Isu keuangan dan keluarga tidak ada habis-habisnya untuk dibahas. Salah satunya adalah tentang suami yang memberikan pendapatan kepada istri. Sampai-sampai, ada istilah SUAMI : Semua Uang Adalah Milik Istri.
Berbicara tentang keuangan dalam keluarga rasanya sangat seru dan tidak ada habisnya. Isu ini sangat strategis karena siapa sih yang tidak butuh uang untuk menjamin keberlangsungan hidup?
Orang dari suku Batak misalnya, lebih egaliter dan cenderung terbuka dalam mengomunikasikan pendapat dan keinginan pada pasangan, termasuk dalam hal pengaturan keluarga.
Sementara beberapa keluarga dari adat Jawa, memegang teguh prinsip ewuh pakewuh, atau rasa sungkan.
Konsekuensinya, suami yang adalah kepala keluarga sekaligus sebagai pengambil keputusan termasuk menerapkan lebih banyak aturan dalam mengelola keuangan keluarga.
Sebagai pengaruh budaya, kepribadian suami atau istri juga membuat perbedaan mendasar dalam memandang uang
Belum tentu semua perempuan itu hemat dan teliti. Karena ada juga yang boros dan menganggap jika uang adalah sebagai tujuan kebahagiaan, bukan sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan.
Namun, ada juga suami yang justru lebih pandai mengelola keuangan dan memiliki kontrol yang lebih ketat dalam pengeluaran.
Jadi, apakah sebaiknya suami atau istri yang memegang keuangan?
Bila memandang adat ketimuran, paling banyak ditemukan jika istri yang menjadi manager keuangan. Hal ini karena kemampuan perempuan yang multitasking dan rasa peduli pada orang lai yang kadang melebihi rasa peduli pada diri sendiri. Karena banyak para ibu yang lebih mengutamakan kepentingan keluarga seperti membeli susu anak daripada membeli tas atau sepatu.
Istri pun lebih pintar dalam 'mengencangkan' ikat pinggang agar tidak kebobolan di bulan berikutnya.
Lalu ada juga yang suami memegang dana keluarga dan sebaliknya menjatah istri tiap bulan, sehingga istri tidak perlu memikirkan kebutuhan rumah tangga karena sudah diambil alih suami. Tapi hati-hati, karena terkadang ada istri yang merasa dikekang secara finansial, yang membuat kehidupan berumah tangga menjadi tidak bahagia.
Namun, ada cara yang dianggap paling nyaman untuk kedua belah pihak, yakni menggunakan rekening bersama.
Rekening bersama ini memungkinkan kedua belah pihak memiliki akses dan tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Dalam hal ini, transparansi suami istri sangat dibutuhkan dan harus rajin berkomunikasi.
Namun, metode apapun yang diambil, yang penting adalah komitmen dalam menjalankannya. Dalam prosesnya, komitmen tidak boleh kaku dan harus dinamis.
Jika pasangan memilih untuk mempercayakan keuangan seluruhnya pada istri atau suami saja, pasangan harus saling menjaga, jangan sampai ada omongan dari luar yang saling menjatuhkan pasangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI