Itulah yang mampu menggerakkan hati saya (walau bukan terlahir sebagai orang Betawi). Berkat ceritanya tentang identitas kebetawiannya, saya seakan mendapatkan energi yang mampu menguatkan niatan untuk berangkat haji.
Jangankan bagi orang Betawi era kekinian, orang Betawi tempo dulu saja kegigihannya menabung tak perlu dipertanyakan. Hal itu seperti yang diungkap Abdul Chaer dalam bukunya "Betawi Tempo Doeloe."
Ia mengungkap, "Mereka dahulu berusaha bekerja keras untuk mengumpulkan biaya itu (haji). Sedikit demi sedikit uang hasil kerja keras itu dicelengin (ditabung). Mereka -- terutama orang Betawi yang tinggal di kampung-kampung jauh dari kota -- belum mengenal Bank. Uang mereka tabung di dalam bamboo yang menjadi pager dinding rumahnya. Setelah dianggap cukup, celengan itu dibongkar."
Kalau orang Betawi tempo dulu bisa, sudah tentu saya yang hidup di era kekinian akan berucap hal yang sama. Hanya dengan berbekal pikiran, niatan dan berucap Bismillah. Insya allah selalu ada Jalan.
Daftar Naik Haji Sedini Mungkin
Berkat niatan naik haji dan juga berkat campur tangan Allah, saya dipertemukan dengan produk keren berupa Tabungan Haji Danamon dari Bank Danamon Syariah. Tak main-main, demi memanjakan nasabah, mereka telah menyiapkan dua skema Tabungan haji yaitu Rekening Tabungan Jama'ah Haji dan Tabungan Rencana Haji IB.
Rekening Tabungan Jama'ah Haji (RTJH) yang hadir dengan prinsip Wadiah (titipan), dan dipersiapkan bagi yang sudah mempunyai modal awal minimal 25 Juta Rupiah, guna dapat mendaftarkan diri ke Kementerian Agama untuk memperoleh nomor porsi via kantor cabang (Bank Danamon Syariah).
Pertama, Mudah. Hal ini karena kita bisa dicicil sampai angka 25 juta (sebagai modal awal memperoleh porsi) dengan setoran rutin bulanan di-debit otomatis dari Rekening Sumber ke Rekening Tabungan Rencana Haji iB.
Kedua, Bebas. Manfaat inilah yang paling saya sukai. Betapa tidak, karena saya dapat menentukan sendiri jangka waktu menabung dan jumlah setoran rutin bulanan. Mulai dari Rp. 300.000 sampai Rp. 5.000.000.