Nasib Partai Persetuan Pembangunan (PPP) yang kembali tidak dilibatkan dalam paket pimpinan MPR Koalisi Merah Putih membuat PPP kecewa. Wasekjen PPP Syaifullah Tamliha sempat mengatakan "PPP harusnya memiliki hak. "Saya 18 kali ikut rapat, sebelum Demokrat gabung, sudah dibilang PPP jadi wakil ketua MPR. Kalau digusur itu penzaliman. Kami sudah sampaikan Koalisi Merah Putih wakil ketua itu harga mati," katanya.
Sebab PPP sudah menetapkan Azrul Mazwar sebagai kandidat wakil ketua MPR. Jika usulan partainya tidak dihargai, mungkin PPP akan beralih ke Koalisi Indonesia Hebat.
Menurut pengamat politik Herri Budianto Koalisi Merah Putih (KMP) seharusnya memberikan komitmen yang kuat atas kesepakatan yang telah dibuat dengan partai politik pengusungnya. Ia memperkirakan bahwa pencoretan PPP dari calon pimpinan MPR karena kursi yang didapat pada DPR hanya 39 kursi, kalah dari Partai Demokrat yang mecapai 61. Sosok Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dianggap masih kuat, sedangkan PPP memiliki sejumlah masalah intern partai. Namun menurut Herri PPP tetap layak mendapatkan kursi dalam jajaran ketua MPR karena PPP partai yang setia terhadap KMP.
Kekecewaan PPP langsung direspons kubu PDI-P dengan menyiapkan 1 kursi sebagai wakil ketua MPR. Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo sempat mengatakan bahwa "Kami terus membangun komunikasi dengan PPP, namun PPP mau gabung dengan PDI-P atau tidak itu urusan PPP, bukan kita."
Disisi lain Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan bahwa beliau tetap menginginkan PPP berada dalam KMP, sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan bahwa PPP tidak masuk daftar paket calon pimpinan MPR yang diajukan KMP, namun PPP masih memiliki peluang untuk mendapatkan kursi pimpinan alat kelengkapan dewan di DPR.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H