Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Piknik Tipis-tipis ke Goa Gudawang

21 Desember 2019   06:50 Diperbarui: 21 Desember 2019   06:52 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bersama rekan-rekan Komunitas Traveler Kompasiana (Koteka)/ dethazyo

Sadar atau tidak, nama Buitenzorg (Bogor) selalu muncul sebagai daya tarik kala berbicara alternatif wisata yang tak jauh dari ibukota (Jakarta). 

Itu semua karena saat ingin berwisata seru bersama keluarga, ada Taman Safari & Taman wisata Mekar Sari yang dapat menjadi opsi. Kala ingin berplesiran dengan muatan edukasi, ada Kebun Raya Bogor & Museum Zoologi yang siap didatangi.

Kala ingin berplesiran dengan sedikit menantang nyali, pilihannya ialah dapat menikmati sensasi menari diatas jeram Sungai Cisadane atau mencoba paragliding di Bukit Paralayang, Puncak Bogor.

Intinya, apapun tujuan Anda berwisata di Bogor, semuanya dapat terealisasi dengan seketika. Bahkan, kala Anda ingin mencari gabungan wisata seru bersama keluarga, bermuatan ilmu pengetahuan, serta sedikit menantang adrenaline sekaligus. Sudah pasti nama wisata ke komplek Goa Gudawang menjadi destinasi yang dituju.

Pada komplek gua godawang ini sungguh unik. kenapa? Karena (setidaknya) ada sekitar 12 Goa yang berada di  komplek Goa Gudawang (yang beralamat di Kota Jasinga, Desa Argapura, Cigudeg, Kabupaten Bogor). Meski begitu, Goa yang memungkin untuk dijelajahi (oleh segala lapisan usia) hanya berjumlah 3 Goa (Simenteng, Simasigit, Sipahang). 

Untuk itu, cukup alihkan perhatian kepada Goa Simenteng, Simasigit, dan Sipahang saja. kerena mengunjungi goa tersebut tak membutuhkan skill khusus sebagai sebagai seorang pejelajah Goa atau yang dikenal dengan sebutan Caver.

Cukup dengan kondisi tubuh yang prima, didamping oleh guide lokal, dan berdoa-lah menurut kepercayaan dan keyakinan masing-masing sebelum memasuki Goa (supaya berkah & selamat tentunya selama penjelajahan).

Jelajah 3 Gua Berkat Koteka

Berawal dari ajakan teman-teman yang tergabung dalam Komunitas Traveler Kompasiana (KOTEKA), yang saat itu membuka trip ke Goa (yang katanya) tempat para pertapa dari tana pasundan (Goa Gudawang). Maka, tanpa pikir panjang saya langsung menerima undangan tersebut.

didepan gerbang masuk komplek goa gudawang/ dethazyo
didepan gerbang masuk komplek goa gudawang/ dethazyo
Alasannya sederhana. Karena memang belum pernah berkunjung. Belum pernah mendengar ada wisata Goa didaerah Bogor. Serta belum pernah mengetahui serta merasakan sensasi dari tantangan yang terhidang dari tiap-tiap Goa yang ada.

Kebetulannya lagi, karena perjelajahan dihelat pada akhir pekan dan (memang) butuh saya lagi butuh berplesiran ke tempat yang sedikit beda dari biasanya. Maka dari itu, mengunjungi Goa-goa yang ada di Bogor ini, sudah tentu menjadi sarana menikmati akhir pekan, dalam rangka menelurusi nuansa nostalgia, karena sudah lama tak mencicipi aktivitas caving.

Kalau saya tak salah ingat, waktu itu saya dan teman-teman KOTEKA berangkat pada pukul 9:00 pagi dari Sarinah menggunakan elf, yang kemudian memacu kecepatan penuh untuk sesegera mungkin bisa sampai dengan cepat menuju Goa Gudawang. 

Pertanyaan terkait bagaimana kondisi jalanan?, pemandangan menuju lokasi?, macet atau tidaknya? Mohon jangan ditanyakan. 

Betapa tidak, saya sudah bergulat lebih dahulu dalam mimpi, ketimbang memperhatikan kondisi selama perjalanan. Dan saya baru terbangun dari tidur kala semua mulai bersiap-siap memasuki komplek Goa Gudawang. Sembari bergegas untuk membayar tiket masuk (yang sangat murah) yaitu kurang dari Rp. 10.000,-.

bersama rekan-rekan Komunitas Traveler Kompasiana (Koteka)/ dethazyo
bersama rekan-rekan Komunitas Traveler Kompasiana (Koteka)/ dethazyo
Bisa dibayangkan, dengan budget segitu, kita dapat menikmati teduhnya taman disekitar Goa, magisnya suasana dalam Goa (yang mulai dibuka oleh umum pada tahun 1991), dan indahnya Goa alami yang terbentuk karena proses karstifikasi bertahun-tahun (Fyi: Batu gamping pembentuk Goa Gundawang diperkirakan berusia 15 juta tahun). 

Sensasi dari 3 Goa

Supaya jelajah Goa menjadi aman dan nyaman, maka salah seorang pemuda lokal-pun, dipilih sebagai tour guide. Darinya, Gua yang namanya diambil karena disekitarnya (dahulu) banyak pohon menteng (Gua Simenteng) terpilih menjadi awalan.

penanda arah ketiga Goa/ dethazyo
penanda arah ketiga Goa/ dethazyo
Seketika saya takjub dengan kreavitas pemerintah lokal yang membuat gerbang masuk Gua berupa kepala Macan. 

Tak tahu pasti kenapa ikon macan dijadikan ikon Goa. Bisa jadi karena desainnya dipengaruhi macan prabu Siliwangi (sang penguasa tana Pasundan) zaman dahulu. Atau pemilihannya karena magisnya suasana dalam goa sehingga terwakili oleh ikon macan.

Benar tidaknya, wallahualam. Hal yang saya tahu pasti, ketika memasuki Gua Simenteng yaitu semua yang masuk ke dalamnya dibuat takjub dengan keindahan stalaktit (sekalipun didalamnya terasa pengap, lembab dan oksigen semakin sedikit).

Untungnya, saat didalam penerangan sudah cukup memadai. Adanya lampu-lampu disetiap sudut goa, sungguh memudahkan orang-orang yang datang untuk sejenak mengabadikan gambar atau video (sebagai tanda oleh-oleh dari perjalanan).

Jikalau goa Simenteng telah memiliki penerangan yang memadai. Berbeda hal bila berkunjung ke goa Simasigit yang sama sekali tak memiliki pencahayaan yang cukup.

Untuk itu, masuk ke dalamnya paling tidak tiap orang harus menyalakan senter & headlamp masing-masing. Nah, bagi Anda yang jarang olahraga, bersiaplah untuk ber-ngos-ngos-an ria, sembari dialiri derasnya keringat yang disebabkan oleh lelah, karena sirkulasi udara yang kurang memadai.

Puncak dari perjalanan menyusuri gua, ialah saat berkunjung ke Goa Sipahang yang medannya cukupnya berat. Berat karena kesana harus tracking 300 meter. Berat karena harus naik turun tangga, serta berat karena menjelajahi Goa ini para pengunjung sudah musti rasakan sempitnya ruang-ruang dari Sipahang.

berpose di mulut Goa Sipahang/ dethazyo
berpose di mulut Goa Sipahang/ dethazyo
Maka dari itu, kebanyakkan hanya menikmati Goa dari pintu gerbang saja. namun bagi yang bernyali, pantang untuk tak masuk. Paling tidak, untuk sejenak merasakan sensasi, adrenalin yang meninggi dan pengalaman yang tak mungkin didapat ditempat lain.

saat ditengah perjalanan menuju Goa Sipahang/ dethazyo
saat ditengah perjalanan menuju Goa Sipahang/ dethazyo
Setelah menjelajahi Goa ketiga. Setali dengan itu pula paripurna-lah penjelajahan mengunjungi wisata tak biasa ala Buitenzorg.

Perkara terdapat tidaknya aura mistis di goa jelas saya tak bisa berkomentar banyak. Pertama, saya tak terlalu peduli. Kedua, sekalipun konon (dahulu) goa ini selalu menjadi langganan para pendekar dari tanah pasudan untuk bertapa, tentu sudah menjadi narasi biasa-biasa saja bagi saya pribadi.

Betapa tidak, Itu disebabkan oleh paparan fakta tentang Goa yang oleh Denys Lombard (sejarawan) dalam bukunya "Taman-taman di Jawa" bertapa sering dianggap "sebagai jalan tapa brata: berpantang, hidup dalam kekurangan, berpuasa, merupakan metode yang memungkinkan orang-orang untuk bisa melampau kondisi manusia."

Terlepas dari itu, bisa berkunjung ke Buitenzorg, selalu membuat jiwa & raga bersenang-senang karena suasana tenang dan mendapatkan asupan udara segar. Hal itu mirip-mirip seperti yang diungkap oleh Alfred Russel Wallace (naturalis), melalui bukunya "Kepulauan Nusantara" kala mengunjungi Bogor kali pertama.

Ia mengungkap: "Bagi orang yang telah lama tinggal didaerah yang lebih panas, Buitenzorg menjadi daerah yang nyaman, udaranya selalu segar dan menyenangkan." Jadi, selamat berlibur kawan-kawan semuanya....

signature
signature

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun