Mohon tunggu...
Daffa Amadeuz
Daffa Amadeuz Mohon Tunggu... Lainnya - International Relation

Hanya seorang mahasiswa hubungan internasional yang skeptis tentang dunia dan akhirat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Budaya "Clickbait" di Era Informasi Cepat

13 Maret 2019   19:52 Diperbarui: 13 Maret 2019   20:14 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman yang serba cepat ini, kebutuhan informasi (walaupun rakyat Indonesia cenderung malas membaca) memang sangat dibutuhkan oleh banyak orang, ada yang dengan membaca e-book, berlangganan Koran online via email, channel berita bahkan youtube yang tadinya "broadcast yourself' mulai menjadi sarana informasi. 

Kebanyakan dari informasi yang beredar di internet di-drive oleh para pemilik modal yang saya yakin mencari keuntungan yang banyak dari informasi yang disediakan oleh pemilik modal tersebut. 

Keuntungan yang di dapat biasanya berbentuk banyaknya laman mereka dikunjungi dalam sehari, seminggu, sebulan atau setahun, dan jalan pintas yang mereka pakai untuk menarik minat baca orang orang adalah dengan cara judul palsu, heboh dan bersifat clickbait. Anda telah melihat click baiting di mana-mana, bahkan jika Anda tidak selalu menyadarinya.

Sederhananya, clickbait adalah bagian dari konten yang sengaja membuat janji berlebihan atau salah mengartikan untuk menarik pengguna ke situs web tertentu. 

Clickbait umumnya menangkap pengguna dengan judul yang tajam dan sensasional seperti "Anda tidak akan percaya ini", atau "Anda tidak akan pernah menebak apa yang terjadi selanjutnya" atau " 15 sifat wanita yang wajib diketahui pria, nomor 7 bikin kejang kejang", tetapi kemudian gagal memenuhi ekspektasi tersirat pengguna.

Salah satu jenis konten clickbait yang lebih populer adalah menghasilkan "listicle" yang menggabungkan konten dari situs lain untuk menarik lebih banyak pengguna ke satu situs. 

Artikel Clickbait cenderung berjalan di bawah 300 kata, dan biasanya tidak menyertakan ide atau konten asli. Alih-alih, itu adalah ringkasan dari cerita yang lebih panjang atau video yang disematkan yang dapat ditemukan di tempat lain, dan setelah diperiksa tidak harus cocok dengan tajuk atau lede yang sesuai. 

Banyak pemilik bisnis kecil dan agen pemasaran suka menggunakan clickbait karena ini adalah cara super cepat untuk menghasilkan lalu lintas web dan dapat menghasilkan hasil. Listikel khusus industri khususnya dapat menghemat banyak waktu dan energi bagi para pengguna yang mencoba mengumpulkan informasi untuk diri mereka sendiri. Peningkatan lalu lintas berikutnya yang dihasilkan oleh konten ini dapat meningkatkan kehadiran mesin pencari situs secara fenomenal. Secara umum, itu adalah win-win solution bagi pemilik modal.

Apakah lalu lintas itu diterjemahkan secara langsung ke tingkat konversi yang lebih tinggi dan peningkatan penjualan lebih sulit untuk dikatakan. Tetapi jika perusahaan terlalu mengandalkan clickbaiting, sering kali kredibilitas situs tersebut akan berkurang, contoh saja tribun news.

"Stop Clickbait" merupakan aplikasi ekstensi untuk browser Google Chrome. Ekstensi ini berguna untuk memberi notifikasi suatu judul artikel yang berbau clickbait atau tidak dengan keakuratan yang mencapai 93 persen. 

Dalam pembuatan ekstensi tersebut, ada 8.069 artikel gabungan antara judul clickbait dan tidak yang dijadikan basis data untuk menentukan apakah sebuah artikel bernuansa clickbait atau tidak.

 Stanford CoreNLP, teknologi yang menganalisis bahasa manusia, dijadikan mesin ekstensi itu. Untuk menghindari basis data yang masuk kategori "false negative," tim pembuat mempekerjakan sukarelawan yang akan menyortir apakah judul dianggap clickbait atau tidak.

Dalam penciptaan Stop Clickbait, Chakraborty dan timnya menemukan bahwa terdapat beberapa ciri suatu judul dapat dianggap clickbait atau tidak. Dari hasil riset mereka, rata-rata panjang judul artikel clickbait ialah 10 kata. Sementara non-clickbait hanya tujuh kata. Namun, meskipun panjang, jumlah karakter per kata yang digunakan artikel berjudul clickbait lebih sedikit dibandingkan yang tidak. 

Rata-rata jumlah karakter per kata judul artikel clickbait ialah 4,5 karakter, sementara itu non-clikbait ialah 6 karakter. Tim tersebut juga menemukan, dalam konteks bahasa Inggris, artikel berjudul clickbait memiliki kata khusus atau kata yang umumnya berasosiasi dengan clickbait atau sebaliknya. 

Kata khusus yang berasosiasi dengan clickbait antara lain I, you, everyone, he, here, it, reason, something, that, dan they. Artinya judul-judul yang menekankan pada kata ganti. Sementara kata yang berasosiasi dengan bukan clickbait misalnya court, crash, fire, gov, leader, dan senate atau judul yang menekankan pada penggunaan kata kerja. (tirto.id)

Upaya memaksimalkan jumlah kunjungan tiap artikel jadi kondisi yang harus dihadapi media digital masa kini. Semakin banyak yang membaca sebuah artikel, semakin menggelembung page view sebuah media. Kondisi ini sering diasosiasikan dengan peluang mendapatkan pengiklan, apalagi sistem iklan yang berkembang saat ini sudah merambah pada layanan AdSense. 

Web dukungan AdSense mengatakan bahwa situsweb memperoleh pendapatan dengan menampilkan iklan yang ditawarkan AdSense. Penerbit memperoleh uang ketika pembaca meng-klik iklan atau hanya melihat/membacanya. Ini artinya, dengan sistem AdSense, page view sangat menentukan. 

BBC melaporkan dalam tulisan berjudul Clickbait: The changing face of online journalism, mengutip Columbia Journalism Review ada media yang sangat memperhatikan aspek keterbacaan sebuah artikel. Misalnya ada media online bernama Bleacher Report (BR). BR menggaji penulisnya hanya $100 per bulan. Mereka memberikan insentif sebesar $5 setiap 500 klik di artikel yang mereka buat. Untuk memperoleh insentif itu, clickbait adalah cara yang ditempuh oleh kebanyakan penulis artikel.

Masalahnya adalah clickbait terlalu banyak janji dan kurang tayang, sehingga kemungkinan sebagian besar calon pelanggan Anda berusaha menghindarinya kapan pun memungkinkan. Lagipula, tidak ada yang suka merasa bahwa mereka telah ditipu atau membuang-buang waktu dan jika Anda mulai terlalu sering menerbitkan atau mempromosikan clickbait, merek Anda mungkin menjadi sinonim dengan informasi yang dipertanyakan atau waktu yang terbuang. 

Search engine seperti Google memasukan banyak kriteria ke dalam algoritma mereka ketika menghasilkan halaman hasil untuk pengguna dan salah satu faktor tersebut adalah kualitas konten web. 

Setiap beberapa bulan, Google meluncurkan sejumlah pembaruan yang dirancang untuk menyaring clickbait, menggandakan konten, dan berita palsu, dan kemudian menghukum halaman dan situs web yang terkait dengan konten berkualitas rendah dengan mendorong mereka lebih jauh ke bawah halaman hasil. 

Faktor lain yang dicari mesin pencarian ketika memeringkat situs yang berbeda adalah rasio pentalan laman web. Jika pengguna mengklik ke suatu halaman, mengidentifikasi konten sebagai tidak berguna dan segera "bangkit" dari situs tanpa mengklik ke halaman lain, Google umumnya mengklasifikasikan situs itu sebagai kurang berharga dari sudut pandang pengguna. Semakin banyak pengguna minggat dari konten tidak berguna Anda, semakin banyak situs web Anda menderita.

Facebook juga telah mengambil langkah sendiri melawan clickbait. Musim panas lalu, raksasa media sosial itu meluncurkan pembaruan algoritma baru yang mengidentifikasi clickbait yang diposting oleh perusahaan, dan kemudian mencegah posting tersebut muncul di Umpan Berita pengguna. Dengan mengingat hal ini, ada baiknya berpikir dua kali sebelum meng-hosting clickbait di situs web perusahaan Anda atau membagikannya di media sosial.

Referensi: 1 2  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun