Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sebelum Terlambat, Inilah Sederet Langkah untuk Sehat

10 November 2019   23:56 Diperbarui: 12 November 2019   10:22 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semasa bekerja disalah satu kantor yang berfokus membudayakan gaya hidup sehat aktif. 

Tak jarang, saya yang sehari-hari bekerja sebagai content writer (yang akrab dengan menulis materi hidup sehat), sering kali menarik minat teman-teman sepermainan dalam hal bertanya dan melontarkan pertanyaan terkait "apa langkah terbaik untuk dapat hidup sehat?"

Tak hanya sekali atau dua kali dilontar, tapi sudah sering kali didengar (baik yang bernada bercanda hingga serius), sehingga mudah saja bagi saya untuk menjawab, soalnya cukup umum dan pilihan jawabannya relatif sama. Bahkan, jika diperlukan, diri pribadi hanya tinggal berucap "coba di google saja?" 

Jikalau benar-benar dituruti sampai mencari jawaban via mesin pencari, maka jelas, ragam jawaban muncul berupa artikel versi berita A, Berita B. 

Jurnal-jurnal kesehatan muncul versi penelitian A, penelitian B, sampai-sampai jawaban yang (tak) penting dari (banyaknya) website yang cuma modal mengoptimalisasi teknik Search Engine Optimization (SEO), (alias tujuannya cuma ngotot muncul di halaman pertama mesin pencari: berguna kagak, nyusahin iya) ikut-ikutan unjuk gigi.

Bisa dipastikan, Jawabannya tak mungkin jauh seperti kebanyakkan ahli kesehatan yang menyarankan 3 hal: yaitu menjaga pola olahraga, pola istirahat, serta pola makan. 

Saat ketiganya, diadaptasi dengan baik, niscaya harapan seperti yang digemakan oleh Chairil Anwar: "ingin hidup seribu tahun lagi" kemudian menari-nari di kepala.

Mengenai jawaban diatas, tentu tak ada keraguan akan hal itu. Cuman kalau mau di-review dalam hal mencari paling baik, maka pendapat dari Viktor E. Frank dalam bukunya yang berjudul "Man's Search for Meaning" mana kala menjawab pertanyaan apa makna hidup manusia sesungguhnya, bisa dijadikan sebagai acuan.

Ia berpendapat bahwa pertanyaan tersebut bisa disamakan dengan pernyataan yang diajukan kepada juara catur terkait langkah catur yang paling baik didunia. "Tentu saja, tak ada langkah terbaik, bahkan tidak ada langkah yang baik tanpa memperhitungkan situasi permainan dan kepribadian dari lawan main kita."

Baginya, Jawaban terbaik dapat diperoleh, kala pertanyaan tentang makna hidup, kemudian dibalik. Artinya, manusia seharusnya tidak bertanya apa makna hidupnya tetapi dia harus sadar bahwa dialah yang ditanya (dengan kata lain, manusialah yang ditanyai oleh hidup). Untuk itu, jawaban yang muncul ialah dengan cara bertanggung jawablah terhadap hidup.

Benar saja, karena memang hidup itu butuh tanggung jawab. Bahkan dalam ilmu logoterapi pun menganggap sikap bertanggung jawab sebagai hakikat utama eksistensi manusia.

Oleh sebab itu, bagian bertanjung jawab dalam hidup inilah sudah sewajarnya dimajukan untuk menjadi jawaban dari segala pertanyaan terkait memaknai hidup ataupun menjadikan hidup sehat sebagai aset.

Karena sekalipun orang sudah demikian paham akan hidup sehat ialah aset terpenting dalam meraih mimpi (bahkan sudah tahu langkah-langkah untuk hidup sehat). Tetap saja, banyak orang (termasuk saya dahulu), tak begitu menjadikan sehat sebagai prioritas dalam hidup.

Rasanya, keinginan untuk dapat menjalani gaya hidup sehat masih kalah dibanding dengan ambisi mencari jati diri, sedikit berontak, mengejar cita-cita dan prestasi.

Tapi, berkat campur tangan tuhan, diri yang tak memiliki catatan bersua penyakit, lalu diuji dengan sebuah penyakit asam lambung atau bahasa kerennya gastroesophageal reflux disease (GERD) yang (sungguh) membutuhkan waktu lama pulih.

Dari situlah, pikiran kemudian bergulat sehingga mengubah mainset yang dulunya masih seperti seorang anak kecil dalam memaknai kata "jangan" yang justru sering kali diartikan sebagai "tantangan." Berubah menjadi memaknai kata "tantangan" sebagai suatu "kekuatan."

Titik Balik

alasan gagal hidup sehat/ dethazyo
alasan gagal hidup sehat/ dethazyo
Kecenderungan (saya sebagai) manusia itu selalu mencari sesuatu yang belum pernah ditemukan seperti belajar banyak hal, menantang diri dalam berkarya, memacu diri melewati batas guna menggapai mimpi dari siang dan malam tanpa henti.

Mau tak mau, dalam proses perjalanannya, seperti yang kebanyakan orang-orang ungkapkan: segalanya  terlupakan, ibadah kurang, makan sering telah (kalaupun makan, makanannya sembarang), olahraga jarang-jarang (tapi ego tetap ingin olaraga berat). 

Alhasil diingatkan oleh kondisi tubuh yang mulai drop, sebagai alarm saya akan sakit.

Kala banyak orang menyesali ketika sakit, bagi saya, hal itu nyaris tak ada. Kenapa? Karena sakitlah yang menjadi awal dari titik balik saya dalam dalam hidup, atau yang biasa dikenal masyaraka dengan kata Hijrah (dalam hal ini, hijrah berarti berpindah dari gaya hidup tak sehat, ke gaya hidup sehat aktif).

Selama sakit hampir tak ada kegiatan yang bisa dilakukan (boro-boro bisa menyusun langkah-langkah mewujudkan mimpi), ketika ingin berpikir saja mood nyaris tak ada, Sehingga dipikiran hanya menyisahkan satu kata yaitu: sembuh.

Saya kemudian sadar bahwa sebelum mimpi, cita-cita, ataupun menembus batas diri, tenyata ada satu hal yang harus didahulukan berupa mengawali segala sesuatunya dalam keadaan sehat (karena aset terpenting dalam hidup ialah sehat). 

Untuk itu, inilah langkah-langkah saya dakam mengadopsi gaya hidup sehat aktif dalam kehidupan versi saya. Cekidot...

Langkah Pertama, Ubah Mainset. Menempatkan prihal mengubah mainset sebagai awalan, jelas memiliki kesan tersendiri bagi saya. 

Hal itu diawali saat sakit, saya yang hanya menghabiskan waktu baring-baring, makan, minum obat, dan sedikit membaca buku rekaan Jalaluddin Rumi berjudul "Fihi Ma Fihi," hingga saya jatuh hati kepada salah satu asumsi beliau dalam  suatu bab yang mengulas terkait akal pikiran.

ubah mainset/ dethazyo
ubah mainset/ dethazyo
Ia mengungkap: "Akal itu seperti raja dalam tubuh. Selama anggota tubuh yang lain patuh pada akal, maka semua urusan akan berada pada jalan yang benar. Tapi jika anggota tubuh itu tidak patuh kepadanya, maka semua urusan akan rusak."

Melalui keterangan diatas-lah, saya kemudian mulai mengubah mainset (menguasai akal). Kala dahulu masih suka makan sembarang (mau fast food, makanan kaya minyak & lemak hajar). Kini, mulai mengkonsumsi makanan yang proses memasaknya (seringkali) direbus.

Kala dahulu masih suka begadang. Kini, begadang telah dikurangi, lalu tidur sudah sedemikian tepat waktu. Kala dahulu masih suka merokok sembari bekerja sebagai stimulant ide. Kini, merokok sudah tak mendapat tempat diagenda kehidupan saya saat ini.

Semuanya jelas membutuhkan sesuatu yang lebih dari semangat. Semisal adanya dukungan orang tua, lingkungan kerja, dan orang-orang terdekat. 

Bahkan, langkah inilah yang telah memotivasi beberapa teman untuk melakukan hal yang sama, dikarenakan "there no planet B," eh salah maksudnya untuk kesehatan itu "There no Plan B." Kalau sudah berkata rubah, maka rubahlah.. hehehhee..

Langkah kedua, kembalikan semangat olahraga. Hal ini dirasa penting, karena pada dasarnya olahraga adalah bermain. Dan permainan jelas selalu disukai baik oleh generasi tua - muda (Anda dan saya, bahkan kamu atau mereka), pasti menyukai adanya permainan yang mampu memancing tubuh untuk sesegera mungkin bergerak aktif.

sehat itu harus berjama'ah/ dethazyo
sehat itu harus berjama'ah/ dethazyo
Terkait jenis permainan (olahraga) yang dipilih tak perlu susah-susah. Kalau kata Eric Weiner dalam bukunya yang berjudul "The Geography of Bliss" mengungkap "Dan seperti yang dikatakan oleh Anak sepuluh tahun, permainan terbaik adalah permainan dimana semua orang bermain. Dan di mana kita bisa bermain lagi dan lagi, secara gratis."

Berdasarkan hal itu, kita menjadi paham, bahwa untuk bisa menjadi sehat itu, ya harus berjama'ah. Jadi,  Ajak teman, pilih olahraga bersama (bisa main sepak bola ataupun basket), tentukan tanggal, dan segera cari tempat yang dapat mengakomodasi hal tersebut. 

Beruntungnya, di beberapa kota besar sudah banyak mengakomodasi hal tersebut.

Langkah Ketiga, Proteksi diri. Langkah inilah yang terpenting dari seluruh langkah. Alasannya sederhana, karena sudah pernah sakit, sudah pernah merasakan tabungan dikuras karena sakit dengan kocek pribadi, serta sudah pernah bolak-balik Sumbawa (NTB) -Jakarta hanya untuk berobat, maka jelas mencari asuransi yang tepat ialah sebuah keharuskan.

kita butuh proteksi diri/ dethazyo
kita butuh proteksi diri/ dethazyo
Siapa coba yang ingin sakit? Tentu tak ada. Tapi, karena sakit bisa mengancam siapa saja dan kapan saja. Sudah pasti saya memerlukan perawatan yang berkualitas untuk bisa kembali prima supaya bisa menjalani rutinitas seperti biasa.

Untungnya, kini saya sudah membekali diri (dan keluarga) dengan asuransi tambahan dari Sun Medical Platinum (dari Sun life) yang banyak manfaatnya. Hal itu karena selain didukung oleh fasilitas jaminan asuransi di jaringan rumah sakit rekanan di seluruh dunia.

Manfaat lainnya juga banyak seperti manfaat tunai sampai Rp2,5 juta per hari disaat biaya perawatan sudah dibayar penuh oleh asuransi lain. 

Penggantian biaya perawatan dibayarkan sesuai tagihan sampai dengan Rp7,5 miliar, termasuk perawatan berbiaya besar seperti ICU, operasi, cuci darah, dan perawatan kanker. Bahkan, dapat digunakan untuk keperluan operasi rekonstruksi yang bukan hanya terjadi akibat kecelakaan (namun juga akibat penyakit kanker).

Hal yang membuat saya (semakin) tertarik dan melirik Sun Medical Platinum, tak lain karena adanya fasilitas berupa layanan pendapat medis, Layanan evakuasi medis domestik & Internasional 24 jam (dari asuransi dasar), dan dilengkapi dengan pilihan manfaat melahirkan, rawat jalan dan perawatan gigi. 

Kebanyakkan orang akan beranggapan dengan banyaknya manfaat yang diberikan, premi yang dibayarkan pastinya cukup tinggi. (sekali lagi) Kabar baiknya, Sun Medical Platinum memiliki preminya cukup terjangkau, bahkan bisa dibayar langsung satu tahun ke depan (dan dapat diperpanjang), selama sesuai dengan syarat dan ketentuan berlaku (info bisa dilihat disini). 

Pada akhirnya, agar semangat hidup sehat tetap digelorakan dalam hidup. Saya pun berpesan, apapun jenis kesibukkan Anda sehari-hari, ada baiknya untuk melindungi diri sebagai sarana pembelajaran dalam menghargai jiwa raga terlebih dahulu. Ingatlah, you only live once (YOLO), brother.| 

Referensi Buku:

Fihi Ma Fihi | Jalaluddin Rumi
Man's Search For Meaning | Viktor E. Frankl
The Geography of Bliss | Eric Weiner

signature
signature

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun