Sebagai penikmat karya cerita perjalanan dari Eric Weiner dalam mencari benih-benih kebahagiaan lewat "The Geography of Bliss," serta dalam menggali asal muasal kejeniusan via "The Geography of Genius," maka jelas karya terbarunya dalam hal merangkum perjalanan spiritual untuk mencari tuhan dari Tibet Hingga Yerusalem berbentuk "The Geography of Faith," sudah pasti menjadi sajian yang patut ditunggu-tunggu.
Alasannya sederhana, karena diri pribadi bukanlah sesosok orang yang menemukan agama, terlebih karena agama yang menemukan saya lewat lajur keturunan. Ada pun keinginan untuk mengenal agama lain, hanya berada dalam tataran keinginan semata. Kalaupun ingin bertanya kepada sesama muslim, jawaban yang didapat, pasti akan memunculkan keinginan untuk tak bertanya kembali kali kedua. dikarenakan jawaban yang didapat mirip-mirip seperti ini: "Sholat bolong-bolong, ke masjid jarang, ngaji enggak pernah, jadi ngapain pikirin agama lain?"
Beruntungnya, berkat karya dari Eric Weiner terkait perjalan mencari tuhannya ini, sedikitnya dapat membantu memberikan gambaran akan ragam agama yang ada diluaran sana. Paling tidak melalui bukunya, diri sejenak mengetahui, merasakan sensasi, melirik perbedaan, serta mencari point-point menarik dari 8 aliran kepercayaan (Sufisme, Fransiskan, Buddhisme, Raelisme, Taoisme, Wicca, Syamanisme, & Kabbalah)Â yang ditelusurinya melalui tiap lembaran buku.
Namun, disini diri pribadi takkan mengulas seluruhnya. Karena beberapa agama mayoritas seperti Sufisme, Fransiskan, Buddisme, dan Kabbalah, sudah banyak diketahui khalayak secara luas. Maka dari itu, disini akan lebih banyak mengulas aliran kepercayaan seperti Raelisme, Taoisme, Wicca dan Syamanisme.
Kenapa? Pertama, Karena pengikutnya tak begitu banyak. Kedua, Karena adanya keunikan. Ketiga, karena rasa penasaran akan seperti apa pengikut serta bagaimana mereka menyebarkan spirit dari aliran kepercayaannya. Kiranya itu saja alasan yang melatarbelakang rasa ingin tahu.
Untuk itu, mari kita awali dengan Raelisme yang banyak tumbuh dan berkembang di Las Vegas. Raelisme ini ialah sebuah aliran kepercayaan yang berbasis UFO. Alias mereka percaya bahwa mahluk hidup di bumi -- diciptakan 25.000 tahun silam oleh Elohim (ras asing yang pintar dan baik hati). Inti ajarannya ialah untuk bersenang-senang sekaligus menjadi pemuja teknologi secara ekstrem bahkan sampai menganggap sains adalah agamanya.
Agak kurang masuk akal ya? Memang! Meski begitu agama ini sudah diakui secara resmi lewat IRS (lembaga pajak Negeri Paman Sam, Amerika). Selebihnya, Anda akan memahaminya lewat pendapat Eric yang mengungkap "Entah bagaimana, Vegas dapat menjinakkan keanehan paling aneh dan menjadikannya sesuatu yang lebih masuk akal. (hlm 244)."
Setelah dari Las Vegas, Eric langsung bertandang menuju negeri tirai bambu, China, untuk menggali lebih dalam terkait aliran kepercayaan Taoisme. Bagi diri pribadi, Taoisme sendiri dipahami sebagai Chi, atau dalam bahasa China-nya untuk energi vital yang menggerakkan kita dan menyelubungi kita. Serta tentu saja tanpa Chi, kita bukanlah apa-apa.
Benar saja, Eric sendiri menganggap bahwa "Taoisme merupakan filsafat tentang tubuh, yang diekspresikan melalui latihan seperti taichi dan qi gong dan akhirnya dalam pencarian Tao akan keabadian -- bukan di Surga, melainkan disini, di bumi ini dan di tubuh ini. Hlm (292)"Â
Pelabuhan berikutnya ialah kembali ke Washinton DC dan berjumpa dengan seorang penganut Wicca. Wicca disini merupakan suatu agama yang cukup unik dan terkenal demokratis, karena setiap penganutnya sungguh diberi kebebasan untuk memiliki dewa ataupun dewi yang ingin disembah. Hebatnya lagi, kala salah satu tuhan kurang dapat mewakili keinginan, maka tuhan tersebut dapat dipecat sesegera mungkin.
Kalau ingin berucap "wow,"Â ada baiknya nanti dulu. Betapa tidak, Itu baru Wicca saja, aliran kepercayaan yang tak kalah unik lainnya bernama Syamanisme yang penjelajahan masih sekitaran Washinton DC. Kata Syamanisme Bagi diri pribadi saja sudah membawakan artian bagi mereka yang biasa disebut penyembuh, dukun, penyihir, penyulap dan peramal.
Dan ta da.. penelusuran Eric-pun senada dengan apa yang diri pribadi ungkapkan. Menurutnya para syaman percaya mereka dapat terhubung dan berkomunikasi dengan ruh binatang. Maka dari itu "Syaman adalah perantara, pengembara, yang menjelajahi konsep tatanan tak terlihat. Hlm 379"
Meski begitu, secara akal sehat, Syamanisme ini sesungguhnya bukan-lah suatu aliran kepercayaan. Terlebih mereka hanya menyerupai praktik spiritual, dan metodologi semata. Karena jelas mereka bukan dewa atau ruh, karena mereka hanya memiliki kemampuan berkomunikasi ke dunia lain saja.
Lantas bagaimana dengan aliran kepercayaan lainnya? Rasanya kurang elok jika dibahas seluruhnya, apalagi sisanya adalah agama mayoritas yang sedikit banyak, beberapa bagiannya sudah dan telah diketahui khalayak secara luas (alasan biar penasaran hehehee).
Kembali lagi ke bukunya, menurut pengamatan, Secara keseluruhan sangat baik, bahkan bila perlu diri pribadi sungguh berterima kasih kepada Eric Weiner yang telah melakukan perjalanan yang mengispirasi. Sehingga kita menjadi tahu, sedikit paham, dan sedikit mengerti akan adanya ragam agama, selain agama mayoritas seperti Buddha, Kristen, Islam, & Hindu.
Dalam agama saya sendiri, Eric sudah menuliskan perjalanannya berjumpa dengan sufisme (salah satu aliran di Islam) diawal-awal buku. Perjalan tersebut membuatnya memahami salah satu inti dari islam, melalui yang diungkap oleh Rumi seperti "Tutuplah pintu telinga dan matamu, dan lihatlah ke dalam. Jangan lakukan apapun, hanya menyerah, dan kami menyebutnya islam, berserah diri."
Maka jelas, rasa bangga kemudian hadir dalam diri, yang karena membaca bukunya ini, rasa cinta akan Islam malah semakin menjadi-jadi berkatnya. Hal itu seperti menikmati salah satu dialog dalam film La Dolce Vita karya Fellini: "Dia yang mencari tuhan, menemukan-NYA di tempat yang diinginkannya." Semangatt...Â
 Detail
Judul Buku: The Geography of Faith
Penulis: Eric Weiner
Terbit & Cetakan: Cetakan ke-2, Maret 2017
Penerbit: Qanita (PT. Mizan Pustaka)
Jumlah Halaman: 497
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H