Mohon tunggu...
Devita anggraeni
Devita anggraeni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Be independent

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hargailah Keanekaragaman yang Ada

20 September 2020   18:40 Diperbarui: 21 September 2020   21:43 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Indonesia memiliki banyak keanekaragaman suku, bangsa, ras, agama dan lain-lain yang harus dihormati. Sebab semboyan negara kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, sebaiknya kita saling menghormati dan menjaga kebudayaan yang ad disekitar kita. Seperti adanya sikap saling bergaul sesama teman tanpa membeda-bedakan suku yang ada. Juga sikap ramah dan tidak menyinggung perasaan orang lain tentunya termasuk dalam sikap saling menghormati dan menghargai adanya perbedaan.

           Sewaktu saya SMA, saya punya sahabat yang berbeda suku, agama, dan lain-lain dengan saya. Meskipun begitu, itu tidak membuat kami saling berjauhan. Bahkan kami saling mempererat  tali persaudaraan dan pertemanan. Ia juga sangat baik terhadap saya dan ramah kepada siapapun tanpa saling menyinggung adanya perbedaan. Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai ragam suku, bangsa, agama dan lain-lain yang saling menjaga satu sama lain. Di Indonesia sudah menerapkan kehidupan multibudaya dan saya sadar akan hal itu. Seperti yang diterapkan dalam pendidikan saya sewaktu SMA yang mana dijelaskan siswa sebaiknya saling menghormati dan menghargai nilai-nilai budaya dan keberagaman kekayaan bangsa yang harus dijaga kelestariannya

            Nah pada umumnya, Bahasa-bahasa daerah yang ada dinegara kita ini banyak sekali keberagamannya. Di era 2020 ini, pendidikan di Indonesia tersebut adanya siswa yang menggunakan bahasa daerahnya sendiri. Menurut saya, saya kurang setuju mengenai hal tersebut. Mengapa? Karena kita semua ini satu jua dan sebaiknya menggunakan bahasa umum yaitu bahasa Indonesia, supaya dpat mempererat tali persaudaraan dan kesatuan negara Indonesia. Pendidikan di Indonesia dalam sistem pembelajaran suku bangsa di Indonesia ini sangat penting dipelajari dan diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari sebab menghindari adanya permusuhan dan juga agara saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada.

            Secara garis besar kemampuan siswa dalam berinteraksi dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu siswa yang bisa berinteraksi dengan baik atau mudah bergaul dan sebaliknya ada pula siswa yang sulit untuk berinteraksi dengan baik atau tidak pandai bergaul. Interaksi sosial yang baik dapat menciptakan hubungan sosial yang harmonis yang dapat dilihat dengan adanya kerjasama, saling menghargai, saling menghormati, dan terciptanya suasana yang nyaman dalam belajar serta akan mendorong siswa untuk berprestasi, sedangkan interaksi siswa yang tidak baik dapat menciptakan hubungan yang tidak harmonis yang dapat dilihat dengan adanya rasa saling membenci, saling menyerang dan saling menjatuhkan. Hal ini akan menghambat dan selalu menimbulkan suasana kelas yang gaduh, ribut serta menimbulkan perkelahian, sehingga menyebabkan siswa terganggu dalam proses pembelajaran. Interaksi yang terjalin antar siswa tidak terlepas dari dinamika sosial, karena ketika kita berinteraksi maka manusia akan mengalami perubahan dan perkembangan, baik perubahan yang mengarah pada keadaan yang lebih baik atau yang disebut dengan dinamika progresif maupun perubahan yang mengarah pada perubahan yang kurang baik atau dinamika regresif.

            Pembelajaran bahasa inggris berbasis multibudaya ini sudah banyak diterapkan di pendidikan Indonesia. Saya pun juga tertarik belajar bahasa inggris berbais multibudaya tersebut. Dari situ, kita belajar supaya saling mengasihi dan menghargai antara satu sama lain. Meskipun sering terjadi perdebatan antara siswa, guru bertindak adil dalam kasus tersebut, serta memberi pengertian antara satu sama lain. Factor penyebab perdebatan yang sering terjadi di lingkungan sekolah ialah rasa ingin menang sendiri dansikap egois yang melekat pada siswa tersebut dan mengakibatkan perdebatan serta perkelahian.

            Saran saya dalam berperan mahasiswa ialah hendaknya saling menjaga sikap apabila adanya perbedaan dan saling menghargai juga menghormati satu sama lain. Karena kit aini satu jua, persatuan yang kekal abadi dan semoga selamanya tetap begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun