Mohon tunggu...
Devi Novianti Fernanda
Devi Novianti Fernanda Mohon Tunggu... Operator - Writer • Motivator • Content Creator • Muslimah Preneur

Seorang muslimah yang sedang jatuh cinta dengan dunia kepenulisan. Menjadikan tulisan sebagai caranya untuk menebar manfaat, menasihati diri, dan berdakwah. Buku pertamanya yang berjudul "Sayap Hijrah" akan segera terbit. Instagram: @denov_fer. Facebook: Devi Novianti Fernanda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menarik Diri dari Dunia?

15 September 2021   06:24 Diperbarui: 15 September 2021   06:29 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makin hari keadaan dunia makin tidak terkendali. Hal yang baik dan buruk seolah sama dalam pandangan manusia. Dalam pikiran sebagian kita isinya hanya tentang bahagia sementara, bahagia yang ada di dunia. Untuk mendapatkannya tidak sedikit yang malah menggadaikan keimanannya.

Padahal dunia itu diam, tetapi manusia yang terus mengejarnya. Seolah tidak mengenal kata lelah. Sedangkan, bahagia yang didamba tidak kunjung datang. Lelah fisik? Tentu. Lelah hati? Apalagi. Sehingga kehidupan berada di jalur yang sama terus-menerus. Kita yang menjalani pun akan berada di titik jenuh pada akhirnya.

Kemudian, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus menarik diri dari dunia?

Ada kalanya kita harus menepi sejenak. Melepas diri dari kefanaan dunia. Menutup mata dari gemerlap yang membuat kita terlena. Sejak awal, dunia bukanlah tempat kita.

Semua makhluk di bumi ini, diciptakan dengan sebuah tujuan. Meskipun tidak semuanya yang hidup sesuai dengan tujuan penciptaan. Hidup memang pilihan. Pertanyaannya, bisakah kita mempertanggungjawabkan setiap pilihan? Nyatanya, tidak semua siap dengan konsekuensi dari pilihannya.

Baik untuk kita jika kita selalu mengoreksi diri kita sendiri. Mengecek kembali hidup yang kita jalani ini sudah sesuai atau belum. Sebab jika kita tetap bertahan pada situasi seperti ini, sesungguhnya kita sedang menyiksa diri kita sendiri. Serta menambah derita di akhirat nanti.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan agar terlepas dari keadaan seperti ini? Sedangkan menarik diri dari dunia seutuhnya bukanlah kuasa kita. Kita pun masih harus berjuang mengumpulkan bekal untuk pulang.

Hal pertama yang harus kita perhatikan adalah ingat kembali tentang tujuan kita ada di dunia. Tentang untuk apa sebenarnya kita hidup. Sehingga apa pun yang kita lakukan, kita akan berusaha agar sejalan dengan tujuan. Sehingga kita menarik diri dari kesia-siaan. 

Bukankah hidup tanpa arah itu melelahkan? Kita berjalan jauh, tetapi tidak tahu apakah akan sampai atau tidak. Kita tidak tahu apakah arah yang kita tuju benar atau salah. Pada akhirnya kita hanya tersesat dan langkah kita terus tersendat.

Kedua, mati itu pasti. Dengan mengingat hal ini, seharusnya bisa membuat kita sadar untuk tidak lalai. Membuat kita sadar bahwa kita pasti akan pulang. Hubungan dengan dunia hanya seperti kita mengontrak saja, bahkan kita anggap sebagai batu loncatan. Sebab yang kekal hanyalah kampung akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun