspek kehidupan kita. Ditambah dengan fakta bahwa kita berada di era industri 4.0. Era yang menggabungkan produksi cerdas dengan internet of things (IoT), cloud technology, dan big data. Seperti salah satu bagian dari ilmu komputer ialah Artificial Intelligence (AI) atau disebut kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana sebuah mesin dapat melakukan pekerjaan atau menghasilkan pekerjaan seperti manusia bahkan lebih baik dari manusia lakukan (Kalsum, Umi. 2022). Asisten virtual, media sosial, Chat Generative Pre-Trained Transformer (ChatGPT), dan autocorrect merupakan beberapa contoh hal yang cukup membantu kita dan berbasis Artificial Intelligence (AI).
Konsep AI pertama kali muncul pada tahun 1956, ketika para ilmuwan merintis langkah pertama dalam pengembangan kecerdasan buatan. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, perkembangan AI mengalami periode yang dikenal sebagai “musim dingin AI” di mana minat dan dukungan terhadap teknologi ini menurun drastis. Pada tahun 2000-an, kemajuan dalam teknologi komputer dan perkembangan algoritma memulai era baru dalam perkembangan AI (Rangkuti, Maksum. 2023). Selama tahun 2000-an, mulai banyak aplikasi praktis yang memanfaatkan kecerdasan buatan, termasuk chatbot, asisten virtual, alat bantu penulisan, analisis data otomatis, dan lainnya. Ini membuka peluang baru dalam hal otomatisasi tugas-tugas yang sebelumnya membutuhkan interaksi manusia.
Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) memiliki dampak yang signifikan pada berbagai bidang, termasuk komunikasi, pekerjaan, pendidikan, hiburan, dan banyak lagi. Salah satu bidang pekerjaan yang diprediksi akan digantikan oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) ialah akuntan. Hal tersebut didasari dari grafik berikut ini menunjukkan bahwa persentase kemungkinan bahwa pekerjaan dan profesi akuntan dan auditor yang akan diambil alih oleh robot/komputer, dengan persentase kemungkinan 94% pasti dan berada di posisi kedua setelah telemarketer (Business Insider 2018).
Pendapat bahwa akuntan dapat tergantikan oleh kecerdasan buatan (AI) didasarkan pada beberapa alasan utama:
- Analisis Data Cepat dan Akurat: Artificial Intelligence (AI) dapat melakukan analisis data secara cepat dan akurat. Hal ini menjelaskan bahwa kecerdasan buatan dapat digunakan untuk menggali wawasan dari data keuangan yang kompleks dan besar dengan lebih baik daripada manusia.
- Ketepatan dan Konsistensi: Artificial Intelligence (AI) cenderung konsisten dan dapat menghindari kesalahan yang mungkin dibuat oleh manusia. Dalam laporan keuangan, ketepatan adalah kunci, dan kecerdasan buatan (AI) dapat membantu mencapai tingkat ketepatan yang lebih tinggi.
- Efisiensi dan Biaya: Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi dalam bisnis dan praktik akuntansi. Ini bisa menjadi alasan bisnis untuk mengadopsi teknologi ini.
- Skalabilitas: Artificial Intelligence (AI) memiliki kemampuan untuk mengelola volume data yang besar dengan mudah. Ini memungkinkan bisnis untuk berkembang dan mengelola data keuangan mereka tanpa perlu menambah jumlah staf akuntan secara signifikan.
Namun, menurut Linda Kusumaning Wedari (2021) hal seperti otomatisasi dan digitalisasi tentu saja membuat proses lebih akurat dan efisien. Namun, tentunya, hal ini tidak akan menghilangkan kebutuhan akan akuntan di semua perusahaan. Artificial Intelligence (AI) justru telah memberikan kesempatan dan waktu yang lebih banyak bagi akuntan untuk bertindak sebagai financial analist, atau data analist serta mengembangkan strategi yang sesuai untuk kemajuan organisasi secara keseluruhan.
Bagaimana seorang akuntan bisa berkolaborasi dengan teknologi masa depan seperti Artificial Intelligence (AI)?
- Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis: Dengan sistem AI, akuntan harus mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang kuat. Akuntan dapat menafsirkan hasil yang dihasilkan oleh Artificial Intelligence (AI) serta mengidentifikasi potensi kesalahan. Berpikir kritis juga berperan dalam menggunakan wawasan yang diberikan oleh AI untuk membuat keputusan strategis.
- Meningkatkan Keterampilan Teknis: Akuntan memang perlu selalu mengikuti perkembangan perangkat lunak akuntansi dan alat-alat teknologi lainnya untuk tetap kompetitif dalam bidang mereka. Mahir dalam mengoperasikan dan menggunakan teknologi yang terus berkembang tentu dapat mempermudah proses kerja dan meningkatkan akurasi.
- Bekerja dengan Sistem AI: menggunakan sistem Artificial Intelligence (AI) untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang repetitif dan membutuhkan pengolahan data yang intensif bisa menjadi hal dimanfaatkan oleh akuntan. Hal ini memungkinkan akuntan untuk fokus pada aktivitas yang lebih bernilai tinggi yang memerlukan pertimbangan manusia, seperti analisis keuangan, perencanaan strategis, dan komunikasi dengan klien. Berkolaborasi dengan AI dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas keseluruhan mereka.
- Beradaptasi dengan Perubahan: Profesi akuntansi mengalami perubahan signifikan akibat teknologi dan akuntan harus bersifat fleksibel agar dapat berhasil. Pembelajaran berkelanjutan dan tetap terkini tentang teknologi baru yang muncul serta tren industri adalah hal yang penting untuk tetap relevan di bidang ini.
Kita mungkin mulai menyadari bahwa peran Artificial Intelligence (AI) dalam dunia akuntansi tidak begitu menyeramkan seperti yang kita bayangkan. Menyadari dalam dunia bisnis yang akan selalu membutuhkan akuntan dan mungkin saja memerlukan seorang yang dapat menganalisis dan menafsirkan data Artificial Intelligence (AI) serta akuntan yang bisa berkonsultasi dengan klien.
Dengan kemampuan AI dalam menyelesaikan pekerjaan akuntan seperti membuat laporan keuangan, mengelola transaksi, atau melakukan pengkajian tidak dapat dihindari bahwa semakin banyak lembaga yang akan mengadopsi penggunaan Artificial Intelligence (AI). Namun, hal ini juga membuka lebih banyak peluang bagi akuntan untuk menambahkan peran dan layanan baru. Keberadaan Artificial Intelligence (AI) dalam sebuah pekerjaan tentu akan merubah cara kerja tetapi tidak akan menghilangkan esensi pekerjaan tersebut (Pramudya, Andhika. 2023).
Penerapan Artificial Intelligence (AI) di perusahaan Big 4 (Pramudya, Andhika. 2023):
- Deloitte dengan Kira Systems mengembangkan alat berbasis machine learning untuk membantu proses audit.
- Ernst & Young dengan Helix Anomaly Detector (GLAD), EY mampu meneliti pemanipulasi pemasukan.
- Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) dengan K-Analyzer mampu menganalisis resiko berbasis pembelajaran data hingga program analisis data perpajakan
- PwC atau PricewaterhouseCoopers dengan Robot Process Automation (RPA) dapat meninjau neraca saldo klien dan memberikan layanan konsultasi keuangan analisis data
Referensi
- Kalsum, Umi. 2022. Pengenalan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Kepada Para Remaja. Palembang: Universitas Bina Darma
- Kusumaning, Linda Wedari. 2021. Akankah Profesi Akuntan Tergantikan oleh Artificial Intelligence (AI)?. Binus.ac.id
- Pramudya, Andhika. 2023. Perkembangan Teknologi AI Dalam Dunia Akuntansi. jurnal.id
- Rangkuti, Maksum . 2023. Mengenal Artificial Intelligence (AI): Pengertian, Sejarah, Kegunaan, dan Contoh Penerapannya. Diakses pada. Umsu.ac.id
- Wijayana, Singgih. 2018. Benarkah Peran Akuntan Digantikan Oleh Teknologi (Informasi)?. Feb.ugm.ac.id
- Wilmot, Brett . The battle of robots and accountants with a side of statistics. globalbankingandfinance.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H