Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Midnight Mood Booster

24 Februari 2013   15:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:46 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13617185341186408366

[caption id="attachment_229003" align="aligncenter" width="553" caption="ilustrasi by @dethazyo"][/caption] If the passion is a secret weapon, so, midnight is the way to have some passion.. Satu hari normalnya berjalan 24 jam, bermula dari dini hari hingga menjelang dini hari, tidak semua jam dapat membangkitkan mood seketika. Bagi setiap orang, dalam satu hari memiliki waktu favorit tertentu. Sebagai contoh,Marcello Tahitoeseorang penyanyi kenamaan tanah air atau yang lebih akrab disapaEllo, memilih 14:20 sebagai waktu favoritnya. Alasannya cukup masuk akal, pas jam segitu cuacanya cukup cerah untuk beraktifitas. BedaEllobeda juga orang lain, atas nama konsepsi, manusia memiliki konsepsi tersendiri terkait waktu favoritnya, ada yang milih pagi hari, malam hari, sore hari hingga dini hari. Sesuatu yang menarik dari pembahasan ini, kita berbicara secara universal waktu favorit bagi mahasiswa. Bukan mahasiswa namanya kalau tidak pernah mengerjakan tugas hingga pagi menjelang. Tugas dengan tingkatan mudah, ringan, hingga sulit sekalipun menjadi makanan sehari-hari para pemburu gelar (aka Mahasiswa) pada dini hari. Gejalainsomniatidak dapat menjadi momok yang menakutkan bagi mereka. Goresan pena terus saja menggoreskan tinta pada sebuah kertas putih tanpa henti, waktu saja dapat diabaikan apalagi gonggongan anjing yang berganti dengan ayam berkokok. Dalam bayangan mereka jelas, dosen lebih menakutkan dari padainsomnia. Bagi yang setuju angkat tangan..hahaha Itulah dunia mahasiswa, tugas selalu menghiasi setiap harinya, namun pandangan initentantivesifatnya. Bisa iya maupun bisa tidak. Adapun sindiran yang sering dilontarkan“Tuhan saja tidak memberikan cobaan diluar batas, tetapi dosen selalu memberikan tugas diluar kemampuan manusia.”Sindiran yang wajar ketika dihadapkan dengan realita kekinian. Jika tidak yakin dengan asumsi ini, anda dapat bertanya pada mahasiswa yang berada dilingkungan anda. Ketika tugas berhasil dikerjakan, barulah problem yang sebenarnya hadir. Kebiasaan menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas hingga dini hari sangat berdampak dikemudian hari. Akibatnyainsomniasering melanda. Nah, karena kondisi tersebut tidak heran banyak mahasiswa lambat laun mulai menyukai waktu pada dini hari. Sebagiannya memanfaatkan moment ini sebagai sarana ide-ide kreatif berterbangan untuk membuat sebuah karya pribadi. Untuk produktifitas dalam hal menulis, waktu produktif kebanyakan dihabiskan pada dini hari. Penulis dunia sepertiEudora Welty, Mary O’hara,hinggaEdna Ferberperaih hadiah pulitzer tahun 1924 milih dini hari untuk menyusun karyanya. Berusaha bijak memaknai bahwasanya setiap hal yang dilakukan tidak luput dari namanya baik dan buruk. Dan cara terbaik untuk menikmatinya yaitu dengan mengambil sisi positifnya. Buruknya boleh disimpan.If you want to be free stand up for midnight... The Power of Kepepet Tidak lengkap rasanya jika membahas dini hari tanpa mengungkapkan alasan utama banyak orang yang memilih dini hari menjadi waktu favoritnya.The power of kepepet, kita biasa menyebutnya. Kondisi dimana seseorang selalu memepetkan dirinya dengandeadlinetugas ataupun pekerjaan. Berpikir secara jernih, bahwa tidak ada penelitian secara akademis mengatakan bahwa waktu mepet mampu membuat seseorang, apalagi berstatus mahasiswa mengerjakan sekaligus tugas dalam satu hari. Katakan lah tugas telah diberikan satu minggu yang lalu, tugasnya besok dikumpulkan. Tebak, banyak, banyak yang memilih mengerjakan tugas disaat-saat krusial (hari akhir tugas). Tidak jarang kerena tugas yang menumpuk, waktu yang dihabiskan bisa dari siang hingga dini hari menjelang. Hal yang aneh demi sebuah tugas yang berdurasi satu minggu hanya dikerjakan satu hari, bukan? Dalam hal ini, Ronny Furqony seorang ahli Neuro Linguistic Programing di Indonesia, dalam majalah VOICE+, mengatakan, “orang sukses biasanya mampu memanfaatkan prinsip thepower of kepepetitu dengan cara memepetkan dirinya terhadap target dan jadwal , sehingga mereka mendapatkan hasil yang optimal.” Melalui cara ini, otomatis waktu yang dihabiskan tidak hanya sejam atau dua jam, bisa saja lebih hingga menjelang dini hari bahkan tidak sedikit yang memilih untuk tidak tidur demi tugas yang menumpuk. Adrenaline yang terpacu karena terkejar deadline, mampu membuat semangat menjadi dua kali lipat daripada biasanya. Bukannya menganjurkan kepada anda untuk mencoba. Namun jika tertarik silakan mencoba. Hidup ini penuh dengan resiko,so, take the risk now, because passion have a risk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun