Mohon tunggu...
Devi P. Wihardjo
Devi P. Wihardjo Mohon Tunggu... Editor - Hidup Yang Menghidupkan

Pemerhati Pemerintahan, Politik, Sastra, Filsafat, Ekonomi Indonesia, Pendidikan dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pujiono "Indonesian Idol" dan Sore Itu bersama PTK Indonesia

6 Mei 2020   01:09 Diperbarui: 6 Mei 2020   01:25 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang manis, manis gula-gula
Begitu juga negeri kita tercinta
Banyak suku, suku dan budaya
Ada Jawa, Sumatera, sampai Papua

Semuanya ada di sini
Hidup rukun damai berseri-seri...

Kira-kira itulah penggalan lirik lagu 'Manisnya Negeriku' karya Pujiono, kala itu Pujiono dipuji oleh Juri-juri Indonesian Idol Lagu Manisnya Negeriku milik Pujiono ternyata banyak disukai. Salah satu partai politik dikabarkan telah membeli lagu ini. Ahmad Dhani mengaku menyesal tidak membeli lagu ini sejak awal.

Hidup sebagai pengamen di Jakarta tak menyurutkan langkah Pujiono untuk terus melanjutkan hidup, pria 33 tahun ini yang sempat menjalani hari sebagai Artis jebolan ajang pencarian bakat Indonesian Idol di tahun 2014.

Meskipun pernah diganjar lebih dari 13 juta Viewers di Youtube karena video audisinya di puji oleh juri. Nyatanya sore itu, mata Pujiono agak nanar menatap trotoar jalanan karena banyak restoran tutup, angkot sepi, dirinya jadi termasuk korban dampak pandemi virus Covid-19. Tak ayal, Pujiono kadang tak membawa uang sepeserpun ke rumah.

Pernah naik daun dan diberi pujian oleh banyak orang, nyatanya tak membuat Pujiono mabuk pujian, hidupnya saat ini sangat sederhana, anak-anaknya bersekolah dengan tunjangan Kartu jakarta Pintar (KJP), bahkan dirinya masuk ke dalam golongan Pra-sejartera.

Sore itu, Pujiono dan rekan-rekan sesama pengamen didatangi perwakilan dari Perhimpunan Tionghoa kalimantan Barat (PTK Indonesia), senyumnya merekah, seperti setetes air di tengah gurun sahara, tak lupa pujiono berterimakasih kepada PTK Indonesia. 

"Saya berterimakasih kepada PTK Indonesia yang memberikan perhatian kepada saya dan rekan-rekan saya yang saat ini kesulitan untuk cari makan," ujarnya.

Sore jelang beduk Magrib sebelum Buka puasa bersama PTK Indonesia ini membuat Pujiono tersulut untuk yakin bahwa masih banyak orang-orang yang peduli, menurut Pujiono sejauh ini PTK Indonesia punya kepedulian besar terhadap masyarakat, saat ini aksi nyata mutlak diperlukan untuk meringankan bebas warga yang kehilangan penghasilan saat pandemi. "Saya bersyukur PTK Indonesia melakukan aksi nyata untuk membantu masyarakat," kata Bapak dua anak ini.

Dalam kondisi pandemi seperti ini, Pujiono mengaku tercekik, Ramadhan tahun 2020 ini berbeda, bulan ini begitu kering kerontang dan menyesakkan dada. 

Hidup Pujiono sebagai pengamen jalanan sudah tak mampu menutupi kebutuhan keluarganya, tapi dirinya tetap beryukur masih diberi kesehatan hingga saat ini. "Hidup harus berlanjut sesulit apapun," ucapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun