Mohon tunggu...
Deva Dyah Renata
Deva Dyah Renata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jember

Deva is International Relations student who highly interested in sustainable growth in the field of politics and international issues. She has high oriented to her work and passionate to achieve the goals to manage everything at hand. Having critical thinking to recognize and solve the problem makes her easy to adapt and work in a team to collaborate ideas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Respon Politik Luar Negeri Indonesia Menghadapi Pandemi Covid-19

9 Oktober 2022   22:58 Diperbarui: 10 Oktober 2022   00:26 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemic Covid-19 merupakan salah satu ancaman baru bagi seluruh penjuru dunia. Pandemic Covid-19 yang terjadi pertama kali di China, Provinsi Wuhan akhir 2019 lalu menyebar dengan cepat ke berbagai kawasan lintas batas negara di dunia. Penyebarannya yang cepat, tak membutuhkan waktu lama bagi Indonesia untuk turut terdampak dan berjuang melawan pandemic. Gelombang pertama Pandemic Covid-19 di Indonesia disinyalir terjadi pada Maret awal tahun 2020 berkat penyebarannya yang luas. Tak hanya Indonesia, berbagai negara di seluruh belahan dunia tanpa memandang kelas juga turut tunduk dan berjuang melawan Virus Covid-19. Hal ini membuktikan bahwa ancaman non tradisional dalam bentuk penyebaran virus mematikan telah menjadi persoalan yang kompleks dalam mewarnai isu dalam hubungan internasional. Tak hanya ancaman tradisional berupa peperangan dan konflik, dewasa ini hubungan internasional diwarnai dengan variasi ancaman baru yang mungkin tidak pernah terfikirkan sebelumnya. Pandemic Covid-19 yang terjadi saat ini merupakan bentuk nyata variasi ancaman non tradisional yang menimpa seluruh masyarakat internasional pada abad ke 21.

Pandemic Covid-19 diseluruh dunia selama 2 tahun terakhir telah menewaskan jutaan penduduk diberbagai negara, menjadikan krisis kesehatan ini sebagai focus utama kebijkan nasional dan luar negeri saat ini. Penyebaran virus yang sangat cepat dan dampak yang besar bagi kesehatan menjadi kekhawatiran bagi Indonesia untuk segera mengakhiri garis penyebarannya, ditambah lagi dengan berbagai varian baru yang muncul. Salah satu hal mendasar yang dilakukan adalah dengan mengatur strategi dan mengupayakan politik luar negeri Indonesia mencapai sector ini. Kebijakan kerjasama luar negeri Indonesia saat ini masih berfokus pada pemenuhan kebutuhan Indonesia atas bantuan distribusi vaksin, alat kesehatan dan fasilitas medis yang memadai. Tak sampai disitu Indonesia terus berupaya menjalin hubungan baik bilateral maupun multilateral dengan negara-negara lain untuk membangun kembali sector-sektor yang lumpuh terdampak krisis ini. Untuk mencapai semua itu Indonesia menerapkan kerja sama luar negeri dengan berbagai negara dengan terus menjunjung prinsip bebas aktif yang diterapkan Indonesia sejak awal.

Pada awal pandemic Indonesia cukup kewelahan dalam memenuhi kebutuhan alat-alat kesehatan seperti masker dan alat penanganan medis. Dalam kondisi ini Indonesia diharuskan melakukan impor dari negara-negara tetangga seperti China, Jepang, dan Singapura. Meskipun negara-negara tersebut juga masih menghadapi dampak dari pandemic, Indonesia berhasil menjadi salah satu negara prioritas untuk mendapatkan bantuan alat-alat kesehatan. Hal ini dapat terjadi berkat kepiawaian dalam melakukan diplomasi dengan negara lain yang memiliki keunggulan dalam teknologi dan produksi. Tercatat ada beberapa variasi vaksin yang digunakan, termasuk distribusi 35 juta dosis vaksin yang berasal dari Amerika kepada Indonesia. Peran Indonesia dalam kancah internasional dilakukan melalui diplomasi terus menerus dalam berbagai forum pertemuan pemimpin dunia untuk menyuarakan pemerataan distribusi vaksin bagi seluruh negara di dunia. Terutama bagi negara berkembang dan miskin, distribusi vaksin sangat diperlukan untuk menghentikan keterpurukan berbagai sektor negara.

Saat ini focus bersama negara-negara di seluruh dunia tidak lagi hanya menghentikan penyebaran virus tapi juga rekonstruksi pemulihan berbagai sector dalam kehidupan masyarakat. Hal ini sejalan dengan prioritas politik luar negeri Indonesia yang dicanangkan Presiden Jokowi yang salah satunya ialah diplomasi ekonomi. Sector ekonomi merupakan sector lain yang paling terdampak oleh krisis Pandemic Covid-19. Basis perekonomian masyarakat mengalami kemunduran bahkan sempat terhenti karena masyarakat tidak dapat melakukan aktivitas perekonomian di luar ruangan, serta prioritas individu untuk menghentikan rantai penyebaran virus. Kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat memang penting diterapkan untuk membatasi rantai penyebaran dan menyelamatkan banyak nyawa, namun hal ini tidak dapat dipungkiri juga menghentikan banyak sector lainnya terutama ekonomi. 

Dunia dihadapkan tidak hanya pada Pandemic dengan potensi penyebarannya yang luas namun juga upaya pemulihan pasca pandemic di berbagai sector kehidupan masyarakat. Rekonstruksi berbagai sector diperlukan terutama negara berkembang dan miskin sebagai dampak pasca pandemic. Tak hanya rekonstruksi bagi Indonesia melainkan rekonstruksi atau pemulihan secara global. Diplomasi ekonomi sebagai prioritas politik luar negeri Indonesia dalam keadaan pandemic ini juga perlu ditegaskan kembali. Dalam forum APEC yang merupakan forum kerjasama ekonomi Asia Pasifik, Indonesia juga menegaskan dukungan penuh untuk pemulihan ekonomi global pasca pandemic yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun ini. 

Untuk mencapai pemulihan ekonomi global, diperlukan adanya sinergitas seluruh pemimpin negara dalam memperlancar akses vaksin bagi seluruh negara sebagai awal penguatan struktur sosial masyarakat. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi juga terus menyinggung terkait kesadaran seluruh pemegang kekuasaan negara untuk mendukung pemulihan ekonomi secara global dalam berbagai forum termasuk G20 baru-baru ini. Selanjutnya ketika masyarakat memiliki basis kesehatan yang terjamin dan terpenuhi dari pemerataan distribusi vaksin, dan dengan dukungan pemerintah untuk membuka kembali keran investasi, maka roda perekonomian akan mampu berputar kembali. Hal ini juga mendorong perekonomian negara untuk semakin membaik pula. 

Memastikan keselamatan rakyat merupakan hal utama di masa pandemic, namun hal ini juga diiringi dengan tanggung jawab negara menghidupkan kembali basis yang lumpuh akibat pandemic. Dengan demikian maka pemulihan pasca pandemic dapat dicapai melalui kebijakan luar negeri negara lain yang sinergis dan inklusif terhadap tumbuhnya investasi sehingga roda perekonomian dapat berputar. Namun hal ini hanya dapat dicapai apabila terdapat kesepakatan dalam hubungan kerjasama untuk saling memfasilitasi sinergitas tersebut. Hal ini lah mengapa penting untuk menyatukan prioritas, menyamakan visi, dan mengesampingkan ego untuk duduk dalam forum-forum bilateral dan multilateral yang memfasilitasi kerjasama pemulihan bersama pasca Pandemic Covid-19

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun