Menjelang Pemilu muncul istilah *FOMO* dari salah satu pendukung paslon, ternyata ini istilah anak muda kekinian yang sering dipakai untuk respon thd suatu produk lho..
Sering kali kita berlomba supaya produk-produk kita diendorse oleh artis terkenal, untuk meningkatkan promosi dan penjualan..
Lantas bagaimana dengan produk-produk dari artis itu sendiri..??
Apakah produknya bisa laku dan langgeng ..??
Ternyata banyak sekali produk mereka yang hanya bertahan se umur jagung, walaupun di bidani dan di endorse oleh artisnya langsung, kenapa ini bisa terjadi ?Â
Menurut Chief Empowerment Officer (CEO) Accelerice Indonesia, Charlotte Kowara, bisnis kue-kue kekinian para artis ini lebih condong meningkatkan strategi marketing lewat nama artisnya itu sendiri, dibandingkan kualitas rasa dan produknya sendiri aliasÂ
*Bisnis Latah Tanpa persiapan*
Jika membangun usaha dari awal, dibutuhkan waktu yang cukup panjang dan harus menembus sasaran pasar produknya. Namun sekarang, banyak pengusaha yang berpikir orang-orang sudah 'diedukasi' dengan produk-produk kekinian yang sama dari perusahaan lain
Faktor lain yang menjadi alasan adalah *FOMO (Fear Of Missing Out)*Â
menjadi salah satu alasan banyak orang Indonesia yang takut ketinggalan kekinian.Â
Jadi mereka langsung lompat ke ranah yang mereka pikir sudah diedukasikan alias mereka ikut momentum yang sudah dibantu karena viral
Namun sayangnya banyak dari pengusaha tidak melihat situasi, apakah produk yang mereka keluarkan bisa bertahan lama atau hanya mengandalkan momentum hype-nya. Sayangnya mereka tidak melihat itu, maka itulah yang menjadi penyebab kue-kue artis ini gulung tikar.
Intinya kembali ke pengetahuan proses produksi dan kontinuitas dari produk itu sendiri yang lebih menjamin ke langgengan suatu produksi bukan dengan mengikuti hype atau endorse dari artis semata..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H