Mohon tunggu...
Devi Novianti Fernanda
Devi Novianti Fernanda Mohon Tunggu... Operator - Writer • Motivator • Content Creator • Muslimah Preneur

Seorang muslimah yang sedang jatuh cinta dengan dunia kepenulisan. Menjadikan tulisan sebagai caranya untuk menebar manfaat, menasihati diri, dan berdakwah. Buku pertamanya yang berjudul "Sayap Hijrah" akan segera terbit. Instagram: @denov_fer. Facebook: Devi Novianti Fernanda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jangan Abaikan Perkara Hati

6 September 2021   20:23 Diperbarui: 6 September 2021   20:34 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika hingga detik ini, tidak ada perubahan berarti, kelalaian masih saja menguasai diri. Mungkin ada yang lupa kita perbaiki. Ada yang kita lewatkan tanpa kita sadari.

Ini tentang hati. Dia memang tidak terlihat sebagaimana anggota tubuh yang lain. Akan tetapi, keberadaannya tidak bisa kita abaikan begitu saja. Dia adalah penentu dari baik atau buruknya perbuatan kita. Kondisi hati akan tercermin lewat tingkah laku kita.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)" (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Ya, itulah hati. Keberadaannya selalu bisa menguasai diri. Jika hati kita buruk, berpenyakit, atau kotor. Semua itu akan tercermin dari cara bicara kita atau apa yang keluar dari lisan kita. Begitu juga dengan tingkah laku, bahkan kebiasan kita. Sebaliknya jika hati kita baik, akan memancarkan kebaikan

Namun, perlu diingat pula. Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sebagai seorang muslim, kita harus lihat pula apa kebaikan itu sudah benar dan sesuai dengan aturan Allah atau belum.

Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepada kita kalbu. Dengannya kita mampu merasakan sesuatu, mampu menilai mana yang baik dan buruk. Sebab hati akan tidak tenang dengan keburukan dan mendapat ketenangan dalam kebaikan.

Namun, ini juga adalah amanah. Bisakah kita menjaga hati kita dalam kebaikan? Memberikan nutrisi pada hati dan berusaha mengikis penyakit-penyakit yang menjangkit hati. Sebab jika terus kita simpan, bagaimana kita bisa menjadi hamba yang menerima? Menerima setiap takdir dan ketentuan dari-Nya.

Memang, tidak ada manusia yang sempurna yang akan terhindar dari maksiat. Namun, ketika hati kita telah terhubung dengan Allah, akan ada alarm tersendiri ketika kita lalai. Hati akan merasa tidak karuan.

Maka sangat penting untuk kita menjaga hati kita, selalu membersihkannya dari segala penyakit dan kotoran. Lalu, apa saja yang mampu menjaga hati kita? Tentunya kita harus terus melakukan amalan hati.

Salah satunya adalah dengan berzikir. Berzikir mengingat Allah. Menyebut serta memuji nama-Nya. Bahkan, Allah mengatakan bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. Apakah kamu merasakan ketenangan itu?

Di setiap aktivitas kita, jangan sampai kita lupa untuk melibatkan Allah dengan menyebut nama-Nya. Basahi lisan kita dengan zikir, sehingga kita bisa terhindar dari perkataan yang buruk. Waktu kita pun tidak diisi dengan kesia-siaan.

Serta mendekatlah kepada Allah. Agar Allah selalu menjaga hati kita. Hati yang senantiasa terhubung dengan Allah, tidak akan mengkhawatirkan apa pun kecuali keridhoan-Nya. Diri pun tidak akan mudah bersedih. Serta jauhi hal-hal yang dapat merusak hati. Seperti prasangka buruk, riya, iri dengki, dan penyakit hati lainnya.

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu berusaha menjaga hati. Membersihkannya serta menyembuhkan segala penyakit di dalamnya. Terus membuktikan rasa syukur akan nikmat yang Allah berikan lewat ketenangan hati dengan berzikir. Biarkan hati mengarahkanmu pada kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun