Andil anak muda dalam menggoreskan sejarah bangsa tiada dua. Mereka mampu memantik api perlawanan. Perlawanan terhadap kezaliman dan kebodohan, utamanya. Narasi itu disajikan dengan aktifnya anak muda membuka ruang diskusi dan interaksi.
Semangat itulah yang diangkat Jagakarsa Kreatif. Mereka ingin nyali pemuda terus menyala untuk perubahan. Acara diskusi kreatif pun digelar. Muda Melek Politik, namanya. Sebuah acara yang membangkit nyala api perjuangan pemuda Indonesia.
Jum'at, 9 Juni 2023 adalah hari spesial bagi Jagakarsa Kreatif. Komunitas anak muda Jagakarsa yang eksis sedari 2014 itu mengadakan acara Muda Melek Politik #1 di Padureksa Caf, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Acara itu dihadiri oleh puluhan anak muda dari seantero Jakarta.
Tujuannya untuk berdiskusi sembari berinteraksi langsung dengan dengan tokoh muda di Jakarta. Pembicara pertama datang dari Budayawan Betawi sekaligus pentolan Jagakarsa Kreatif, Masykur Isnan. Pembicara kedua datang dari Ketua Forum Pemuda Penjaringan, Heru Margi Pangestu.
Kehadiran keduanya mencoba mengulas dunia politik luar dalam. Dari kepentingan hingga pengaruh politik bagi anak muda. Sajian itu membuat pemuda tak melulu menyibukkan dari dengan kesibukan sehari-hari. Namun, membuat khalayak memahami bahwa politik dan anak muda adalah dua hal yang tak bisa dilepaskan.
Penjelasan kedua pembicara terkait pemuda, politik, dan media sosial membuat ruang diskusi gegap gempita. Pemuda adalah patron penggerak perubahan, kata Heru. Sekalipun setingkat Rukun Tetangga (RT) atau Karang Taruna.
Peran mereka tak dapat dianggap remeh. Utamanya dalam kontestasi pemilu. Pengaruh suara hingga jari --dalam bermedia sosial---dapat berpengaruh bagi hajat hidup orang banyak. Usaha supaya anak muda melek politik harus menyentuh mereka.
Masykur Isnan tak mau kalah. Ia mengimbau supaya kaum muda jangan melulu diam saja melihat perkembangan politik yang ada. Boleh-boleh saja menyibukkan diri dengan kegiatan bekerja atau beribadah. Tiada yang melarang hal itu.