Sebelum nama Raja Ampat muncul sebagai destinasi dengan label taman laut terindah di Indonesia, nama Bunaken lah yang terdahulu menyihir wisatawan lokal & asing untuk sekedar menikmati, sekedar mencoba, sekedar mencari sembari menyelami keindahan tersembunyi taman laut yang mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia pada tahun 2005.
Bagi diri pribadi nama Bunaken bukan lah hal yang asing ditelinga, ingatan sewaktu kecil akan oleh-oleh dari sang ayah berupa baju bertuliskan nama Bunaken. Baju tersebut tampak berkesan, karena cerita demi cerita yang dituturkan oleh beliau akan keindahan bawah laut Bunaken langsung diserap oleh akal pikiran, hingga berbuah mimpi. ‘Suatu saat langkah kaki akan melangkah ke tempat dimana 13 jenis terumbu karang & 91 jenis ikan itu tumbuh dan berkembang.’
Dan kini tepat di usia yang baru menginjak 24 tahun, diri pribadi telah membuktikan bahwa kekuatan mimpi itu ada. Kini jiwa dan raga benar-benar berada di Bunaken, euforia kebahagiaan nyaris tak dapat diungkap kata-kata, tetapi bingkai senyuman lebar mengisyaratkan kebahagiaan telah mewarnai perjalanan menuju Pelabuhan Raung.
Smile on my face/ dethazyo
Ketika mendapat tempat di dalam
speed boat, dalam perjalanan menyebrang dari
Manado menuju ke sisi timur pulau
bunaken, pemandangan yang tersaji begitu indah, mengabadikan saja melalui lensa kamera tentu tak cukup, harusnya ada sesuatu hal yang berkesan yang dapat dicerna dari tempat ini. Belum lama berpikir, 40 menit perjalanan menyebrangi lautan telah sampai, speed boat yang ditumpangi tak mampu mencium langsung bibir pantai, laut yang telah surut menjadi alasan, batu karang terlihat jelas saat di pandang, jika dipaksakan, maka pasti
speed boat dapat dilanda kerusakan yang serius.
Tempat yang dipilih sebagai tempat mengistirahat raga bernama Daniel’s Resort, meski hanya satu malam menginap, tempat ini cukup menarik guna menikmati kebersamaan. Beristirahat sebentar sebelum melakukan aktivitas menyelam dapat dikatakan opsi yang tepat. Segala bentuk peralatan dokumentasi telah disiapkan sembari menyiapkan badan meluncur ke kasur yang empuk.
Menyerap Keindahan yang Tak Maksimal di Alung Banua
spot diving alungbanua/ kak prue
Mengetahui diri pribadi akan menyelami keindahan bawah laut Bunaken via spot Alung Banua merupakan sebuah kejutan, pikiran sedari awal perjalanan hanya mendapatkan fasilitas berupa snorkeling saja, ternyata
intro diving masuk dalam
list pamungkas selama menjelajahi Sulawesi Utara, dan hal ini menjadi pengalaman nyelam kali kelima dalam rangka menikmati alam bawah laut nusantara.
bersiap menyelami kehidupan, eh taman laut hehee/ dethazyo
Speed Boat langsung membawa kami menuju spot tersebut. Ditengah perjalanan sebelum memulai penyelaman, ritual wajib berupa pengenalan alat-alat selam yang digunakan membuat peserta yang semangatnya telah terbakar sedari awal, semakin menjadi-jadi. Bagi sebagian peserta, diving di Alung Banua menjadi kali pertama aktivitas diving dilakonkan. Sebagiannya lagi yang telah memperoleh jam terbang tinggi dalam mengekplorasi keindahan bawah laut ikut pula larut dalam penjelasan dive master.
mencari kenyamanan/ dethazyo
Menariknya, peserta yang telah paham, membantu yang lainnya dalam mengenal fungsi alat. Hal tersebut membuat kebanggaan muncul ke permukaan, bangga bisa menjadi salah satu bagian dari super journey.
Waktu menunjukkan pukul 4:00 sore, para peserta diving satu persatu mulai meninggalkan kapal untuk mengekplorasi bawah laut. Namun tidak bagi diri pribadi, kondisi sore hari dengan angin yang mampu menciptakan ombak-ombak kecil ditengah lautan, membuat langkah spontan mencoba tingkat dingin dalam laut dengan free dive terdahulu, sebagai sebuah syarat. Tenyata suhu dibawah laut cukup dingin untuk di nikmati. Beralasan hal tersebut maka tindakan pencegahan berupa tak ikut ke dalam aktivitas diving menjadi pilihan satu-satunya, karena telah mengetahui kemampuan tubuh tak cukup kuat menahan dinginnya suhu bawah laut, sekalipun menggunakan wetsuit.
hal yang sempat terekam/ kak prue
ikan pun bermain/ kak prue
sejenak menanti senja/ dethazyo
Meski begitu, penyesalan nyaris tak terlihat di wajah, mengabadikan moment diving peserta lainnya dari atas kapal menjadi opsi lainnya. Kado lainnya pun didapat berupa dapat menikmati moment senja diatas kapal sambil menanti peserta lainnya selesai merekam jejak bermain bersama ikan yang bersembunyi dibalik karang.
CONTACT
For assistance, contact: info@indonesiaexpeditions.com
Baca Juga Cerita Lainnya:
Kali Pertama Menjajal Tebing Kilo Tiga
Menari diatas Jeram Sungai Nimanga
Menggapai Kebahagiaan di Puncak Mahawu
@dethazyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya