Saat ini kita rasakan sendiri betapa keadaan negeri tidak baik-baik saja. Kezaliman terjadi di mana-mana, keadaan masyarakat begitu mengkhawatirkan, bahkan maksiat seolah menjadi hal yang lumrah untuk dilakukan. Jika sudah seperti ini, siapa yang salah dan akan bertanggung jawab?Â
Sebenarnya egois juga jika kita hanya menyalahkan pemerintah atau penguasa. Akan sangat tidak adil juga jika pemerintah yang menyalahkan rakyat karena tidak taat. Pada kenyataannya, bukan satu pihak saja yang harus disalahkan, melainkan keduanya punya tanggung jawab yang sama atas apa yang terjadi. Lalu, apa yang sebenarnya salah dan harus diperbaiki?
Nyatanya baik penguasa maupun masyarakat masih belum menyadari bahwa sistem atau aturan yang saat ini diterapkan tidaklah sesuai dengan fitrah kita sebagai manusia. Kita terus memaksakan aturan buatan manusia untuk digunakan.Â
Sehingga, apa yang terjadi? Kekurangan di mana-mana, kebobrokan sistem perlahan menghancurkan negeri ini. Itulah yang terjadi ketika manusia yang lemah dan tidak sempurna membuat aturannya sendiri. Kemudian, berpaling dari aturan yang Sang Pencipta berikan.
Kita menyaksikan sendiri ketimpangan yang ada. Hukum tumpul pada mereka yang punya kuasa dan harta, tetapi tajam untuk mereka yang bukan apa-apa. Ekonomi tidak stabil, yang kaya makin kaya, sedangkan yang miskin makin tercekik. Kriminalitas terus terjadi setiap hari, bahkan kebanyakan disebabkan kondisi yang makin sulit untuk dijalani.
Maka, sangat penting untuk kita menerapkan aturan yang benar, aturan yang sesuai dengan fitrah manusia. Siapa yang berhak memberikan aturan selain yang menciptakan? Bukankah setiap pencipta pasti lebih tahu tentang ciptaannya?
Namun, selalu muncul banyak pertanyaan. Bagaimana aturan yang datangnya dari Allah bisa kita terapkan? Sedangkan, negeri ini berisikan orang-orang yang menganut kepercayaan yang berbeda.
Untuk hal itu, bukan hal yang harus kita takutkan. Karena agama ini, yaitu Islam. Agama satu-satunya yang memiliki aturan paling lengkap. Agama yang paling toleransi dan tegas secara bersamaan. Islam tidak pernah membeda-bedakan atau mengucilkan orang-orang yang tidak menjadikan Islam sebagai agamanya.
Sejarah telah mencatat keberhasilan Islam dalam menerapkan aturan. Bahkan para pemimpinnya berlaku adil tanpa memandang agama atau kasta. Umat Islam dan yang bukan Islam dapat berdampingan dan sejahtera.
Lalu, bagaimana menerapkannya? Ada tiga hal yang harus kita perhatikan agar aturan ini bisa diterapkan.