Mohon tunggu...
Detrianus Zai
Detrianus Zai Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iman sebiji sesawi dapat berpengaruh besar? Bagaimana bisa.

8 Agustus 2023   21:16 Diperbarui: 22 Agustus 2023   14:38 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matius 13:31-35

Tema: Beriman dan Bertumbuh di dalam Tuhan

Bapa ibu saudara/saudari yang terkasih. Khotbah pada minggu 7 setelah Trinitatis yang bertemakan "beriman dan bertumbuh didalam Tuhan". Beriman dan bertumbuh merupakan dua hal yang berbeda namun tidak dapat di pisahkan. Jika kita melihat pengertian dari kedua hal ini, akan lebih jelas. Beriman artinya mempunyai suatu kepercayaan atau keyakinan yang luar biasa. Kalau kita orang-orang Kristen beriman pada Allah yang esa, percaya dan yakin pada pengajaran-pengajaran Tuhan Yesus Kristus. Kemudian bertumbuh, bertumbuh artinya mengalami pertambahan ukuran yang tidak dapat Kembali pada ukuran semula. 

Misalnya tubuh kita. Kita pernah melewati dimasa didalam kandungan, menjadi bayi hingga besar seperti yang kita lihat sekarang ini. (sekarang, coba lihat kanan kirinya. Lihat dia sebesar apa sekarang, berapa tingginya, dia tumbuh kesamping atau keatas....) jemaat sekalian, saya rasa. pasti tidak ada yang bisa Kembali pada ukurannya semula sejak dia lahir, pasti tidak ada. Justru yang ada, semakin bertumbuh, semakin bertumbuh. Menjadi dewasa hingga menjadi Tua. Itulah tema kita pada hari ini bapa ibu "beriman dan bertumbuh didalam Tuhan".

Bapa ibu sekalian.

Khotbah kita pada hari ini terambil dari salah satu kita injil yaitu, injil matius. Dan injil matius ini ditulis oleh Rasul yang beranama Matius sekitar tahun 60-an. Dimana kitab injil ini di tujukan kepada orang-orang Yahudi. Jika dikatakan orang-orang yahudi, berarti mereka yang sangat ketat terhadap hukum taurat. Dalam injil matius ini, ada banyak pengajaran-pengajaran Tuhan Yesus dalam bentuk perumpamaan. Dia menjelaskan hal-hal kerajaan surga itu dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan. Hampir sepertiga dari pengajaran Tuhan Yesus disampaikan dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan. Banyak perumpamaan dari Tuhan Yesus terkait dengan hal kerajaan surga atau kerajaan Allah. 

Ada perumpamaan tentang seorang penabur, perumpamaan Lalang diantara gandum , perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi yang merupakan nats kita pada hari ini, perumpamaan tentang harta yang terpendam dan Mutiara yang berharga, perumpamaan tentang pukat. Dan itu semua disampaikan Tuhan Yesus kepada murid-muridnya, kepada orang yang mendengarnya disitu dengan tujuan supaya lebih mudah dimengerti oleh sidang pendengar apa yang dimaksudkan Tuhan Yesus tentang kerajaan Allah itu, sebab memang dalam perumpamaan-perumpaan itu, sering memakai contoh-contoh atau pengandai yang sesungguhnya, sering dialami, didengar atau dilihat oleh mereka langsung di Palestina sana.

Misalnya, dengan memakai istilah-istilah pertanian, makanan atau aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari yang di pahami oleh masyarakat Yahudi. Sehingga pengajaran-pengajaran yang disampaikan Yesus, bisa mereka mengerti atau memahami apa maksud Tuhan Yesus. Itulah misi Tuhan Yesus selama 3,5 tahun. Dia memberitakan kabar baik kepada umatnya, menceritakan kabar keselamatan itu kepada umatnya. 

Bapa ibu saudara saudari yang terkasih

Teks khotbah kita pada hari ini berisikan tentang perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi. Biji sesawi dan ragi adalah dua hal yang familiar bagi pendengar, karena terkait erat dalam aktivitas harian mereka dalam dunia pertanian dan kegiatan rumah tangga. 

Perumpamaan tentang biji sesawi (31-32)

Apa yang mau dimaknai Yesus dengan mengumpamakan 'kerajaan surga' dengan pertumbuhan biji sesawi? Hal pertama yang perlu dipertegas adalah bahwa biji sesawi itu, jenis biji yang paling kecil dari segala jenis biji-bijian yang dapat dijadikan benih atau bibit. Bapa ibu, sesawi disini bukan seperti sayur sawi yang kita kenal di Indonesia ya. 

Mungkin ada diantara kita bertanya, kok sayur sawi disini bisa jadi pohon. Sedangkan kalau kita tanam sayur sawi saja, Panjang sayurny itu kira-kira 30-50 cm. tetapi kenapa bisa disebut pohon? Bapa ibu, sesawi yang kita kenal diindonesia, yang sering kita masak didapur tidak sama dengan sesawi yang disebutkan didalam Alkitab. Tetapi sesawi disini adalah sejenis tanaman yang hidup di daerah palestina sana. Bijinya itu cuman 1 milimeter ukurannya. Tetapi kalau sudah ditaburkan akan tumbuh menjadi besar hingga tingginya itu 2,5 meter hingga 3 meter. Mempunyai daun yang lebat, mempunyai dahang-dahang yang bisa membuat burung bisa bersarang di situ.

Bijinya tadi mempunyai ukuran paling kecil dari biji sayur-sayuran lainnya, namun Ketika sudah ditabur menjadi sayur terbesar dari segala sayur bahkan seperti pohon. Ukurannya itu seperti rimbang atau lebih besar dari situ. 

Sesawi ini banyak manfaatnya, Ketika dia sudah besar. Daun-daunya dimanfaatkan sebagai sayur, dahang-dahang bisa menjadi tempat burung-burung, bijinya juga banyak manfaatnya. Bisa dijadikan sebagai obat, bisa juga sebagai bumbu makanan dll. Pokoknya sesawi ini banyak memberikan manfaat bagi orang. Lalu mengapa Tuhan Yesus menggunakan perumpaan sesawi ini untuk menjelaskan kerajaan surga? Apa maksudnya? Apakah tidak ada biji lain yang bisa digunakannya untuk menjelaskan kerajaan sorga itu. Mengapa harus biji sesawi?

bapa ibu.....

Yesus menggunakan perumpamaan biji sesawi ini untuk menjelaskan kerajaan sorga, karena bijinya itu sangat kecil, namun bisa menjadi besar ketika sudah ditabur. 

demkian halnya dengan Injil itu biasanya sangat lemah dan sangat kecil pada mulanya, seperti biji sesawi, yang paling kecil dari segala jenis benih. Kerajaan Mesias yang pada saat itu sedang didirikan hanyalah merupakan sebuah sosok kecil. Kristus dan para rasul, jika dibandingkan dengan para pembesar dunia, tampak seperti biji sesawi, yang lemah di dunia ini. Di tempat-tempat tertentu, terbitnya surya Injil yang pada awalnya hanyalah seperti fajar pagi hari; dan dalam jiwa-jiwa tertentu, Injil pada mulanya hanyalah merupakan hari yang berisi peristiwa-peristiwa kecil, seperti buluh yang patah terkulai.

Orang-orang yang baru percaya adalah seperti anak-anak domba yang harus dibawa dalam pangkuan-Nya . Mereka mempunyai sedikit iman, namun masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya, sehingga...(1Tes. 3:10 "Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu."), mereka memiliki kerinduan untuk selalu bersekutu, saling tukar pikiran supaya bisa menambah apa kekurangan mereka.

mereka mempunyai keluhan-keluhan yang tidak terucapkan, karena begitu kecilnya. Mereka mempunyai keyakinan mengenai kehidupan rohani dan mereka hidup menurutnya, namun hampir tidak terlihat karena terlalu sedikit. Walaupun demikian, benih itu bertumbuh dan semakin tampak. Kerajaan sorga secara ajaib maju. Orang-orang dengan mudah memasukinya, dan bangsa-bangsa pun terlahir seketika, kendati dengan segala perlawanan yang dijumpainya baik dari neraka maupun dari bumi. 

Dalam jiwa yang mempunyai anugerah sejati, kerajaan itu akan benar-benar bertumbuh, walaupun mungkin tidak terasa. Biji sesawi itu kecil, tetapi bagaimanapun juga biji itu adalah benih yang mempunyai daya untuk bertumbuh. Anugerah akan menancapkan akarnya pada tanah dan semakin bertumbuh dan bertumbuh. Kebiasaan-kebiasaan mulia semakin diperkuat, perbuatan-perbuatan yang benar semakin dipergiat, pengetahuan semakin diperjelas, iman semakin diteguhkan, dan kasih semakin dikobarkan; itulah tandanya benih sedang bertumbuh.

Benih itu pada akhirnya bertumbuh menjadi sangat kuat dan berguna. Apabila sudah tumbuh dalam kematangan, biji itu akan menjadi pohon, yang ukurannya jauh lebih besar di negara-negara di Timur Tengah daripada di negara Inggris. Gereja itu seperti pohon yang besar, yang dijadikan sarang bagi burung-burung. 

Umat Allah datang kepadanya untuk mendapat makanan dan beristirahat, berteduh dan berlindung. Prinsip anugerah dalam diri sebagian orang, bila mereka sungguh memilikinya, akan bertahan dan disempurnakan pada akhirnya. Anugerah yang bertumbuh akan menjadi anugerah yang kuat dan akan membawa banyak buah. Orang-orang Kristen yang bertumbuh harus memiliki keinginan untuk menjadi berguna bagi orang lain, seperti halnya biji sesawi yang bertumbuh bagi burung-burung di udara, sehingga orang-orang yang tinggal di dekat atau di bawah bayangan mereka akan dibuat menjadi lebih baik

Lalu, apakah kabar keselamatan yang telah ditaburkan didalam diri kita, dalam pribadimu. Telah mengalami pertumbuhan? Apakah Iman kita bisa bertumbuh tanpa siraman dari firman Tuhan? Apakah hanya cukup menjadi orang Kristen, tetapi tidak mengalami pertumbuhan dalam iman? 

bapa ibu saudara sadari

biji tanaman yang baru ditanam, tidak akan mengalami pertumbuhan jika tidak disiram setiap hari. Meskipun biji itu sudah muncul pucuknya, pertanda bahwa tanaman itu telah bertumbuh. Namun Ketika tanaman itu, dibiarkan begitu saja, dan tidak mendapat asupan air mineral, tidak mendapat makananya. Maka apa yang terjadi? Akan mengalami perhambaan dalam pertumbuhan bahkan bisa mengering hingga bisa mati. Biji yang sudah hidup satu kali, namun gagal. Hanya mengeluarkan pucuk daun pertama. Lalu apakah biji itu bisa ditanam Kembali dan bisa hidup Kembali? Pasti tidak bapa ibu, tidak ada lagi gunannya selain dibuang. Tidak ada lagi manfaatnya.

Demikian juga iman kita kepada Tuhan bapa ibu, sekali beriman kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai juru selamat. Maka selamanyalah Yesus Kristus diam didalam kehidupan kita. Sekali Kristen tetaplah Kristen. Dan ingat bapa? Iman kita juga perlu siraman dari firman Tuhan. Perlu asupan dari firman Tuhan agar iman kita mengalami pertumbuhan didalam Tuhan.

Tetapi bagaimana iman kita bisa bertumbuh kalau kita dirumah-rumah terus? Bagaimana iman kita mendapat asupan firman Tuhan, jika kita menjauhi persekutuan-persekutuan Rohani? Kalau hari minggu, lebih mengutamakan tidur daripada mau datang ke gereja, lebih mengutamakan jalan2 santai di pantai atau dimanapun dari pada datang beribadah kepada Tuhan. 

Eh....Gimanalah amang semalam aku kerja jadi capek hari minggu.istrahat....

Gimanalah amang saya kerja, tidak ada waktu untuk ikut ibadah. Saya sibuk terus!!! Banyak alasan-alasan yang mereka katakan

Bapa ibu, semua yang ada didunia ini, hanyalah sementara apapun itu, harta, pekerjaan atau apapun profesimu. Semuanya itu hanya sementara. titipan sama kita untuk kita kerjakan. Semuanya itu dari-Nya, dia yang memberikan kepada kita. Ketika engkau lebih mengutamakan hal-hal lain itu dari pada mengutamakan Tuhan dalam hidupmu, apa yang engkau miliki sekarang, bisa disuatu saat nanti akan dicabut dari engkau. Pekerjaan bisa saja kita dieliminasi, malas bisa membuat engkau tidak memiliki apa-apa. 

Oleh sebab itu bapa ibu, sebelum hal itu terjadi dalam kehidupan kita. Mari utamakan Tuhan dalam hidupmu, datanglah beribadah dan dengarkanlah siraman dari firman Tuhan itu agar iman kita bisa bertumbuh. Persekutuan-persekutuan kita, ada ibadah keluarga, ibadah naposo, ibadah minggu. Paling tidak ikutilah salah satu atau dua ibadah tersebut jika terlalu sibuk. Jangan satu bulan tidak pernah ikut ibadah atau bahkan bertahun-tahun tidak pernah datang beribadah. Bagaimana dia bisa mengalami pertumbuhan didalam Tuhan.

b. perumpaan tentang ragi ayat 33

ini juga merupakan butiran-butiran yang sangat kecil, mirip seperti pasirlah bentuknya. Namun bisa membuat pengaruh besar. Kaum ibu, pasti tau atau mengenal apa yang Namanya ragi ya... terlebih-lebih kaum ibu yang hobi masak kue. Kue bolu, kue donat, pokoknya kuelah. Pasti dalam proses pembuatannya itu dibutuhkan ragi? (betul ibu-ibu....) ragi yang sedikit saja bisa mengkhamirkan tepung terigu tersebut. Ukuran ragi dan tepung terigu jauh berbeda. Ragi hanya secuil saja dapat mengkhamirkan tepung terigu sebanyak 3 sukat. Semakin bagus ragi yang diadukkan maka akan semakin khamir tepung terigu tersebut, semakin bagus kualitas tepung terigu tersebut. 

Sehingga kue yang dibuat bisa mengembang. Sudah pasti kue tersebut banyak diminati, di gemari oleh orang-orang. Dibandingkan dengan tepung terigu tanpa ragi. Pasti kualitasnya kurang baik, tidak mengembang. Dan sudah pasti juga peminatnya kurang, tidak tertarik dengan kue tersebut.

Bapa ibu....

Ragi itu tersembunyi dalam tepung terigu tiga sukat. Seperti tepung terigu, hati itu lembut dan lentur. Hati yang lembutlah yang berkemungkinan mendapat keuntungan dari firman. Ragi yang dicampurkan ke dalam gandum yang tidak tumbuh di tanah tidak akan berhasil, begitu juga dengan Injil di dalam jiwa yang tidak rendah hati dan tidak hancur terhadap dosa. Hukum Taurat menggiling hati dan kemudian Injil mencampurkan ragi ke dalamnya. Tepung terigu itu sebanyak tiga sukat, jumlah yang sangat besar, namun ragi yang sedikit akan membuat khamir seluruh adonan.

Tepung terigu itu harus diaduk-aduk terlebih dulu sebelum menerima ragi. Seperti halnya hati harus dihancurkan dulu, supaya berkabung dan menderita rasa sakit sehingga siap untuk menerima firman, supaya bisa menerima kesan-kesan yang ditanamkannya. 

Ragi harus disimpan di dalam hati, bukan untuk dirahasiakan, tetapi supaya aman. Pikiran-pikiran batiniah kita harus tertuju kepada firman, dan kita harus menyimpannya, seperti Maria yang menyimpan perkataan-perkataan Kristus di dalam hatinya. Ketika seorang perempuan menaruh ragi dalam tepung terigu, itu dilakukannya supaya ragi itu memberikan rasa dan kelezatannya ke dalam tepung terigu itu. Begitu pula halnya, kita harus menyimpan baik-baik firman di dalam jiwa kita, supaya kita dapat dikuduskan olehnya.

Bapa ibu saudara/saudari, Ketika adona sudah meragi, ia lalu dimasukkan kedalam pembakaran, begitulah ujian, penderitaan, biasanya menyertai perubahan. Namun dengan cara ini barulah orang-orang kudus pantas menjadi roti di meja Tuhan.

Demikian juga kita bapa ibu....dalam kehidupan kita. Bagaimana hidup kita ini bisa memberi dampak yang baik disekitar kita? Bagaimana supaya hidup kita ini memberi pengaruh yang baik terhadap lingkungan kita? Bagaimana kita orang-orang percaya bertahan dalam setiap ujian yang kita hadapi. Mungkin sekarang ini, ada diantara kita yang sedang mengalami berbagi pergumulan? Mempunyai banyak masalah dalam keluarga? Bapa ibu itulah proses. Bagaimana Tindakan kita orang-orang percaya menghadapi situasi tersebut? Bakalan membuat kita tetap semangat atau menyerah, maju atau mundur. Semuanya ada ditangan kita.

Bapa ibu, pribadi kita juga dapat memberi dampak yang baik terhadap orang-orang sekitar kita melalui perkataan kita, sikap kita, tingkah laku kita. Terlebih-lebih kaum Wanita nih dan terkadang juga terjadi bagi kaum pria....

Katanya kau ibu-ibu itu, harus pengeluaran kata2 minimal 

W. 1000 perhari

Dan laki2

P. 5000.

Nah kalau tidak keluar yg 10 rb kata itu, dia ngk senang. Ngk nyaman...... 

Nah itulah sebabnya para kaum ibu banyak cerita

 (menggosip) nanti ketemu ibu-ibu...(Eda kamu sudah dengar cerita ini, kemudian yang satu juga kepo... oh yah apa itu....) baru lanjut.. Eh si Anu kaya giniloh, tapi jangan kastau sama orang lain ya....

Kemudian Si B tadi jumpa sama si C.. lanjut lagi (Eda kamu dah dengar cerita ini....di jawab pula "belum apa itu" nah gini. Tapi sebenarnya ini tidak saya ceritakan sama orang, tapi hanya samamu kuceritakan ini ya, jangan kastau orang lain) begitulah seterusnya hingga sampai di telinga orang yang di gosipin tadi. Apa yang terjadi akhirnya "berantam, jamba-jambaan" hanya gara-gara "hanya samamu ku kastau ini he, jangan kastau orang lain"... akhirnya meledakkkk....

Sehingga tidak membawa dampak yang baik bagi lingkungannya. Tetapi yang terjadi dampat yang buruk...tidak menjadi berkat bagi orang lain. 

Bapa ibu, alangkah lebih baiknya jika yang kita pikirkan dan yang kita lakukan. Bagaimana supaya kita bisa mengalami pertumbuhan dalam iman? Memiliki iman yang berakar, bertumbuh dan berbuah didalam Tuhan. Dapat menjadi teladan bagi orang lain, dapat menjadi contoh bagi sesamanya. Sehingga orang-orang percaya semakin bertambah dan bertambah melalui kesaksian hidup kita. Sehingga jemaat GKPI cendana Asri juga semakin bertambah. Bangku-bangku yang kosong ini terisi, penuh. Hingga jemaat GKPI cendana Asri disuatu saat nanti menjadi resort. Menjadi gereja besar di tengah-tengah perumahan bendang ini. 

Oleh sebab itu bapa ibu, marilah kita miliki iman sebiji sesawi dan ragi. Yang ukurannya kecil namun dapat menjadi besar bila dikerjakan, ditaburkan, diberitakan kabar kebenaran itu bagi orang lain. Sehingga hidup kita memiliki iman yang bertumbuh didalam Tuhan. Bisa katakan Amin......Demikian firman Tuhan, Tuhan Yesus memberkati Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun