Adakah yang lebih indah dari semua iniÂ
Rumah mungil dan cerita cinta yang megahÂ
Bermandi cahaya di padang bintangÂ
Aku bahagia.
Sepenggal lagu ‘Tentang Rumahku’ dari band bergenre folk asal Bali, Dialog Dini Hari, sedikit memberikan gambaran sederhana akan kebanggaan memiliki rumah (hunian) beserta isinya. Hal tersebutlah yang mengingatkan diri pribadi akan sesosok gubernur jenderal Hindia Belanda, Thomas Stamford Raffles (1811-1816), ketika kali pertama mengemban jabatan sebagai orang nomor satu di Jawa. Ia justru mementingkan memilih hunian terlebih dahulu di Buitenzorg (Istana Bogor) dibanding melakukan hal lainnya.
Saya pun takjub, sekelas gubernur jenderal saja lebih mementingkan hunian di mana dia hidup sehari-hari, sebelum merumuskan ragam hal lainnya yang nyatanya lebih penting. Tindakan tersebut sungguh patut dipuji karena dari rumahlah ide-ide pembaru itu lahir, keputusan-keputusan penting itu dibuat, serta dari rumahlah ragam cerita kebersamaan yang dibalut dengan kehangatan itu tercipta.
Membahas hunian yang menurut Raffles saat itu cukup berkualitas, tentunya cukup menarik hati dan mampu memaksa diri membuka kembali lembaran-lembaran sejarah yang tertuang dalam buku tentang sosoknya, dengan sedikit mencoba membandingkan keinginan masyarakat yang hidup di era modern seperti saat ini, yang sama-sama memiliki mimpi untuk dapat merasakan hunian yang berbalut kenyamanan, keamaan, dan lokasi yang strategis.
Namun apalah daya, perkembangan zaman mulai dari Raflles pertama kali menginjakkan kaki di Batavia pada 4 Agustus 1811, melalui Pelabuhan Cilincing hingga sekarang, pertumbuhan penduduk semakin masif yang mengakibatkan hunian semakin terbatas. Itulah mengapa hunian secara vertikal adalah opsi tepat bagi kaum urban.
Sekalipun hunian tersebut tak menyerupai rumah putih besar (Buitenzorg) dengan tiang-tiang neo-klasik, Apartemen Branz BSD muncul sebagai jawaban dari kebutuhan kaum urban untuk tinggal di dalam hunian eksklusif serbaada dengan kualitas premium, yang berada tepat di jantung BSD City, Tangerang Selatan, Banten.
Andaikata Raffles masih eksis hingga kini, kiranya Branz BSD akan menarik hatinya untuk tinggal di hunian berkualitas dari Tokyu Land Corporation yang dikenal sebagai develover berkualitas dari Jepang. Tak hanya itu, desain bangunan yang merupakan hasil kolaborasi dengan Nikken Sekkei Japan (Firma arsitektur terbesar di Jepang) akan membuat siapa saja menjadi takjub akan bangunan dengan sentuhan modern dan minimalis ala Jepang.
Setiap keluarga yang nantinya tinggal di unit akan diberi kemudahan untuk akses lift hanya dengan fingerprint dan parkir untuk dua mobil. Masalah keamaan di unit bagaimana? Tenang saja, sangat aman karena adanya triple safety door system dari MIWA.
Kalaupun ada orang yang ingin memalsukan kunci unit, dirasa tak mungkin, apalagi didatangi ialah abang-abang tukang kunci di pinggir jalan. Tentu tak ada celah untuk hal tersebut, terlebih dimple key dibuat dengan menggunakan pasak cakram putar dua arah yang berarti tersedia 100 miliar kombinasi kunci.Â
Berdasarkan keseluruhan fasilitas tersebut, saya pribadi pun yakin bahwa Olivia Raffles akan berucap kalimat yang sama terkait Branz BSD, seperti kekaguman yang pernah diungkapnya akan Buitenzorg.‘Aku akan selalu mengingat hari-hari bahagia yang dilewati di tempat manis ini.’
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H