Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Fisheries Cafe, Alasan (di Balik) Betahnya Pelancong ke Derawan

20 Desember 2019   13:40 Diperbarui: 20 Desember 2019   13:45 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menuju ruang private Fisheries Cafe/ dethazyo

Sejak mulai menyukai agenda berwisata sambil plesiran (bersenang-senang) mengunjungi ragam daerah di bumi Nusantara. Dalam hati saya, selalu ada dua nama daerah yang menjadi tempat berpulang. 

Pertama, kampung halaman saya di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Kedua, ialah Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.

Perkara pulang ke kampung halaman (Pulau Sumbawa), sudah tentu berpulang dengan alasan ingin menyambung tali silaturahmi atau menjaga tali persaudaraan dengan keluarga, teman sepermainan dan lingkungan sekitarnya.

Namun, perkara (kembali) pulang ke Pulau Derawan, sudah tentu berbicara terkait bersenang-senang menikmati bawah laut, menikmati disambut Tari Dalling, dan menikmati ragam pulau-pulau indah (mulai Derawan, Maratua, Kakaban, & Manimbora), yang menjadi surga bagi para Pelancong untuk membunuh waktu.

bersenang-senang di derawan/ dethazyo
bersenang-senang di derawan/ dethazyo

Seiring dengan seringnya kunjungan dibuat ke Pulau Derawan Seiring dengan itu pula alasan menggagumi pulau dengan luas 44,6 Ha ini, semakin hari semakin bertambah, sekalipun biaya berkunjung (bolak-balik) Jakarta -- Derawan, dapat dikatakan tak murah.

Tapi, bagi saya itu tak menjadi masalah, karena kalau dipahami lebih lanjut, upaya saya berwisata sudah pasti menjadi langkah dimana (saya) berinvestasi pada diri sendirinya. Hal yang saya ungkap pun mirip-mirip dengan apa yang pernah diutarakan oleh David Brooks dalam bukunya "Bobos In Paradise."

Ia mengungkap: "Uang Wisata kita adalah investasi modal manusiawi kita sendiri. Kita tidak hanya ingin melihat pemandangan terkenal; kita ingin lebur dalam budaya-budaya lain. Kita ingin mencoba kehidupan lain."  

Atas dasar itu, saya yang dahulu (tak jarang) buru-buru dalam menikmati keindahan Derawan, kini menjadi lebih menikmati momen dengan membuang jauh-jauh padatnya rencana. Saya yang dahulu selalu berplesiran ke Derawan dengan rombongan, kini menjadi lebih menikmati momen dengan kesendirian atau (bahkan) hanya dengan dia yang tersayang.

Saya yang dahulu memilih menginap di Pulau Derawan dengan banyak berdiam di penginapan, kini menjadi lebih menikmati momen keliling dan konkow bersama warga lokal di Fisheries Caf, yaitu sebuah cafe yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tempat saya menginap, Derawan Fisheries.

menuju ruang private Fisheries Cafe/ dethazyo
menuju ruang private Fisheries Cafe/ dethazyo

Sehingga saya tak perlu jauh-jauh mengelilingi pulau Derawan untuk dapat berjumpa dengan teman dan kuliner baru. Cukup buka pintu kamar, titip kunci di resepsionis, berjalan kaki ke gerbang masuk penginapan (Derawan Fisheries), dan disitulah saya kemudian tergoda menginjakkan kaki di Fisheries Caf.  

Mengenal Fisheries Cafe

Awalnya, saya berkunjung ke Fisheries Caf hanya untuk menuntaskan deadline pekerjaan (sebagai insan kreatif) yang sering kali tak mengenal waktu. Karena butuh internet cepat, (pada waktu itu) staff Derawan Fisheries mengarahkan saya ke cafenya, yang buka mulai pukul 10:00 pagi hingga 22.00 malam.

hangatnya suasana di Fisheries Cafe/ dethazyo
hangatnya suasana di Fisheries Cafe/ dethazyo

Kebetulan saat itu siang hari. Dari daftar menu, terpilihnya kelapa muda segar dan cemilan-cemilan sederhana sebagai stimulan agar ide-ide kreatif dapat hadir (kala itu).

Setelah 30 menit, saya merasa tak ada perubahan, sehingga waktunya saya menambah stimulan dengan memesan secangkir kopi Java Arabica. Itu karena sudah lama berhenti merokok, oleh karenanya, kopi menjadi opsi terbaik lainnya yang mampu menjadi jembatan kepada ide-ide baru.

Sembari menunggu, secara tak sengaja saya memperhatikan orang-orang yang menikmati waktu di caf ini. Seketika, entah mengapa kemudian mengingat satu paragraf dari buku yang di reka oleh Wira Negara (Stand Up Comedian), "Distilasi Alkena."

Ia mengutarakan "aku selalu heran kepada orang-orang yang suka menambahkan gula ke secangkir kopi. Sebegitu hinakan rasa pahit? Bukankah hal terbaik dari kehidupan adalah menikmati kesedihan? Ah, mereka tak biasa menikmati lara. Atau mungkin, mereka perlu bertemu senyumanmu agar tahu arti manis yang sesungguh."

sudut terbaik Fisheries Cafe/ dethazyo
sudut terbaik Fisheries Cafe/ dethazyo

Saat itu pula, saya kemudian tersenyum, dengan sesekali menyeruput segelas kopi yang baru saja datang. Baru setelah pekerjaan selesai. Saya memilih untuk sekalian memesan makan siang. Terpilihlah beragam menu seafood yang cocok disandingkan dengan nasi hangat. Mulai dari cumi bakar, ikan bakar, dan udang goreng.

Menariknya, saya bisa memilih ikan langsung dari kolam dan menimbangnya sendiri. Sensasi seperti ini jelas dan (sangat) jarang ditemukan di tempat lain.

Tak lama, kurang lebih 45 menit, semua makan pun tepat tersaji diatas meja. Ragam makanan pun cukup nikmat disantap. Ikannya yang gurih, udangnya yang renyah, serta cuminya yang nikmat, sungguh benar-benar menyatu dengan irisan bawang, cabe rawit merah  dan kecap. ajaibnya, semua dibandrol dengan harga yang cukup terjangkau.

selamat datang di Fisheries Cafe/ dethazyo
selamat datang di Fisheries Cafe/ dethazyo

Begitu kenyang, saya tak langsung balik. Beberapa warga lokal pun terlihat memanfaatkan adanya caf ini untuk menyambung tali silatuhrami. Salah seorang diantaranya pun, dengan ramah menyapa saya dan terjalinlah sebuah komunikasi yang seru terkait Derawan.

Kiranya, Itulah mengapa Fisheries Caf sangat membantu pelancong (seperti saya) dalam mengenal Derawan, orang-orangnya, kesehariannya, ramah-tamahnya, keindahannya, keunikannya dan cita rasanya.

Maka dari itu, dengan bangga saya (selalu) berucap: "Jikalau hendak ke Pulau Derawan, Janganlah lupa membunuh waktu di Derawan Fisheries Cafe."

Fyi: kerennya lagi, pengujung bisa pula melakukan reservasi terlebih dahulu jikalau menginginkan suasana yang sedikit private seperti menikmati candle light dinner dengan view lautan luas. 

Semangattt...

signature
signature

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun