Mohon tunggu...
Devani Yolanda
Devani Yolanda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Prinsip Pembangunan Ekonomi Umat

17 Maret 2019   13:43 Diperbarui: 17 Maret 2019   13:54 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menurut Suherman Rosyidi, tanah bukanlah sekedar tanah ditanam atau ditinggalkan saja, tetapi termasuk pula didalamnya segala sumber daya alam. Pada hakikatnya, seluruh alam ini berperan memberikan faedah kepada manusia dan mereka boleh menggunakan sumber daya alam yang tersembunyi dan berpotensi untuk memuaskan keinginan manusia yang sesungguhnya tidak terbatas.

Jelasnya, tanah yang merupakan sumber daya alam yang meliputi segala sesuatu yang ada didalam, diluar, ataupun disekitar bumi yang menjadi sumber-sumber ekonomi, seperti pertambangan, pasir, tanah pertanian, sungai, dan lain sebagainya. Bumi biasa diperdayakan untuk pertanian, peternakan, pendirian kawasan industry, perdagangan, sarana transportasi, ataupun pertambangan.

Di dalam hadis lain ditegaskan bahwasanya manusia juga tidak lepas dari tiga hal   

Telah menceritakan kepada kami Abdullah Bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin khirasy bin hausyab asy syaibani dari al awwambim hausyab dari mujahid dari ibnu abbas ia berkata, "Rasulullah shallallahu'alaihi wassalam bersabda:

32.  Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu dan dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar dilautan dengan kehendak-nya, dan dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.

33. dan dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.

34. dan dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

                        
  

[4] Abdul Rokhim S.Ag, M.EI, Ekonomi Islam Prespektif Muhammad SAW, (Jember Stain Press,2013), 65-66

[2] Agung feryanto, Ekonomi (yogyakarta: intan pariwara,2010),2-3

[3] Riwayat Bukhari, hadis ke 2109.

Riwayat Bukhari, hadis ke 2360.

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun