Narasi itu berkembang karena ruang interaksi dan diskusi mampu membuka kesadaran akan kemerdekan kaum bumiputra. Kepekaan mereka terhadap permasalahan penjajahan yang menyengsarakan kaumbumiputra jadi terasah. Buahnya muncul sebuah semangat: Perlawanan.
"Aku memberi tanda halamanhalaman yang kusetujui dan memberi catatan dibawah halamanhalaman yang tidak kusetujui. Tadinya segar dan bersih dari rak perpustakaan, jilidjilid yang berharga itu kemudian tidak lagi bersih sesudah itu."
"Ke dalam Algemeene Studiclub ini hinggaplah intellektualintellektual muda bangsa Indonesia, banyak yang baru saja kembali dari Negeri Belanda dengan ijazah kesarjanaannya yang gilanggemilang ditangan mereka. Pertukaran buahpikiran dalam bidang politik yang aktif adalah kegiatan kami yang pokok. CabangCabang dari klub belajar ini tumboh di Solo, Surabaya dan kota lainnya di Jawa," terang Bung Karno sebagaimana dikutip Cindy Adams dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2014).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H