Mohon tunggu...
DEVI MEWANI
DEVI MEWANI Mohon Tunggu... Penulis - KARYAWAN SWASTA

Seorang karyawan swasta yang memiliki hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pura Caow Eng Bio, Bukti Keberagaman Budaya di Bali

10 Maret 2022   08:37 Diperbarui: 10 Maret 2022   17:02 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia mencerminkan kekayaan budaya. Di Pulau Dewata, kekayaan budaya juga tergambar dari berdirinya candi-candi yang berusia ratusan tahun. Salah satu klenteng yang ada di pulau Bali yang berusia ratusan tahun bernama Pura Caow Eng Bio.


Kuil Caow Eng Bio
Sebuah bangunan berarsitektur khas China berdiri megah di tepi utara Tanjung Benoa. Warna dominan merah cerah menyelimuti rumah ibadah umat beragama Kong Hu Chu. 

Rumah ibadah ini dikenal dengan nama Klenteng Caow Eng Bio. 

Candi ini terletak di Jln. Segara Ening No. 14, Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Lingkungan tersebut termasuk dalam wilayah Adat Banjar Darmayasa.

Pura Caow Eng Bio adalah salah satu pura tertua di Bali. Kuil ini didedikasikan untuk memuja Dewi Shui Wei Sheng Nian dan Xiongdi Gong atau dewa laut. Dewi dan dewa-dewa hanya dipuja secara khusus di pura-pura dekat laut dan oleh para nelayan atau orang-orang yang bekerja di bidang pelayaran.

Foto : https://www.kintamani.id/
Foto : https://www.kintamani.id/

Tidak hanya dipercaya sebagai pelindung laut, Dewi Shui dan Gong Xiongdi juga dipercaya sebagai pelindung masyarakat Hainan khususnya pada masa Diaspora. Sedangkan dalam ajaran agama Hindu yang menjabat sebagai penguasa lautan dan samudera adalah Dewa Baruna. Dia adalah manifestasi dari Brahman yang bergelar Dewa Air.

Lalu, bagaimana pura ini bisa didirikan di Bali? 

Menurut cerita masyarakat setempat, candi ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Badung sekitar tahun 1548. Raja Pemecutan Badung memberikan tanah kepada saudagar Hainan yang berlayar ke Nusantara untuk membangun candi.

Jadi, ketika para saudagar dari Hainan berlayar ke Nusantara, mereka dirampok oleh bajak laut saat melewati Selat Malaka. Dalam insiden itu, banyak dari mereka terbunuh. 

Sisanya yang tinggal melanjutkan perjalanan ke nusantara. Namun, di tengah perjalanan, kapal mereka dihantam badai. Ketika semua orang panik, tiba-tiba sebuah suara datang entah dari mana. Suara itu mencoba menenangkan semua orang. Suara tersebut diyakini sebagai suara Dewa Baruna atau salah satu dari Xiongdi Gong.

Setelah mendengar suara tersebut, salah satu penumpang kapal kemudian mencoba menyalakan dupa sambil berdoa. Ajaibnya, badai itu hilang! 

Maka setelah itu, seluruh kapal berjanji akan membuatkan kuil untuk Dewi Shui, atau Stana untuk Dewa Baruna, jika mereka sampai di daratan. Kapal bersandar di Tanjung Benoa dan kemudian para pedagang yang tersisa membangun Kelenteng Caow Eng Bio.

Menjadi pura tertua di Bali, tak lantas membuat Caow Eng Bio sepi pengunjung. Bahkan, pura ini masih ramai dikunjungi orang yang ingin beribadah. Tidak hanya orang Kong Hu Chu, tetapi juga umat Hindu, karena ini juga merupakan stana Dewa Baruna. Selain ibadah sehari-hari, momen yang paling ditunggu di sini adalah Cap Go Meh. 

Hari terakhir perayaan Imlek biasanya dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni, seperti barongsai, bela diri wushu, dan musik klasik oriental. Riuh suara penabuh kendang, simbal, dan gong memeriahkan suasana pura, ditambah suara tepuk tangan dari pengunjung saat barongsai mulai datang.

Biasanya, perayaan di Klenteng Caow Eng Bio dipadati oleh warga keturunan Tionghoa dan warga setempat. Hal ini mencerminkan kerukunan antar etnis di tanah air. Tak jarang juga ada turis asing yang ingin menyaksikan acara Cap Go Meh di Klenteng Caow Eng Bio.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun