Dia seakan-akan menjadi simbol utama kekuatan melawan kolonial, nasionalisme Indonesia, serta kepercayaan dan identitas islam (by the way, Erberveld beragama islam). Sekalipun monument ini kurang dikenal, sampai-sampai mayoritas masyarakat Jakarta, banyak yang tak paham makna akan monumen selain keseraman dibalik tengkorak tertancap tombak.
Tetapi, dengan dibangunnya kembali monumen ini oleh negara pada pemerintahan orde baru patut patut diapresiasi, apa lagi kalau bukan pemerintah ingin menunjukkan bahwa monumen ini memang memiliki makna yang mewakili semangat seluruh bangsa Indonesia dengan segenap hati menuju gerbang kemerdekaan Indonesia.
Besar harapan melalui tulisan ini, salah satu atraksi wisata yang ada di Museum Taman Prasasti dapat lestari dan mashyur layaknya kisah-kisah heroik lain, semisal Si Pitung, Untung Suropati, ataupun Pangeran Diponegoro.Â
Untuk itu, tetap ingat pesan Bung Karno, JAS MERAH (Jangan Sekali-kali meninggalkan sejarah). Dan biarkan sihir Erberveld memberikan kita semangat untuk dapat berjuang menjalani kehidupan lebih baik yaitu memperoleh KEBEBASAN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H