Mohon tunggu...
Devi Puspitasari
Devi Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi semester 5

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Korelasi Pola Asuh Permisif dengan Minimnya Prestasi Siswa

31 Desember 2022   13:28 Diperbarui: 31 Desember 2022   13:44 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan bagian terpenting bagi setiap orang. Pendidikan pertama manusia yaitu keluarga. Oleh sebab itu orang tua bertanggung jawab dalam mendidik dan mengasuh anak. Sebelum mengenal jauh mengenai pola asuh permisif, wajib hukumnya mengenal apa itu pola asuh terlebih dahulu. Pola asuh merupakan sebuah cara yang digunakan para orang tua dalam mendidik anak dalam sifat dan bertingkah laku seorang anak. Menurut Sugihartono (2015) mengungkapkan bahwa pola asuh orang tua merupakan pola asuh perilaku orang tua yang digunakan untuk berhubungan dengan anaknya. Mendidik dan mengasuh anak merupakan tugas mulia yang tidak terlepas dari tantangan dan halangan. Dalam prakteknya, setiap orang tua memiliki beberapa sikap atau gaya pola asuh yang berbeda beda. Ada beberapa gaya pola asuh orang tua, salah satunya pola asuh permisif. 

Nah Apa itu pola asuh permisif? Simak Penjelasan berikut ini. Pola asuh permisif ialah pola asuh orang tua dimana orang tua membebaskan anak dalam mengambil keputusan sesuai yang diinginkan sang anak. Pola asuh ini tidak adanya peraturan ketat apalagi bimbingan, sehingga anak tidak memiliki pengawasan serta tuntutan. Menurut Baumrin, pola asuh permisif tidak memberikan struktur dan batasan yang tepat kepada anak anak mereka. Orang tua permisif cenderung sangat mencintai anaknya sehingga lemah akan mendisiplinkan dan mendidik anak. Sehingga orang tua disini tidak berani melakukan hal yang membuat anaknya tidak senang. Tidak jarang beberapa orang tua enggan untuk sekedar menghukum anaknya ketika melakukan kesalahan karena tidak ingin adanya konflik dengan anaknya. Dengan pola asuh ini, anak berusaha belajar berperilaku dalam lingkungan sosialnya sendiri. Orang tua dalam pola ini jarang mengatakan "tidak atau jangan" kepada anaknya. Mereka lebih memilih mencegah perilaku buruk daripada menghukum anak. 

Tidak adanya aturan,dapat membuat anak melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa mengkhawatirkan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka.  Dari hal tersebut dapat berdampak pada minimnya prestasi belajar anak. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena orang tua yang tidak menginginkan apapun dari anaknya. Anak merasa tidak adanya perjuangan dalam pendidikan karena juga orang tuanya tidak bertindak tegas. 

Diterapkannya oleh salah seorang orang tua yang menggunakan pola asuh permisif bahwa " mengenai pendidikan anak,aku menyerahkannya saja kepada anak. Dia hendak sekolah ku persilahkan,dia tidak mau sekolah juga tidak memaksa untuk sekolah". Seperti ketika si anak diberi tugas rumah oleh gurunya dan tidak dikerjakan, orang tua hanya sekedar bilang tidak adanya tindakan tegas seperti memarahi si anak. 

Hal lainnya, ketika di sekolah si anak cenderung malas untuk belajar mendengarkan gurunya sehingga berakibat rendahnya prestasi belajar. Dari hasil didikan orang tua yang permisif, tidak semua anak gagal dalam pendidikannya akan tetapi mayoritas juga gagal dalam pendidikan. Untuk itu sangat disarankan untuk bertindak tegas kepada anak karena berimbas pada keberhasilan anak dimasa mendatang.

Semoga bermanfaat😊

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun