Mohon tunggu...
Devia Febrina
Devia Febrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Akuntansi Universitas Mercu Buana

Hai. Saya adalah mahasiswi Akuntansi dari Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanasan Global Mengancam Produksi Pangan di Indonesia

17 Desember 2023   10:56 Diperbarui: 18 Desember 2023   11:23 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampak Pemanasan Global di Sektor Pertanian. Sumber foto: republika.co.id 

Pemanasan global merupakan peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi dan permukaan laut secara keseluruhan dalam jangka waktu yang panjang. Peristiwa ini disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer, yang menyebabkan peningkatan efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah fenomena alam di mana beberapa gas di atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan uap air, menangkap sebagian panas dari matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Hal inilah menyebabkan terjadinya peningkatan suhu global.

Aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak, dan gas alam), deforestasi, dan penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan, telah menyebabkan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Akibatnya, energi matahari yang masuk ke atmosfer tidak dapat lepas dengan mudah dan menyebabkan suhu global meningkat.

Pemanasan global memiliki dampak luas dan serius terhadap iklim, termasuk perubahan pola cuaca secara esktrem, peningkatan intensitas fenomena alam seperti badai, kenaikan permukaan air laut, dan perubahan ekosistem. Dampak tersebut dapat memicu perubahan sosial dan ekonomi yang salah satunya adalah krisis pangan.

Menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, pada peringatan Dies Natalis Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta yang ke-65 (11/12) menyatakan bahwa telah terjadi kenaikan secara signifikan konsentrasi gas rumah kaca yang meliputi karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan Dinitrogen Oksida (N2O).

Menurutnya, berdasarkan data suhu global menunjukkan bahwa diperkirakan tahun 2023 ini menjadi tahun terpanas dalam sejarah pencatatan suhu.  Kepala BMKG juga memberikan penekanan dari dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian. Perubahan iklim secara ekstrem memberikan pengaruh yang signifikan pada pertumbuhan tanaman dan produksi Perkebunan di Indonesia.

Dampak dari pemanasan global ini di rasakan secara langsung oleh para petani yang berada di Indonesia. Sebagai contoh di daerah Sulawesi Tenggara, lahan seluas 1.177 hektar mengalami gagal panen akibat kemarau panjang yang terjadi secara terus menerus. Selain itu, bencana kekeringan juga melanda Kabupaten Bekasi dengan luas lahan yang terdampak sekitar 16.353 hektar.

Sawah yang mengering di daerah Ranomeeto, Konawe Selatan. Sumber foto: Kompas.id
Sawah yang mengering di daerah Ranomeeto, Konawe Selatan. Sumber foto: Kompas.id

Menanggapi kasus tersebut, anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengatakan bahwa Pemerintah harus menyiapkan program insentif bagi para petani serta melakukan peningkatan infrastruktur untuk irigasi dengan membuat sumur bor dan memberikan bantuan pompa. Menurutnya, kekeringan ini bukan hanya mengancam ketahanan pangan tetapi juga dapat mengganggu ketersediaan air bersih yang biasa digunakan untuk sehari-hari. 

Kepala BMKG juga menyebutkan bahwa saat ini pihaknya telah menyediakan layanan informasi iklim untuk berbagai sektor, termasuk pertanian, pengelolaan sumber daya air, dan Kesehatan yang dapat diakses melalui IOS dan Android. Diharapkan Aplikasi InfoBMKG ini dapat menjadi sarana diseminasi bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi terkini terkait cuaca, iklim, dan gempa bumi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun