Sesuatu yang menarik dan menjadi point penting dari Film ini ialah bahwa untuk memenuhi hasrat jalan-jalannya, ia memiliki alur tersendiri. Trinity harus Travelling, kemudian menulis di website pribadi, dari tulisan yang disebar di jagat media, akhirnya ia mendapat dana segar, dan dana tersebut digunakan kembali untuk membiayai perjalanan berikutnya. Sangat khas dengan gaya travelling para Travel Writer kondang yang banyak muncul belakangan ini, bukan?
Saya pun melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan, tetapi dengan alur yang sedikit berbeda (jalan-jalan, menulis, ikut lomba, dan dapat hadiah trip gratis), begitu terus alurnya sampai Spongebob hidup di darat. Hahahhaa..
Melalui sepenggal kisah film TTNT, anggapan jalan-jalan itu mahal dan membutuhkan banyak biaya (realitanya memang begitu), dapat disiasati hanya dengan keyakinan ‘menulis itu ibarat doa dan alam semesta akan mengamininya.’ Jadi, apa pula yang ditunggu, segera buat bucket list, petakan satu demi satu, dan berjuang untuk meraih kesempatan mengunjungi tempat-tempat eksotis yang menjadi impian sedari dulu.
Perkara masalah percintaan ala Trinity dan Paul (Hamish Daud) yang dipertemukan di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, kek mana pula? Jawabannya BODO AMAT, hanya sekedar menjadi pemanis belaka, ‘layaknya menikmati secangkir kopi, kita lebih butuh gairah yang dimunculkan oleh kafein-nya, bukan pada rasa manis gula.’ Right?
Guna memuaskan gairah, silahkan cek trailers-nya dibawah ini. Jika kurang, silahkan berkunjung langsung ke bioskop untuk menonton seluruh cerita dari film TTNT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H