"Aku butuh pengakuan!" Teriakan yang selalu menggema dalam pikiran.
Sulit alat ucap itu melontarkan kepada orang
"Aku mengerti." Gumamku termenung.
Tidak semuanya kutangkap dalam genggaman
"Senderan semacam apa incarannya?" Ujarku.
Termenung untuk kecerahan tanpa cahaya
Metafisika musabab jarak
"Hal apa yang dimaksud" Tanyaku.
Pengakuan itu cuci tangan pada teman
"Nampak elok sekali kedok itu.." Tertawaku dalam tembusan kabut.
"Pengakuan itu seperti apa?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!