Mendengar kabar Tommy Alden Page (Tommy Page) meninggal dunia pada jum’at (3/3/2017) dengan cara tragis (bunuh diri), sungguh meninggalkan luka yang cukup dalam bagi para penggemarnya baik di dunia, khususnya di Indonesia sendiri.
Meski Pria kelahiran New Jersey, Amerika Serikat, Tersebut kini telah menambah daftar panjang penyanyi yang mengakhiri hidupnya lewat cara bunuh diri, sosoknya tetap dikenang hingga kini di tanah air. Betapa tidak, tercatat 4 kali sudah Ia menginjakkan kaki ke Indonesia, mulai dari tahun 1999, 2013, 2015, dan tahun lalu 2016. Hal tersebut sedikit membuktikan ucapannya yang mengganggap Indonesia sebagai rumah keduanya.
Terlepas dari apapun alasan pria yang pernah memuncaki tangga lagu Billboard Hot 100 pada april 1990 dengan tembang “I’ll Be Your Everything.” Bagi diri pribadi, sosoknya memang tiada dua, mengingat saya saja yang ber-status sebagai generasi 2000-an, masih dapat menikmati lagu demi lagu dari salah satu legenda musik pop dunia satu ini.
Awal perkenalan saya dengan Tommy Page, bermula dari karier saya sebagai jurnalis di salah satu majalah lifestyle ibukota. Kala itu, semua reporter telah kebagian jadwal liputan, dan tersisa lah saya sebagai satu-satunya orang yang sudah mengelesaikan seluruh deadline liputan.
Padahal saat itu saya selalu menolak hadir ketika ada konser dari musisi jaman dulu alias jadul, terutama di lajur genre musik pop, baik luar maupun dalam negeri. Namun, apalah daya, karena sudah tugas, sudah mengemban status sebagai jurnalis, mau tak mau, kaki langsung melangkahkan menuju Ballroom, Kuningan City untuk meliput konser kali ketiga kunjungan Tommy Page ke Indonesia yang bertajuk ‘Up Close and Personal Concert” (29/6/2015).
Tepat pukul 20:00 WIB, saya sudah berada di venue acara, tampak rata-rata yang hadir bukan berasal dari generasi saya (kala itu masih dalam kategori umur 20-an), mereka yang datang rata-rata telah berumur 30-an, 40-an, hingga 50-an. Dalam artian, penonton yang hadir telah hidup bersama dengan lagu-lagu dari Tommy Page dari album pertama hingga ke delapan.
Semua tiket yang tersedia dari rate termurah hingga termahal tampaknya ludes terjual. Hal itu dibuktikan dengan tak ada bangku kosong selama konser berlangsung. Sambutan meriah langsung diutarakan oleh penonton saat konser di buka dengan penampilan dari Angel Pieter, hingga waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Penyanyi yang saat itu berusia 45 tahun muncul dengan gagah dalam balutan jas putih. Ia langsung menyapa penonton ‘saya senang bisa kembali ke Jakarta.’Ucapannya langsung disambut dengan teriakkan seisi ruangan dalam euphoria kebahagiaan.
Momentum menarik tercipta saat Page berjalan menuju arah penonton, mencoba lebih dekat bersentuhan dengan parafans. Sesuatu yang menarik lainnya ialah saat ia membawakan lagu “Painting In My Mind”, disitu Page mencoba memamerkanskill memainkan jemarinya menyentuhtuts piano sembari bernyanyi.
Terhitung 2 jam Page memukau penggemar malam itu, termasuk saya pribadi. Meski saya bukan salah satu atau termasuk orang yang hidup dengan karya-karya dari Page semasa remaja, atas karya dan dedikasinya di dunia musik dunia, maka apresiasi yang tinggi patut diberikan kepadanya. Kini, Ia telah tiada, namun, satu hal yang pasti, karya-karyanya akan tetap abadi. Selamat Jalan Tommy Page.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H