Hingga Juli 2020, Asia-Pasifik mendominasi jumlah miliarder hingga 38 persen (831) orang super kaya yang tinggal diwilayah tersebut. Di mana total kekayaan mereka berjumlah 3.3 triliun dolar AS. Sementara di wilayah Amerika sebanyak 35 persen (765), dan di Eropa, Timur Tengah serta Afrika (EMEA) sebanyak 27 persen (596) miliarder.
Dilansir dari CNBC, Kamis (8/10/2020), temuan itu berdasarkan wawancara dan data dari 2.000 miliarder di 43 pasar terkemuka. Pada peluncuran laporan tersebut, Anurag Mahesh dari UBS Global Wealth Management mengatakan Asia-Pasifik mempertahankan posisi globalnya sebagai mesin pencetak kekayaannya. Di kawasan ini, China muncul sebagai pasar teratas dalam penciptaan kekayaan tertinggi dengan 415 miliarder, diikuti India (114), Hongkong (65), Taiwan (40) dan Australia (39). Sementara di wilayah Amerika, AS mendominasi dengan 636 miliarder.
Diketahui, Asia-Pasifik adalah rumah bagi miliarder di bidang teknologi dan perawatan kesehatan teringgi di dunia. Di mana jumlahnya mencapai 181 (8 persen) dari total populasi miliarder, dibandingkan dengan 153 (7 persen) di Amerika dan 88 (4 persen) di EMEA. Laporan itu juga menemukan 209 miliarder beramal dengan sumbangan 7,2 miliar dolarAS selama pandemic dari Maret-Juni 2020. Dari mereka, 175 (76 persen) adalah pendonor uang, sementara 24 (19 persen) menyumbang melalui manufaktur untuk memproduksi kebutuhan. Sepuluh dari mereka (5 persen) berkontribusi pada strategi jangka panjang seperti penemuan vaksin.
Seperti yang sudah saya bahas diatas mengenai konspirasi pernyataan Dani Shoham dan kontroversi Isu Pandemi jadi Alat Memperkaya Diri Elite, Sekali lagi mengingatkan yang saya bahas ini adalah teori konspirasi, jangan jadikan pembahasan artikel saya ini jadi konspirasi yang terlihat berbahaya dan sangat dipercaya.Teori-teori konspirasi bukanlah fakta mutlak yang harus dipercaya, jadi harus sangat bijak dalam memilih apa yang bisa dipercaya dan apa yang tidak.