Mohon tunggu...
DEVA SEPTANA
DEVA SEPTANA Mohon Tunggu... Penulis - WRITER

Kompas In Aja!

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Apa yang Perlu HR Ketahui Tahun Ini?

25 Oktober 2024   18:52 Diperbarui: 25 Oktober 2024   18:59 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini, dunia Human Resources (HR) menghadapi perubahan besar yang mendorong perusahaan untuk beradaptasi demi mempertahankan talenta terbaik dan menjaga kesehatan serta produktivitas karyawan. Berikut adalah beberapa tren yang akan mendefinisikan lanskap HR di tahun 2024:

Lonjakan Dukungan untuk Keragaman Neurodivergent
Oktober ini adalah Bulan Kesadaran ADHD, yang menarik perhatian pada pentingnya mendukung karyawan dengan kondisi neurodiversitas seperti ADHD. Perusahaan yang menyediakan lingkungan kerja fleksibel dan aksesibilitas tinggi terbukti dapat meningkatkan keterlibatan dan produktivitas tim yang neurodivergen. Langkah-langkah seperti jadwal kerja fleksibel, komunikasi terbuka, serta pelatihan tentang ADHD telah menjadi langkah penting untuk perusahaan yang ingin mempertahankan tenaga kerja beragam dan inklusif.

Transformasi Employer Branding
Employer branding kini lebih penting dari sebelumnya. Citra perusahaan bukan lagi sekadar logo atau tagline menarik; ini adalah cerminan dari nilai, budaya, dan komitmen sosial perusahaan. Strategi branding yang kuat dapat menarik talenta baru dan membangun loyalitas karyawan. Beberapa perusahaan mulai mengintegrasikan nilai-nilai sosial dan lingkungan untuk menarik pekerja yang peduli terhadap dampak perusahaan di masyarakat.

Fokus pada Kesejahteraan Mental dan Pencegahan Kesepian di Tempat Kerja
Pandemi meninggalkan dampak jangka panjang pada kesehatan mental karyawan, terutama dalam bentuk kesepian yang kian meningkat. Data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 20% pekerja merasa kesepian setiap hari, terutama di kalangan pekerja remote. Alih-alih hanya memaksakan karyawan kembali ke kantor, perusahaan mulai memperkuat budaya inklusif dan menyelaraskan misi perusahaan dengan kebutuhan emosional tim.

Kenaikan Serikat Pekerja dan Hak Karyawan
Tahun ini telah menyaksikan lonjakan dalam aksi kolektif dan penguatan serikat pekerja di berbagai sektor. Perlawanan terhadap kebijakan wajib kembali ke kantor telah memicu lebih banyak pekerja kantoran untuk mempertimbangkan pembentukan serikat demi melindungi hak mereka. Ke depan, tren ini mungkin akan semakin besar karena perusahaan terus mendorong kebijakan yang mempengaruhi keseimbangan kerja-hidup.

Arsitektur Keterampilan sebagai Kunci Pengembangan Karier
Perusahaan kini lebih fokus pada arsitektur keterampilan, di mana pengembangan keterampilan menjadi faktor utama dalam promosi dan perekrutan internal. Ini membantu perusahaan menyesuaikan tim mereka dengan kebutuhan pasar yang dinamis. Dengan adanya skema pengembangan keterampilan, perusahaan bisa lebih efisien dalam membangun SDM yang tangguh untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Peningkatan Cuti Orang Tua Bersama
Penggunaan cuti orang tua bersama (Shared Parental Leave) di Inggris mencapai rekor tertinggi, mencerminkan perubahan sikap terhadap peran orang tua di tempat kerja. Kebijakan ini membantu mendorong kesetaraan gender di tempat kerja dan menarik lebih banyak pekerja yang ingin menyeimbangkan tanggung jawab kerja dan keluarga.

Di tengah perubahan ini, HR yang proaktif dalam mengadopsi tren ini dapat membantu membangun tempat kerja yang lebih sehat, inklusif, dan berkelanjutan. Tahun 2024 menawarkan peluang besar untuk menerapkan strategi inovatif demi mencapai sukses jangka panjang dalam manajemen SDM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun