Mohon tunggu...
Devi Ramadhani
Devi Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Seorang yang menyukai bidang kepenulisan seperti menulis karya sastra dan karya ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Pendidikan yang Memerdekakan Berdasarkan Nilai-Nilai Ki Hadjar Dewantara: Solusi terhadap Kekerasan di Sekolah

15 Februari 2024   10:00 Diperbarui: 15 Februari 2024   12:13 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan anak perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman karena keduanya memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kesiapan anak menghadapi tantangan masa depan. Kodrat alam mengajarkan kita untuk menjunjung tinggi martabat manusia sedangkan kodrat zaman menegaskan perlunya menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari ancaman dan diskriminasi. Kasus kekerasan di sekolah tidak hanya melanggar Hak Asasi Manusia, tetapi juga bertentangan dengan tuntutan zaman yang menekankan pada penghormatan, kesetaraan, dan keberagaman. Oleh karena itu, penanganan kasus kekerasan di sekolah haruslah bersifat progresif dan adaptif. Guru dan sekolah perlu mengembangkan program-program anti kekerasan yang sesuai dengan perkembangan zaman dan mencakup aspek perlindungan siswa.

 

Budi pekerti sebagai nilai yang ditekankan oleh Ki Hadjar Dewantara menjadi landasan moral dalam pendidikan. Beliau berpendapat bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya mencakup pengetahuan akademis, tetapi juga melibatkan pembentukan karakter dan moralitas. Melalui pembentukan karakter yang baik, siswa dapat memahami pentingnya menghormati dan menghargai orang lain. Guru sebagai pendidik juga harus memiliki budi pekerti yang baik dan bertanggung jawab. Dengan memperkuat budi pekerti, kita bisa mencegah terjadinya perilaku-perilaku kekerasan dan mendorong penyebarluasan sikap positif dalam berinteraksi.

 

Nilai budaya luhur menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan bukan sekadar mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter yang sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa. Melalui pendidikan yang menghargai keberagaman dan mengajarkan nilai budaya luhur, diharapkan masyarakat dapat membangun kesadaran dalam mencegah dan mengatasi kasus kekerasan di sekolah.

 

Manusia Indonesia memiliki nilai-nilai yang khas yaitu Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dan religiositas. Nilai-nilai tersebut memegang peran penting dalam mencegah kasus kekerasan di sekolah. Bhineka Tunggal Ika menjadi kekuatan bangsa Indonesia untuk memahami dan menghormati keberagaman sosiokultural di lingkungan sekolah. Pancasila menjadi perekat keberagaman nilai-nilai budaya dapat menjadi dasar bersama untuk membangun lingkungan yang harmonis dan menghormati perbedaan. Kekayaan religiositas yang dimiliki manusia Indonesia seharusnya menciptakan sikap saling menghargai dan mengurangi terjadinya kekerasan. Oleh karena itu, pemahaman dan implementasi nilai-nilai ini di dunia pendidikan dapat berperan dalam mencegah kasus kekerasan di sekolah dan menciptakan lingkungan yang aman bagi semua pihak.

 

Kekerasan di sekolah merupakan permasalahan serius yang memicu ketakutan dan ketidakamanan di kalangan siswa, guru, dan orang tua. Kekerasan di sekolah harus dihapuskan untuk mewujudkan lingkungan pembelajaran yang aman, inklusif, dan mendukung. Salah satu langkah yang dapat diambil yaitu membangun pendidikan yang memerdekakan dengan mengintegrasikan nilai-nilai Ki Hadjar Dewantara. Melalui penerapan nilai-nilai pendidikan Ki Hadjar Dewantara, kita dapat membangun sistem pendidikan yang benar-benar memerdekakan, memberdayakan, dan melindungi setiap anak Indonesia.

Daftar rujukan:

https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun