Mohon tunggu...
Dety BI Monasia
Dety BI Monasia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Hukum Undip 2017

Facta sunt potentiora verbis

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Menjaga Ketahanan Pangan dan Melawan Covid-19 Secara Bersamaan? Bisa Banget!

11 Agustus 2020   10:38 Diperbarui: 11 Agustus 2020   11:19 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus corona telah ditetapkan sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Virus ini dapat menular secara mudah melalui kontak dengan penderita. Namun hingga kini belum ada obat spesifik untuk menangani kasus terjangkit virus corona atau COVID-19. Oleh karenanya untuk mendukung terciptanya ketertiban penerapan protokol kesehatan maka pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru terutama dengan kondisi kebiasaan baru (new normal) yang digagas beberapa waktu yang lalu. Adapun kebijakan new normal ini baik untuk kondisi ekonomi negara namun dilain hal ini berdampak cukup besar kepada masyarakat karena banyak warga yang makin tidak disiplin dan muncul teori baru yang menganggap bahwa virus corona merupakan konspirasi sehingga banyak masyarakat yang sekarang tak acuh dengan regulasi yang telah dikeluarkan pemerintah. Oleh karena itu salah satu mahasiswa KKN Tim II dari Universitas Diponegoro yakni Dety BI Monasia mengajak warga dalam lingkungannya yakni di Rejosari, RT 04 RW 01, Kelurahan Ngijo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang untuk meningkatkan kesadaran akan pengetahuan mengenai keberadaan virus corona tersebut. Pembagian pengetahuan tersebut disampaikan dalam bentuk poster yang dibagikan ke grup Whatsapp ibu-ibu PKK di Rejosari RT 04 RW 01. Pembagian poster tersebut dilaksanakan setiap dua hari sekali selama empat minggu, selain poster Dety juga membagikan video yang dibuatnya terkait kebiasaan baru (new normal) yang marak dijumpai pada masa pandemi. Pengedukasian ini dilakukan agar mengingatkan seluruh kalangan masyarakat di Rejosari melalui ibu-ibu PKK ini untuk beaktifitas sehari-hari namun tetap mematuhi protokol kesehatan pemerintah. Selain membagikan ke dalam grup whatsapp ibu-ibu PKK Dety juga membagikannya melalui akun media sosial pribadinya yang bertujuan agar tidak hanya pada lingkup rumahnya yang digandeng untuk melawan Covid-19 namun juga teman-teman di akun instagram pribadinya ikut serta dalam perwujudan terselenggarakannya ketertiban umum dengan mematuhi protokol kesehatan pemerintah. Pembagian poster dan video edukasi pencegahan Covid-19 ini sudah dilakukan selama kurang lebih 4 minggu sejak tanggal 13 Juli 2020 dan  sampai dengan 9 Agustus 2020. Selain melakukan sosialisasi lewat online bersama grup ibu-ibu PKK RT 04 RW 01 Dety juga membuat dan memasang MMT himbauan pencegahan Covid-19 agar pesan pemerintah melalui regulasi yang dikeluarkan bisa tersampaikan dengan baik secara lebih luas di berbagai kalangan tidak hanya pada lingkup RT. 

s-86958084-5f3212cb097f36517176e3f2.jpg
s-86958084-5f3212cb097f36517176e3f2.jpg
s-86949898-5f3212e9097f366b8d44a952.jpg
s-86949898-5f3212e9097f366b8d44a952.jpg
Selanjutnya adalah terselenggaranya acara “Tanam Sayur Hidroponik Bentuk Ketahanan Pangan Pada Masa Pandemi Covid-19” yang dilaksanakan pada Sabtu 1 Agustus 2020 dan dihadiri oleh ibu-ibu PKK RT 04 RW 01 di rumah salah satu pengurus taman toga RT 04 RW 01 Dawis Bougenville. Pada acara tersebut dihadiri oleh 9 perwakilan PKK RT 04 RW 01 Rejosari karena pada saat pandemi ini pembatasan jumlah berkumpul maka yang menghadiri hanya beberapa sebagai perwakilan. Ibu-ibu sangat antusias dengan materi yang disampaikan dan terjadi komunikasi dua arah dengan banyaknya sesi tanya jawab dan sharing. Selain itu pada acara sosialisasi ini juga terdapat pembagian masker dan multivitamin yang sangat berguna di masa pandemi Covid-19. Pada masa pandemi seperti ini tentunya pendistribusian kebutuhan pokok juga cukup terhambat belum lagi banyak juga masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja akibat dari adanya pandemi ini tentunya membuat banyak orang yang tidak memiliki penghasilan dan terpaksa menghemat. Adapun pelatihan pembuatan hidroponik vertikultur untuk menanam sayuran ini dapat mendorong program pemerintah dalam memelihara ketahanan pangan nasional yang dimulai dari lingkup paling kecil yakni pemenuhan ketahanan pangan keluarga. Hal tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam Pasal 24 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 yang dimana cadangan pangan hanya bisa digunakan saat keadaan darurat maka dari itu pembuatan hidroponik ini juga bisa menjadi salah satu pembantuan pemerintah dalam mempertahankan cadangan pangan dan mewujudkan tujuan ketahanan sesuai dengan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012. Penanaman hidroponik secara mikro tersebut merupakan bukti adanya kemandirian pangan berupa kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat. Karena adanya kemandirian pangan tersebut merupakan suatu bentuk bagian dari ketahanan pangan yang berasal dari terjaganya cadangan pangan berskala nasional dan metode hidroponik ini juga didapuk sebagai jalan yang lebih mudah, ekonomis, dan sehat.

s-86351890-5f32116bd541df3072278692.jpg
s-86351890-5f32116bd541df3072278692.jpg
Harapan kedepannya setelah adanya sosialisasi mengenai pencegahan penyebaran Covid-19 ini adalah warga setempat dan masyarakat secara luas tetap mematuhi regulasi protokol kesehatan pemerintah walaupun sudah ada pelonggaran dalam beraktifitas pada masa new normal serta sosialisasi hidroponik vertikultur ini adalah dapat berguna bagi warga setempat untuk membantu ekonomi keluarga dan substitusi pekerjaan bagi warga yang terdampak pekerjaannya di masa pandemi Covid-19, selain itu juga harapan dari ibu-ibu PKK Rejosari RT 04 RW 01 bahwa warga setempat lebih maju dan lebih mentaati protokol kesehatan pemerintah dengan menggunakan masker terutama saat beraktifitas diluar rumah, menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) dan jaga jarak serta pada penyosialisasian penanaman sayur hidroponik ini dapat memajukan keterampilan dan kemandirian warga setempat, adapun wargapun antusias dengan topik hidroponik vertikultur tersebut dan banyak yang menerapkannya di rumah dengan menggunakan media yang lebih sederhana seperti yang sudah diniformasikan saat sosialisasi diadakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun