Angka kelahiran di Jepang merosot pada 2014,
berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan
dengan hanya 1.001.000 bayi lahir pada 2014 atau
lebih rendah 9.000 dibandingkan 2013.
Penurunan tersebut adalah keempat kalinya dalam empat tahun dan terjadi di tengah meningkatnya angka kematian. Merosotnya jumlah populasi berusia 15-65 diprediksi akan menurunkan tingkat pertumbuhan dan
pendapatan perkapita Jepang.
Uang menjadi salah satu alasan utama warga jepang memilih tidak menikah alias child free
seperti diketahui kurangnya tingkat kelahiran jadi masalah terbesar pemerintah jepang saat ini. Banyak sekolah-sekolah di jepang yang
tutup karena masalah ini. Akibat problem yang terjadi ini. pemerintah jepang memberikan tunjangan besar-besaran pada tiap warganya yang ingin menikah.
Sejak  april 2021 lalu pemerintah jepang telah memberikan tunjangan sebesar 300.000 yen atau sekitar 84 juta ke setiap pengantin baru, akan ada
tambahan 420.000 yen bila nantinya sudah memiliki keturunan. bahkan bisa bertambah 2 kali lipat jika mendapatkan anak kembar.
Bagi pasangan yang belum bisa memiliki anak, sudah disiapkan program bayi tabung dengan nominal 150.000 yen belum termasuk subsidi tambahan dari tiap daerah. Menariknya tunjangan dan fasilitas ini bisa juga dirasakan warga asing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H