Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menari di Atas Jeram Sungai Nimanga

24 Mei 2016   01:58 Diperbarui: 24 Mei 2016   02:16 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Derasnya aliran sungai Nimanga, Desa Timbukar, Minahasa, Sulawesi Utara, memang tiada dua. Sembari menikmati candu dari adrenalin yang terkumpul. Kedua bola mata dibuat tak berdaya menikmati rangkaian pemandangan yang tersaji. Mulai dari tebing yang tinggi, pepohonan yang rindang hingga barisan batu-batuan disekitar sungai..

“15 orang, 9 Kilometer, 3 perahu karet, 2 jam & 1 Cerita”

Statistik diatas sedikit menjadi awalan dan akhiran terkait aktivitas rafting yang terekam. Setelah dibuat penasaran dengan aktivitas Rock Climbing di Desa Kilometer tiga (kilo 3), kini elf yang ditumpangi segera menuju titik awal perjumpaan untuk aktivitas rafting.

Keberuntungan nampaknya berada di pihak kita, sampai ke tujuan tepat waktu merupakan salah satunya. Sehingga langkah bisa dengan segera bergegas menuju meja bundar, mengisi perut terlebih dahulu sebelum dilanda kelaparan. Kenapa begitu, jawabannya sederhana, karena rafting merupakan aktivitas yang mampu membakar kalori dengan jumlah yang banyak, dan dari hasil pembakaran makanan yang dicerna akan diubah menjadi energi. (semacam info bagi orang-orang yang dilanda obesitas) hahahaha.

dan ada yang tersangkut/ dethazyo
dan ada yang tersangkut/ dethazyo
Meski di pulau Jawa hampir setiap sungai telah dijadikan ajang berburu adrenalin dengan operator rafting yang beragam, berbeda hal ketika berada di sungai Nimanga, desa Timbukar, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Operator penyelenggara kegiatan arum jeram dapat dihitung dengan jari.

Tingkat sungai yang menyentuh grade 4, tak membuat semangat patah ditengah jalan, bisikan-bisikan akan kekalahan sudah tak terdengar lagi. Life vest, helmet, dan dayung telah berada di tangan. Sebagai pembuka setelah semua telah terpasang dengan gagah, empunya rafting pun turun langsung memberikan arahan berupa tips & trick melawan jeram dalam balutan pesan ‘safety first.’

empunya rafting memberikan instruksi/ dethazyo
empunya rafting memberikan instruksi/ dethazyo
bersiap memacu adrenaline/ dethazyo
bersiap memacu adrenaline/ dethazyo
Debit air yang berlebih membuat laju dari perahu karet yang kami tumpangi dapat melaju dengan lancar, dan langsung pada jeram pertama ritual dayung maju dan mundur langsung diperagakan sesuai instruksi dari skipper.

Jeram-jeram ditempat ini pun diberi nama yang unik, ada yang bernama jeram Good Bye!, Superman, Tornado hingga Golden Gate. Setiap jeram memiliki karakteristik dan sensasi yang berbeda-beda ketika dilalui. Jeram yang paling melekat dihati, tak lain jeram Superman, perahu yang ditumpangi seakaan terbang layaknya manusia super yang belum lama ini menghiasi etalase hampir seluruh bioskop di Indonesia. Namun sayang tak ada nama rekan seperjuangannya, Batman, ditempat ini. Karena kelelawar hanya mengisi penuh meja makan masyarakat sekitar dengan nama ‘paniki.’

menanti tetes demi tetes cap tikus/ dethazyo
menanti tetes demi tetes cap tikus/ dethazyo
Tepat ditengah perjalanan, kami yang sedari tadi bertarung dengan jeram, diajak oleh skipper melihat langsung pembuatan minuman khas Sulawesi Utara, Cap Tikus, Minuman yang populer dengan istilah CT ini, sejak dulu telah populer di kalangan petani Minahasa. Bagi mereka minuman tersebut bukanlah minuman keras, setiap satu seloki minuman yang dikonsumsi berarti satu semangat telah bertambah, begitu juga dengan seloki berikutnya.

Hujan deras mengiringi langkah saat meneruskan kembali perjalanan, rintik-rintik hujan yang jatuh membawa artian dinginnya udara bersiap menyerang tubuh, tak mau hal tersebut menghampiri, dayung maju serentak menjadi aba-aba yang sering terdengar disisa perjalanan. Momentum stop kali kedua  pun dimanfaatkan dengan maksimal oleh seluruh peserta, tebing yang memiliki tinggi ± 5 meter menjadi tempat dimana ajang lompat-lompatan secara bergantian dilakonkan.

dayung majuuuu/ dethazyo
dayung majuuuu/ dethazyo
Semacam selebrasi kemangan, atau kepuasan bisa menginjakkan kaki di kota dengan filosofi hidup Si tou timou tumou tou(Manusia baru dapat disebut manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia). Jalur finish pun telah dilalui meski adrenalin berada di posisi tertinggi. Sembari diselimuti hujan, duduk dalam mobil bak terbuka melenggangkan keinginan untuk sekedar berbagi cerita keseruan versi masing-masing, dan aktivitas kali ini ditutup dengan menyatap pisang goreng dengan cocolan sambal roa yang nikmat tiada dua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun