Bancakan saat ini masih banyak kita temukan di pedesaan, tradisi bancakan sendiri merupakan kegiatan untuk menunjukkan rasa syukur dan hormat kepada sang pencipta. Tradisi bancakan biasanya diselenggarakan setiap hari kelahiran, mengakhiri Tadarus Al-Qur’an, selepas sholat idul Fitri, dan masih banyak lainnya.
Di desa Slendro kecamatan Gesi tradisi bancakan masih banyak dilakukan oleh masyarakat. Misalnya bancakan hari kelahiran atau yang biasanya disebut wetonan. Bancakan weton ini mempunyai tujuan untuk memperingati hari lahir sekaligus menunjukkan rasa syukur kepada sang pencipta karena telah memberikan keselamatan dan kenikmatan yang telah diberikan.
Tradisi bancakan weton biasanya di laksanakan dengan menggunakan tumpeng, kulupan (sayuran yang direbus), ingkung, telur, dan jajanan pasar. Saat bancakan weton dimulai biasanya diawali dengan doa - doa untuk keselamatan dan kesuksesan untuk kedepannya untuk orang yang sedang di mengadakan bancakan weton. Bancakan weton juga dapat mempererat tali silaturahmi karena saat pelaksanaan tradisi bancakan semua tetangga akan datang dari anak - anak, remaja, maupun orang tua akan berkumpul bersama tanpa memandang usia. Setelah berdoa acara selanjutnya adalah makan bersama biasanya mereka makan dengan muluk atau dalam bahasa Indonesia artinya makan dengan tangan langsung tanpa menggunakan sendok dan garpu.
Namun ada sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa kegiatan bancakan merupakan hal yang menyimpan dari agama Islam. Sehingga ada sebagian masyarakat yang sudah meninggal tradisi bancakan ini. Kalau menurut kalian bagaimana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H