Mohon tunggu...
Simatupang Devi
Simatupang Devi Mohon Tunggu... Guru - mencoba menulis

seorang guru yang mengajar di pulau Dewata. kata orang menyenangkan, kataku semua tempat sama saja. karna yang paling penting adalah komunitasnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Manusia Penuduh Alam

8 Maret 2010   08:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:33 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Doa Sang Alam

Tuhan,

Maafkanlah aku

Selagi aku menangis

Kutelan mereka.

Teman-temanku bersedih

Katanya,

” alam mulai bosan

Bersahabat dengan kita”

Selagi aku tertawa, mulutku terlalu menganga

Badanku terlalu bergetar

Mereka tergoncang, lantas hilang bersama debu.

Teman- temanku bersedih

Katanya,

Engkau murka

Tuhan

Saat mereka bertanya

pada rumput yang bergoyang

ingin sekali kukatakan

” kawan, maafkanlah aku. Mari kita berdamai”

Ah, Tuhan,

Mereka tak mendengarnya,

Ia masih memusuhiku.

Lihatlah, banyak sekali lukaku.

Note : puisi ini mengajak kita semua untuk dapat berinstopeksi diri. Kita selalu mempersalahkan yang lain ketika ada bencana terjadi tanpa mau melakukan tindakan untuk hal yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun