Mohon tunggu...
Laura DevandraCheryl
Laura DevandraCheryl Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang

Saya merupakan mahasiswa semester 3 di Universitas Singaperbangsa Karawang program studi ilmu komunikasi. Sejalan dengan itu, saya memiliki keinginan untuk dapat menulis artikel yang aktual dan menjadi informasi yang dibutuhkan serta mengedukasi para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Kemampuan Literasi Media di Pemilu 2024

6 November 2023   22:00 Diperbarui: 6 November 2023   22:28 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/photos/silver-imac-with-keyboard-and-trackpad-inside-room-KE0nC8-58MQ

Saat ini berbagai informasi dapat dengan mudah tersebar berkat adanya media baru. Setiap orang dapat menyebarkan informasi atau mengonsumsi suatu informasi dengan mudah, namun seringkali informasi tersebut adalah informasi bohong atau hoaks.  Informasi bohong yang berkaitan dengan Pemilu 2024 dapat menurunkan kepercayaan masyarakat dan berdampak pada partisipasi masyarakat. Jangan sampai masyarakat terhasut oleh berbagai disinformasi, agar masyarakat tidak terhasut diperlukan kemampuan literasi digital untuk menangkal informasi-informasi bohong.

Apa itu literasi media?

Baran (2004) menyebutkan saat ini literasi diartikan sebagai kemampuan memahami simbol-simbol tertulis secara efisien dan efektif serta komprehensif. Dengan adanya perkembangan media noncetak (lahirnya media elektronik), maka kemampuan itu tidak bernama literasi lagi, tetapi menjadi media literacy atau literasi media (kecerdasan bermedia). 

Literasi media merupakan keahlian yang dapat dikembangkan, sama seperti keahlian lain. Keahlian yang harus dikembangkan melalui literasi media adalah berpikir bagaimana pentingnya media massa dalam menciptakan dan mengendalikan budaya yang membatasi kita dan hidup kita

Literasi media merupakan salah satu upaya dalam menangkap dampak negatif media massa, karena literasi media memampukan khalayak media untuk mengevaluasi dan berpikir kritis terhadap pesan yang disampaikan oleh media. Sejumlah pakar menyebut, melakukan literasi media dapat menciptakan generasi literat, yang merupakan jembatan menuju masyarakat makmur yang kritis dan peduli. Kritis terhadap segala informasi yang diterima, sehingga tidak bereaksi secara emosional dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Kemampuan Literasi Media

Sebagai audiensi media massa, mengonsumsi isi media adalah hal yang mudah. Kita cukup menekan tombol untuk menonton siaran televisi, datang ke bioskop untuk dapat melihat sebuah film, atau dengan membeli koran. Bahkan saat ini semuanya tersedia di smartphone, kita cukup memiliki akses internet lalu kita akan mendapatkan semua informasi yang kita butuhkan melalui smartphone. Namun, lain halnya dengan konsumsi literasi media. Mengonsumsi literasi media membutuhkan kemampuan spesifik, yang disebut media literacy skill atau kemampuan literasi media.

Kemampuan literasi media yaitu sebagai berikut :

  • Kemampuan dan keinginan untuk membuat kemajuan dalam memahami isi, memperhatikan dan menyaring informasi luar;
  • Pemahaman dan respek terhadap kekuatan pesan media. Media massa telah ada sejak satu setengah abad, isi media cenderung gratis atau relatif murah;
  • Kemampuan untuk membedakan emosi dari reaksi yang beralasan ketika merespons isi dan tindakan yang menurutnya;
  • Pengembangan harapan yang dipertinggi dari isi media. Kita menggunakan media untuk mengisi waktu luang. Ketika memutuskan untuk menonton televisikita biasanya mengganti saluran sampai menemukan saluran yang cocok;
  •  Pengetahuan konvensi "genre" dan kemampuan untuk menerima ketika terjadi penggabunganIstilah "genre" merujuk kepada macam-macam ekspresi dalam bermacam-macam media. Dimana "genre " tersebut melukiskan secara khusus;
  • Kemampuan untuk berpikir kritis tentang pesan media tidak hanya krediblitas sumber;
  •  Sebuah pengetahuan bahasa internal dari berbagai media dan kemampuan untuk memahami dampaknyatidak hanya bagaimana masalah itu cukup kompleks (Baran, 2004 : 56-58).

Seberapa penting kemampuan literasi media di Pemilu 2024?

Menurut saya kemampuan literasi media sangat penting dimiliki oleh para pemilih di pemilu 2024. Hal ini penting karena saat ini kita berada di era digital di mana penyebaran informasi terjadi begitu cepat, namun sering kali informasi yang tersebar adalah informasi yang bohong atau sering kita sebut hoaks. Informasi bohong atau dikenal sebagai hoaks menyangkut penyelenggaraan pemilu dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat dan berdampak pada partisipasi masyarakat. Kemampuan literasi media penting diterapkan agar masyarakat dapat membentengi diri dari hoaks dan dapat mengonsumsi berita yang benar untuk menjadi bahan edukasi masyarakat di pemilu 2024 ini.

Tujuan akhir dari literasi media adalah mengajak masyarakat dan pengguna media untuk menganalisis pesan yang disampaikan media massa mempertimbangkan tujuan komersial dan politik dibalik suatu citra atau pesan media, dan meneliti siapa yang bertanggung jawab atas pesan yang disebarkan media. Jika seluruh masyarakat yang menjadi pemilih di Pemilu 2024 memiliki kemampuan literasi media yang mencukupi, maka pemilih di Pemilu 2024 akan menjadi pemilih yang kritis. Harapannya agar Pemilu 2024 dapat berjalan secara aman dan damai sehingga hasil akhirnya terpilihlah pemimpin yang benar-benar kompeten dalam memimpin bangsa dan negara Indonesia.

Bagaimana cara meningkatkan kemampuan literasi media masyarakat di Pemilu 2024?

Cara meningkatkan literasi media masyarakat di Pemilu 2024 yaitu :

  • Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang literasi media.
  • Pencegahan dan penanganan berita bohong (hoaks) selama masa kampanye oleh Bawaslu dengan pemblokiran website atau menyediakan tempat pelaporan konten-konten yang mengandung disinformasi atau SARA.
  • Bawaslu dapat bekerja sama dengan para konten kreator untuk menyebarkan informasi seputar pemilu agar pengguna sosial media yang sasarannya adalah pemilih di Pemilu 2023 akan teredukasi.
  • Sosialisasi Pemilu 2024 aman dan damai tanpa konflik.
  • Peningkatan peran dan kerja sama semua pihak yakni pemerintah, Bawaslu, dan masyarakat dalam menangkal informasi-informasi yang salah.

Setelah cara-cara tersebut ditempuh, kemampuan literasi media masyarakat diharapkan dapat meningkat. Peningkatan kemampuan literasi media akan menjadikan masyarakat menjadi terhindar dari informasi bohong. Masyarakat pun akan menjadi lebih kritis dalam menentukan pilihannya di Pemilu 2024.

Kesimpulan

Literasi media merupakan salah satu upaya dalam menangkap dampak negatif media massa, karena literasi media memampukan khalayak media untuk mengevaluasi dan berpikir kritis terhadap pesan yang disampaikan oleh media. Sebagai audiensi media massa, mengonsumsi isi media adalah hal yang mudah sedangkan mengonsumsi literasi media membutuhkan kemampuan spesifik. Media literacy skill atau kemampuan literasi media, yakni pemahaman dan respek terhadap kekuatan pesan media serta pengembangan harapan yang dipertinggi dari isi media. 

Kita menggunakan media untuk mengisi waktu luang ketika memutuskan untuk bermain sosial media dan menonton video yang kita suka atau menonton televisi kita biasanya mengganti saluran sampai menemukan saluran yang cocok. Literasi media lebih dari sekadar memilih saluran atau video yang cocok tetapi memilih informasi yang benar. Kemampuan literasi media sangat penting dimiliki oleh para pemilih di pemilu 2024. Informasi bohong atau dikenal sebagai hoaks menyangkut penyelenggaraan pemilu dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat dan berdampak pada partisipasi masyarakat. Maka dari itu masyarakat harus diberi edukasi tentang literasi media.

Referensi

Ardiantor, Elvinaro. 2007. Komunikasi massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun