Trend martabak kekinian yang menawarkan ragam inovasi telah menarik perhatian pasar anak muda satu tahun belakangan. Munculnya booth-booth martabak dengan nama yang unik serta diikuti dengan keunikan lainnya, membuat godaan dari para penjual martabak Bangka dengan gerobak sederhana dipinggir jalan, tak lagi menarik perhatian.
Hal tersebut tak pelak menyisahkan masalah, untuk menikmati se-porsi martabak dengan ragam topping pilihan membuat harga yang dipatok, tak jarang menyentuh angka ratusan ribu. Meski sebuah inovasi sudah selayaknya dibayar mahal, tapi faktor mahalnya harga membuat kebanyakkan orang berpikir kembali untuk membeli, kalau tak ada acara besar, semisal perayaan ulang tahun, kelulusan, atau rapat mingguan.
Menjawab hal itu, Martabak Gahar akhirnya muncul, tak hanya mengedepankan inovasi rasa tetapi turut diikuti dengan harga yang relatif terjangkau. Satu porsi martabak, baik telur ataupun manis hanya berkisar 25 – 75 ribu saja. Varian rasa juga beragam mulai dari martabak telur (Rendang Minang, Seafood, & Daging) serta martabak manis (Keju Coklat Susu, Beng2, Pisang Coklat Keju, Ovomaltine, Thailand Style, dan lainnya).
Tak lengkap jika hanya berbicara, maka jelas opsi yang ada ialah mencoba sensasi kenikmatan dari martabak. Pilihan akhirnya jatuh pada martabak telur (Rendang Minang) & Martabak Manis (Martabak Beng2) dengan balutan tepung kulit kering renyah.
Dengan 2 varian rasa yang terpesan, martabak tersebut menjadi teman setia dalam mengerjakan deadline tugas yang sedang menumpuk. Kerja tanpa ngemil? Hmm,rasanya ada yang kurang, apalagi mengemil saat kerja dapat dikatakan ritual yang sangat membantu produktivitas kerja, baik dalam hal menjaring ide-ide kreatif.
Kenapa Harus Gahar?
Beruntung pemilik dari Martabak Gahar, Agung Prabowo (24) berada dilokasi. Langsung saja pertanyaan tersebut dilontarkan. Ia menuturkan, bahwa peluang bisnis justru dari nama “Gahar” karena melihat realita booth-booth martabak sekarang yang menjajahkan dagangannya dengan harga yang mahal. Untuk itu, ia menjadi termotivasi untuk menciptakan hal yang berbeda.
‘Kita mau jadiin si gahar ini sebagai martabak yang galak secara rasa, tapi enggak mahal’ ungkap Agung sembari tersenyum.