Mohon tunggu...
Devana Kirana
Devana Kirana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matinya Sang Penyair

23 Maret 2016   12:37 Diperbarui: 23 Maret 2016   12:41 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keadaan telah berubah, kini engkau telah mati,

mati karena kebiadaban kelamnya hati.

Keadaan telah berubah, kini engkau telah mati,

mati karena menelan pahitnya egoisme dan keserakahan.

 

Keadaan telah berubah, kini engkau telah mati

kesombongan dan kebiadaban telah menemanimu !!

Keadaan telah berubah, kini engkau telah mati

keangkuhan dan keserakahan telah menelanmu

 

Kematian datang padamu sebagai malaikatmu,

kematian datang padamu sebagai penyelamatmu.

tapi.....

apakah kamu sadar engkau telah terkunci dipenghujung

 

Aku menertawakanmu, dalam gulita

Aku menghardikmu, dalam kepiluan

tapi....

engkau mendapat bau busukmu dari dalam kelammu

 

Aku....hanya bisa tersenyum dalam kepiluanku

tapi....

engkau memberikan kemilau debu yang tergurat oeh angin

Hai sang penyair, engkau telah mati dalam kepiluan

 

Keadaan telah berubah, karena engkau telah mati...

Keadaan benar benar berubah saat kau menelan racunmu sendiri

keadaan telah berubah, karena engkau telah mati

Keadaan kembali berubah, karena kau telah menciptakan perubahaan...

 

 

DK...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun